OJK Bali Dorong BPR se Bali Go Digital
DENPASAR,NusaBali
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 mendorong bank-bank perkreditan rakyat (BPR) melakukan transformasi go digital atau digitalisasi.
Hal itu sejalan dengan go digital para pelaku UMKM, yang nota bene merupakan porsi terbesar dominan pengalokasian kredit dari BPR.
Kepala OJK Regional 8 Wilayah Bali-Nusra, Giri Tri Broto mengatakan Rabu(18/1).“Kita sedang mendorong BPR yang bertransformasi menjadi BPR Go Digital,” ujarnya.
Kata Giri Tribroto, kalau nanti UMKM sudah go digital, ditambah lagi BPR juga bertransformasi (digitalisasi), maka ekonomi digital akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi di Bali maupun di Indonesia.
Hal itu, kata dia, sebagaimana program pemerintah, pasca pandemi. Tentunya semua BPR yang ada akan bertransformasi go digital. Walau demikian hal itu tidak bisa dilakukan dalam waktu 1 tahun. ”Target rencana digitalisasi, harapannya semua. Tetapi itu tak bisa setahun. Namun untuk tahun 2023, 4-5 BPR yang siap go digital itu sudah bagus,” kata Giri Tri Broto.
Ditambahkan Giri Tri Broto, untuk lembaga jasa keuangan maupun bank-bank umum sudah banyak yang digitalisasi. Menyusul itu, BPR yang didorong untuk bertransformasi menuju digitalisasi. Di bagian lain penjelasannya Giri Tri Broto juga menyebutkan porsi pemberian kredit untuk UMKM sudah mencapai 52 persen dari total Rp98 triliun kredit yang tersalurkan di Bali. Porsi tersebut sudah melampuai target pemerintah, minimal 30 persen porsi kredit dari perbankan kepada UMKM pada tahun 2024. Terpisah Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) I Ketut Wiratjana menyatakan ada spirit dan semangat yang sama dari BPR untuk go digital.
“Sebenarnya komisaris maupun direksi semangat dan spiritnya sama. Namun apa permasalahannya, apa kendalanya itulah yang belum jelas,” jelasnya. Sehubungan dengan hal itu, Perbarindo sendiri akan menggelar work shop pada awal Februari depan. “Rencananya selama 3 hari, tanggal 1- 3,” ungkapnya. Work shop sendiri bekerjasama dengan OJK dan pihak lain atau lembaga terkait.D iharapkan dari work shop akan bisa ditemukan permasalahan atau kendala dari BPR bertransformasi. “Di situ akan dilakukan pemetaan dan semoga bisa menemukan solusi,” jelasnya. Jumlah anggota Perbarindo Bali saat ini sebanyak 133 BPR.
“Nanti akan dibagi dalam kelas-kelas,” kata Wiratjana. Akan diklasifikasi, mana BPR yang mungkin sudah digitalisasi, yang sudah kenal atau yang belum sama sekali. “Kendalanya apa, dalam work shop akan dibahas,” ujar pria asal Singaraja, Buleleng. *K17
1
Komentar