Plaza Kuliner Temui Kendala Pelanggan
Lokasi yang tak bisa leluasa menikmati pemandangan pantai dinilai mempengaruhi tingkat kunjungan pelanggan.
SINGARAJA, NusaBali
Tiga pekan beroperasi, Plaza Kuliner Pantai Penimbangan di Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng belum terisi sepenuhnya. Bangunan kios pada Rabu (18/1) baru serisi separuh, sedangkan separuh lagi masih kosong.
Plaza Kuliner ini dibangun Pemkab Buleleng yang sumber anggarannya dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. Program penataan destinasi wisata ini menelan anggaran Rp 4,9 miliar dibangun di atas lahan milik Pemkab Buleleng seluas 36 are di tahun anggaran 2022.
Selain gedung Tourism Information Service (TIS) juga dibangun kios-kios pedagang. Total ada 16 pedagang yang disiapkan tempat di Plaza Kuliner. Mereka selama ini berjualan di pinggir pantai dari depan Pura Segara Panji ke barat hingga sebelum jembatan wilayah perbatasan Desa Baktiseraga dengan Desa Pemaron.
Hanya saja sejak bangunan tuntas dikerjakan awal Desember 2022 lalu, belum seluruh pedagang bersedia pindah ke tempat yang telah disiapkan pemerintah. Hingga Rabu kemarin terdata baru 9 pedagang yang sudah menempati kios mereka. Sedangkan 7 pedagang lainnya memilih masih berjualan di tempat lama.
Alasan mereka belum bersedia pindah, karena Plaza Kuliner tidak langsung menampilkan pemandangan pantai seperti lapak-lapak mereka sebelumnya. Pemandangan pengunjung terhalang parkir yang berada di sebelah utara plaza.
Kondisi itu pun berpengaruh pada pendapatan mereka setiap hari. Salah satunya diakui Laheri. Pedagang yang sudah pindah ke kios barunya sejak 21 Desember 2022 lalu, mengaku kelimpungan dengan hasil berjualannya di tempat baru. Penurunan hasil penjualan turun drastis.
Jika sebelum pindah seharinya rata-rata bisa Rp 250.000, saat di tempat baru hanya Rp 20.000-24.000 per hari. Saat hari-hari ramai juga misalnya saat akhir pekan dan hari raya jika di lokasi lama bisa dapat Rp 3,5 juta per hari, di tempat baru hanya Rp 350.000.
“Jauh sekali hasilnya, kebanyakan orang yang datang malas ke sini, karena tidak bisa langsung melihat laut. Kalau beli makanan dibawa ke pinggir pantai juga tidak mungkin, mereka lebih memilih cari pedagang lain yang masih di pinggir pantai,” tutur Laheri.
Selama tiga pekan menempati kios baru, dia pun berharap ke depannya ada penataan yang lebih serius untuk pedagang. Misalnya pembagian tempat duduk berpayung yang disiapkan Dinas Pariwisata. Sehingga seluruh pedagang bisa mendapatkan tempat duduk masing-masing untuk pelanggannya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Gede Dody Sukma Oktiva Askara tidak memungkiri, jika belum semua pedagang mau pindah ke kios Plaza Kuliner. Namun total 16 pedagang yang telah disiapkan kios itu masing-masing sudah diberikan kunci. Mereka disebut Dody berjanji akan pindah setelah Hari Raya Kuningan.
“Segera kami akan koordinasikan dan ajak duduk bersama lagi pedagang, memang omzet mereka belum pulih seperti di tempat lama. Kemarin ada usulan untuk menambah tempat bermain anak dan akustikan, nanti kami upayakan. Memang masih perlu daya tarik agar bisa menarik pengunjung,” kata Dody. *k23
Plaza Kuliner ini dibangun Pemkab Buleleng yang sumber anggarannya dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. Program penataan destinasi wisata ini menelan anggaran Rp 4,9 miliar dibangun di atas lahan milik Pemkab Buleleng seluas 36 are di tahun anggaran 2022.
Selain gedung Tourism Information Service (TIS) juga dibangun kios-kios pedagang. Total ada 16 pedagang yang disiapkan tempat di Plaza Kuliner. Mereka selama ini berjualan di pinggir pantai dari depan Pura Segara Panji ke barat hingga sebelum jembatan wilayah perbatasan Desa Baktiseraga dengan Desa Pemaron.
Hanya saja sejak bangunan tuntas dikerjakan awal Desember 2022 lalu, belum seluruh pedagang bersedia pindah ke tempat yang telah disiapkan pemerintah. Hingga Rabu kemarin terdata baru 9 pedagang yang sudah menempati kios mereka. Sedangkan 7 pedagang lainnya memilih masih berjualan di tempat lama.
Alasan mereka belum bersedia pindah, karena Plaza Kuliner tidak langsung menampilkan pemandangan pantai seperti lapak-lapak mereka sebelumnya. Pemandangan pengunjung terhalang parkir yang berada di sebelah utara plaza.
Kondisi itu pun berpengaruh pada pendapatan mereka setiap hari. Salah satunya diakui Laheri. Pedagang yang sudah pindah ke kios barunya sejak 21 Desember 2022 lalu, mengaku kelimpungan dengan hasil berjualannya di tempat baru. Penurunan hasil penjualan turun drastis.
Jika sebelum pindah seharinya rata-rata bisa Rp 250.000, saat di tempat baru hanya Rp 20.000-24.000 per hari. Saat hari-hari ramai juga misalnya saat akhir pekan dan hari raya jika di lokasi lama bisa dapat Rp 3,5 juta per hari, di tempat baru hanya Rp 350.000.
“Jauh sekali hasilnya, kebanyakan orang yang datang malas ke sini, karena tidak bisa langsung melihat laut. Kalau beli makanan dibawa ke pinggir pantai juga tidak mungkin, mereka lebih memilih cari pedagang lain yang masih di pinggir pantai,” tutur Laheri.
Selama tiga pekan menempati kios baru, dia pun berharap ke depannya ada penataan yang lebih serius untuk pedagang. Misalnya pembagian tempat duduk berpayung yang disiapkan Dinas Pariwisata. Sehingga seluruh pedagang bisa mendapatkan tempat duduk masing-masing untuk pelanggannya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Gede Dody Sukma Oktiva Askara tidak memungkiri, jika belum semua pedagang mau pindah ke kios Plaza Kuliner. Namun total 16 pedagang yang telah disiapkan kios itu masing-masing sudah diberikan kunci. Mereka disebut Dody berjanji akan pindah setelah Hari Raya Kuningan.
“Segera kami akan koordinasikan dan ajak duduk bersama lagi pedagang, memang omzet mereka belum pulih seperti di tempat lama. Kemarin ada usulan untuk menambah tempat bermain anak dan akustikan, nanti kami upayakan. Memang masih perlu daya tarik agar bisa menarik pengunjung,” kata Dody. *k23
Komentar