Bukan Hanya Warga Keturunan Tionghoa Belanja Pernak-pernik Imlek
DENPASAR, NusaBali
Antusiasme masyarakat Bali merayakan Tahun Baru Imlek semakin terasa jelang tahun baru Tiongkok yang jatuh pada Minggu (22/1) pada tahun ini.
Bukan hanya warga keturunan Tionghoa, perkantoran ataupun warga Bali juga mulai berburu pernak-pernik khas Imlek.
Pemilik toko Mutiara Bali di Jalan Soetomo Denpasar yang menjual pernak-pernik Imlek, Andi Wijaya, mengatakan meski ekonomi tahun ini dibayang-bayangi resesi global, antusiasme warga merayakan Tahun Baru Imlek tetap tinggi. Seperti biasanya pernak-pernik seperti lampion dan hiasan bertuliskan 'Gong Xi Fa Cay' paling banyak diserbu pembeli.
Harga pernak-pernik Imlek bervariasi mulai harga belasan ribu rupiah hingga jutaan rupiah. "Paling banyak lampion, hiasan, kue keranjang, manisan, kertas angpao," ujarnya, ditemui di tokonya, Kamis (19/1).
Perayaan Tahun Baru Tiongkok seakan menjadi momentum kebersamaan tidak mengenal etnis. Andi mengakui banyak perkantoran, hotel, perusahaan swasta yang ikut merayakan Imlek dengan membeli beberapa pernak-pernik khas berwarna merah.
Seperti yang disampaikan salah satu staf hotel yang ada di Sanur Komang Upadana saat mencari lampion dan hiasan bertuliskan 'Gong Xi Fa Cay'. Upadana menyebut setiap tahun hotel tempat kerjanya memasang pernak-pernik khas Tionghoa menyambut Tahun Baru Imlek.
"Setiap Tahun Baru Imlek kita pasang pernak-pernik Imlek, kemarin pandemi pun tetap kita pasang," ujarnya.
Sementara itu salah seorang pembeli, Jero Mangku Ayu Windi, menuturkan dirinya tengah berburu perlengkapan Imlek seperti dupa dan lilin untuk kongconya di kampung halaman di Desa Tunju, Seririt, Buleleng. Perayaan Imlek menjadi momen bahagia berkumpul bersama keluarga besar.
"Dari sisi ekonomi tahun ini lebih baik. Lebih banyak belanja tahun ini," ujarnya.
Jero Mangku Ayu Windi mengaku dirinya bukan keturunan Tionghoa. Namun begitu keluarga besarnya mewarisi tradisi persembahyangan di kongco. Ada hubungan baik antara leluhur Jero Mangku Ayu Windi dengan warga Tionghoa di masa lalu.
"Ada sejarahnya katanya dulu, jadi keluarga besar kayak nyungsung Hyang Cik," kata Jero Mangku Ayu Windi. *cr78
Komentar