RI Bidik Afrika Jadi Pasar Ekspor
Indonesia proyeksikan nilai ekspor pada tahun 2023 tumbuh sebesar 12,8%
JAKARTA, NusaBali
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan bisa merambah pasar Afrika untuk tujuan ekspor Indonesia tahun ini. Hal tersebut disampaikan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat kabinet terbatas di Istana Negara Jakarta, Rabu (11/1).
Airlangga mengatakan meski pertumbuhan ekspor RI terus meningkat, namun, pemerintah tidak berpuas diri mengingat beberapa negara tengah mengalami kesulitan sehingga ada yang mengurangi impor dari Indonesia.
"Tadi bahwa presiden sudah mendorong pasar non tradisional seperti di Afrika juga untuk dibuat dan dikejar, terutama melalui di Pantai Timur, melalui Nigeria. Lalu di Pantai Barat itu Kenya," ujar Airlangga seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Ia juga mengatakan pemerintah akan mendorong Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) agar bisa segera mendukung pelaksanaan kegiatan pembiayaan ekspor nasional. Selain itu, pemerintah juga akan mendorong komoditas lain untuk ekspor.
Pemerintah Indonesia sendiri memproyeksikan nilai ekspor pada tahun 2023 tumbuh sebesar 12,8 persen. Angka itu memang melambat dibandingkan pertumbuhan ekspor 2022 yang mencapai 29,8 persen, tetapi menurut Menko Perekonomian proyeksi itu ditetapkan dengan asumsi nilai basis yang sudah tinggi.
"Kita memproyeksikan pertumbuhan ekspor tahun ini melambat daripada tahun lalu, karena basisnya sudah naik tinggi," kata Menko Airlangga Hartarto seusai mengikuti Rapat Terbatas tentang Ekspor dan Investasi yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sementara untuk impor 2023 diproyeksikan naik sebesar 14,9 persen setelah tumbuh 29,4 persen pada 2022.
Menko Airlangga Hartarto menjelaskan perlambatan tersebut tidak lepas dari pengamatan perkembangan perekonomian global yang diproyeksikan pertumbuhannya menurun.
"Kita lihat beberapa pertumbuhan (ekonomi) akan juga ada perbaikan terutama di China di region ini, dan Indonesia juga masih diproyeksikan positif," kata Menko Airlangga.
Pasalnya Indonesia termasuk dalam sejumlah negara dengan tingkat resiliensi karena ketergantungan dengan ekspornya relatif rendah ataupun berkontribusi kurang dari 50 persen.
Sebelumnya, Jokowi juga telah memerintahkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan misi dagang keliling dunia untuk menyerbu pasar potensial serta menyaingi China, Thailand, dan Vietnam. Zulkifli menyebut ada tiga kawasan pasar potensial yang akan disasar Indonesia yaitu Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.
Menurutnya, ini adalah langkah antisipasi di saat target pasar tradisional Indonesia di Barat melemah. Zulkifli menegaskan, Kemendag bakal mengembangkan potensi pasar non-tradisional dengan membuat 'jalan tol' agar tidak ada hambatan.
"Dengan (negara) luar kita buka pasar baru. Misi dagang sebulan tiga kali, saya nanti akan ke Mesir, Nigeria, India, dan Arab Saudi untuk membangun misi dagang. Aturannya kita bikin perjanjian agar bebas tarif sehingga pengusaha-pengusaha kita akan lebih mudah," tuturnya. *
Airlangga mengatakan meski pertumbuhan ekspor RI terus meningkat, namun, pemerintah tidak berpuas diri mengingat beberapa negara tengah mengalami kesulitan sehingga ada yang mengurangi impor dari Indonesia.
"Tadi bahwa presiden sudah mendorong pasar non tradisional seperti di Afrika juga untuk dibuat dan dikejar, terutama melalui di Pantai Timur, melalui Nigeria. Lalu di Pantai Barat itu Kenya," ujar Airlangga seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Ia juga mengatakan pemerintah akan mendorong Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) agar bisa segera mendukung pelaksanaan kegiatan pembiayaan ekspor nasional. Selain itu, pemerintah juga akan mendorong komoditas lain untuk ekspor.
Pemerintah Indonesia sendiri memproyeksikan nilai ekspor pada tahun 2023 tumbuh sebesar 12,8 persen. Angka itu memang melambat dibandingkan pertumbuhan ekspor 2022 yang mencapai 29,8 persen, tetapi menurut Menko Perekonomian proyeksi itu ditetapkan dengan asumsi nilai basis yang sudah tinggi.
"Kita memproyeksikan pertumbuhan ekspor tahun ini melambat daripada tahun lalu, karena basisnya sudah naik tinggi," kata Menko Airlangga Hartarto seusai mengikuti Rapat Terbatas tentang Ekspor dan Investasi yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sementara untuk impor 2023 diproyeksikan naik sebesar 14,9 persen setelah tumbuh 29,4 persen pada 2022.
Menko Airlangga Hartarto menjelaskan perlambatan tersebut tidak lepas dari pengamatan perkembangan perekonomian global yang diproyeksikan pertumbuhannya menurun.
"Kita lihat beberapa pertumbuhan (ekonomi) akan juga ada perbaikan terutama di China di region ini, dan Indonesia juga masih diproyeksikan positif," kata Menko Airlangga.
Pasalnya Indonesia termasuk dalam sejumlah negara dengan tingkat resiliensi karena ketergantungan dengan ekspornya relatif rendah ataupun berkontribusi kurang dari 50 persen.
Sebelumnya, Jokowi juga telah memerintahkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan misi dagang keliling dunia untuk menyerbu pasar potensial serta menyaingi China, Thailand, dan Vietnam. Zulkifli menyebut ada tiga kawasan pasar potensial yang akan disasar Indonesia yaitu Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.
Menurutnya, ini adalah langkah antisipasi di saat target pasar tradisional Indonesia di Barat melemah. Zulkifli menegaskan, Kemendag bakal mengembangkan potensi pasar non-tradisional dengan membuat 'jalan tol' agar tidak ada hambatan.
"Dengan (negara) luar kita buka pasar baru. Misi dagang sebulan tiga kali, saya nanti akan ke Mesir, Nigeria, India, dan Arab Saudi untuk membangun misi dagang. Aturannya kita bikin perjanjian agar bebas tarif sehingga pengusaha-pengusaha kita akan lebih mudah," tuturnya. *
1
Komentar