BI Bali Dorong UMKM Adaptasi Pembayaran dengan QRIS
DENPASAR, NusaBali
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali terus mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengadaptasi penggunaan kanal pembayaran dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Pasalnya, pandemi Covid-19 telah mendorong perubahan model bisnis UMKM serta pola belanja masyarakat dari yang semula offline menjadi online.
“Kami terus mendorong transformasi digital UMKM untuk meningkatkan akses pemasaran secara digital melalui program onboarding UMKM termasuk adaptasi penggunaan kanal pembayaran dengan QRIS,” ujar Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, seperti dilansir Antara Jumat (20/1).
Menurut Trisno, peluang baru hanya dapat dinikmati oleh UMKM yang terus memiliki semangat untuk bertransformasi digital dan berinovasi untuk meningkatkan daya saing usaha dan produknya. Oleh karena itu, belum lama ini telah diselenggarakan Pelatihan Onboarding UMKM dengan tema ‘Akselerasi UMKM 4.0: Transformasi Digital UMKM Bali’.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi Bank Indonesia bersama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pemerintah Provinsi Bali, Inaproduct dan Tokopedia. Acara dilakukan secara hybrid yang dihadiri oleh 134 UMKM secara luring dan 156 UMKM secara daring.
“Kami aktif mendorong penggunaan QRIS, baik dari sisi merchant maupun pengguna di berbagai sektor meliputi pasar tradisional, pusat perbelanjaan, minimarket, universitas, destinasi wisata, hotel dan restoran,” kata Trisno.
Provinsi Bali juga masuk 10 besar provinsi dengan jumlah merchant dan pengguna terbanyak se-Indonesia, yakni dengan 595.218 merchant dan 612.410 user (pengguna) pada Desember 2022.
Selain UMKM diharapkan segera beradaptasi dengan penggunaan kanal pembayaran non-tunai seperti QRIS, termasuk juga mobile banking dan internet banking agar transaksi menjadi nontunai sehingga lebih cepat, mudah, aman dan dapat dilakukan kapan dan dimana saja. “Dengan kanal pembayaran non tunai, transaksi keuangan UMKM lebih transparan dan efisien. Apabila pencatatan keuangan baik, pelaku UMKM akan lebih mudah terhubung dengan akses pembiayaan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas UMKM,” ucap Trisno.
Dia menambahkan, perekonomian Bali telah berangsur-angsur pulih dan mampu tumbuh positif sebesar 8,09 persen (yoy) pada triwulan III-2022 atau lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya yang mencapai 3,05 persen (yoy).
Pertumbuhan Bali pada triwulan III-2022 tersebut menjadikan Bali dalam kelompok tiga besar provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi se-Indonesia. “UMKM juga memiliki peran strategis dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional,” katanya. *ant
1
Komentar