Disparbud Bangli Perbaiki Usulan WBTB
BANGLI, NusaBali
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli sebelumnya mengusulkan tradisi Nganten Massal di Desa Adat Pengotan, Kecamatan Bangli, dan Loloh Cemcem, Desa Tradisional Penglipuran, Kelurahan Kubu, Bangli, menjadi warisan budaya tak benda (WBTB).
Dari hasil penilaian oleh tim, materi usulan ini masih perlu perbaikan terutama melengkapi dokumen pendukung. Usulan materi Loloh Cemcem dan Nganten Massal sudah diproses sejak 2019. Pengusulan dilakukan berjenjang, yakni digodok oleh tim Provinsi Bali, lanjut ke Kementerian Pendidikan. Kabid Adat dan Tradisi Disparbud Bangli I Made Widana mengatakan terkait usulan Loloh Cemcem dan Nganten Massal sebagai WBTB sudah dilakukan penilaian. Berdasarkan hasil penilaian tersebut ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. "Usulan ini masih ada koreksi," ungkapnya Selasa (17/1).
Untuk tradisi Nganten Massal, lanjut dia, Disparbud diminta melengkapi dokumen pendukung primer. Seperti, catatan kolonial, manuskrip, cerita tutur, wawancara dengan maestro atau tokoh adat. Kemudian detail tahapan rangkaian upacara, peralatan yang dipakai saat upacara, upaya pelestarian dilengkapi dengan program aksi nyata. "Kami diminta memperbaiki rujukan yang relevan dengan tradisi Nganten Massal," jelasnya.
Untuk perbaikan kelengkapan usulan tersebut, pihaknya menyebutkan dalam waktu sebulan ini sudah dapat memenuhi kekurangan dari usulan. "Harapan kami, Loloh Cemcem dan tradisi Nganten Massal bisa ditetapkan sebagai WBTB tahun ini," ujarnya.
Dengan ditetapkan sebagai WBTB, dapat berdampak pada pemajuan, pelesatarian, dan pemanfaatan warisan budaya. Pemajuan dalam hal ini warisan budaya itu dapat dikembangkan, dilestarikan, dan pemanfaatannya untuk kepentingan daya tarik wisata.
Terkait Mujair Nyat-nyat yang juga diusulkan sebagai WBTB, Made Widana menyebutkan usulan materi tersebut belum dapat dilakukan lantaran belum berusia 50 tahun. Pertimbangan pengusulan Mujair Nyat-nyat sebagai WBTB karena Mujair Nyat-nyat merupakan kuliner yang sudah populer layaknya Loloh Cemcem. "Saat ini, kami masih fokuskan untuk usulan Loloh Cemcem dan tradisi Nganten Massal," ujarnya. *esa
Komentar