Redam Gejolak Kenaikan Harga, Bulog Lepas 100 Ribu Ton Beras
JAKARTA, NusaBali
Perum Bulog menggelontorkan 100 ribu ton beras melalui Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau dikenal operasi pasar pada awal Januari 2023 untuk meredam gejolak kenaikan harga beras di pasaran.
“Kami mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir karena Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau, walau di pasaran ada kenaikan harga,” kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso di Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis.
Kenaikan harga beras tersebut, lanjutnya, lantaran kondisi sekarang ini belum memasuki musim panen raya. Jadi ketersediaan barang di pasar tidak banyak sehingga ada sedikit kenaikan harga.
Guna menjaga stabilisasi harga, kata dia, Bulog sesuai arahan Presiden telah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran untuk memastikan operasi pasar (Program SPHP) yang sudah berjalan lancar di tahun 2022 makin digencarkan lagi guna meredam gejolak harga di pasar.
Selain itu kebijakan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton melalui Perum Bulog bertujuan menahan laju kenaikan harga beras. Dengan adanya impor beras dan pasokan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) terpenuhi, maka harga beras di pasaran dipastikan akan terkendali.
Budi Waseso menegaskan kedatangan beras impor menjadikan stok CBP di Bulog kini menjadi 683 ribu ton dan tambahan beras impor semata-mata memperkuat cadangan beras nasional sampai datangnya musim panen raya pada Maret 2023.
“Jumlah ini cukup untuk kebutuhan penyaluran sampai dengan panen raya,” ucapnya. Selain mendapatkan tambahan stok beras impor, kata dia, Bulog juga terus dan aktif maksimalkan penyerapan pada saat panen raya mendatang dengan harapan semua stok CBP pada tahun ini bisa terpenuhi dari produksi dalam negeri sendiri.
Bulog juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah guna menjaga harga beras di tingkat konsumen tetap berada pada kondisi stabil atau tidak mengalami lonjakan yang tinggi. *
Kenaikan harga beras tersebut, lanjutnya, lantaran kondisi sekarang ini belum memasuki musim panen raya. Jadi ketersediaan barang di pasar tidak banyak sehingga ada sedikit kenaikan harga.
Guna menjaga stabilisasi harga, kata dia, Bulog sesuai arahan Presiden telah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran untuk memastikan operasi pasar (Program SPHP) yang sudah berjalan lancar di tahun 2022 makin digencarkan lagi guna meredam gejolak harga di pasar.
Selain itu kebijakan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton melalui Perum Bulog bertujuan menahan laju kenaikan harga beras. Dengan adanya impor beras dan pasokan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) terpenuhi, maka harga beras di pasaran dipastikan akan terkendali.
Budi Waseso menegaskan kedatangan beras impor menjadikan stok CBP di Bulog kini menjadi 683 ribu ton dan tambahan beras impor semata-mata memperkuat cadangan beras nasional sampai datangnya musim panen raya pada Maret 2023.
“Jumlah ini cukup untuk kebutuhan penyaluran sampai dengan panen raya,” ucapnya. Selain mendapatkan tambahan stok beras impor, kata dia, Bulog juga terus dan aktif maksimalkan penyerapan pada saat panen raya mendatang dengan harapan semua stok CBP pada tahun ini bisa terpenuhi dari produksi dalam negeri sendiri.
Bulog juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah guna menjaga harga beras di tingkat konsumen tetap berada pada kondisi stabil atau tidak mengalami lonjakan yang tinggi. *
1
Komentar