Pedagang Tolak Revitalisasi Pasar Umum Negara
Konsep revitalisasi untuk membuat pasar modern yang bertingkat dikhawatirkan akan mematikan pedagang.
NEGARA, NusaBali
Para pedagang Pasar Umum Negara, Kabupaten Jembrana, menolak revitalisasi yang rencana dilaksanakan Pemkab Jembrana. Mereka pun berharap agar pemerintah cukup melakukan renovasi atau perbaikan terhadap bangunan yang sudah ada.
Hal tersebut terungkap saat ratusan pedagang Pasar Umum Negara masadu (mengadu, red) ke rumah anggota DPRD Jembrana, H Muhammad Yunus, di Lingkungan Ketugtug, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Senin (23/1) siang. Ada sekitar 200 orang pedagang yang datang ke rumah anggota dewan yang juga merupakan salah satu pedagang di Pasar Umum Negara tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, para pedagang mengaku resah dengan revitalisasi pasar yang rencana diadakan tahun ini. Padahal waktu ada rencana revitalisasi saat masa pemerintahan Bupati Jembrana I Putu Artha pada tahun 2016, sudah jelas ditolak sehingga akhirnya dibatalkan. Alasannya, mereka khawatir kondisi pasar akan semakin sepi.
Salah satu perwakilan pedagang, Sutin, 57, mengatakan, sangat berharap revitalisasi untuk mengubah bangunan Pasar Umum Negara menjadi bangunan bertingkat, tidak sampai terjadi. Perempuan yang juga mengaku sebelumnya ikut menjadi pendukung Bupati Jembrana I Nengah Tamba, ini pun memastikan para pedagang pasar belum ada yang siap ketika Pasar Umum Negara dirombak menjadi pasar modern.
"Curahan hati ibu-ibu pedagang yang banyak menanggung utang, nanggung keluarga, mereka belum siap revitalisasi pasar. Saya mohon jangan sampai pasar dibuat bertingkat," ujar pedagang buah asal Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara ini.
Sutin mengaku, dirinya bersama seluruh warga Pasar Umum Negara, bersikeras menolak revitalisasi karena khawatir membuat pasar semakin sepi. Menurutnya, juga sudah ada beberapa contoh nyata terkait kekhawatiran mereka itu. Sepeti dicontohkan pembangunan Pasar Ijogading Jembrana yang tetap sepi. Termasuk dicontohkan kondisi salah satu swalayan di seberang Pasar Umum Negara yang dipastikan jauh semakin sepi sejak dibuat bertingkat.
"Kalau hanya renovasi bolehlah, mungkin kami toleransi. Karena kami melihat beberapa yang bertingkat, bahkan mal yang ada eskalator dan lift untuk pembeli, justru semakin sepi. Apalagi pasar tradisional akan dibuat bertingkat, kami sangat-sangat tidak setuju. Kami mohon supaya Bapak Bupati bisa mendengarkan keluhan kami," ucap Sutin.
Sementara H Yunus mengatakan, kedatangan ratusan pedagang ke rumahnya, merupakan gerakan spontanitas pedagang setelah mendengar adanya rencana revitalisasi pasar. Dirinya mengaku, dalam kapasitas sebagai Dewan menyerap apa yang menjadi aspirasi masyarakat. Namun pihaknya meminta para pedagang untuk tetap tanang sambil menunggu adanya penjelasan langsung dari Bupati.
"Tetap saya sampaikan jangan ada prasangka tidak baik terhadap pemerintah. Itu yang saya sampaikan kepada warga pasar. Dari segala penjuru arah pikiran kita tolong positif. Karena kita belum jumpa langsung dengan bapak kita (Bupati) yang kita cintai bersama," ucap H Yunus yang anggota DPRD Jembrana dari PKB.
Menurut H Yunus, apa yang menjadi aspirasi pedagang hingga sampai ada sampai menangis, intinya memohon agar tidak merevitalisasi Pasar Umum Negara untuk dibuat menjadi pasar bertingkat. Namun para pedagang berharap agar Pasar Umum Negara cukup direnovasi. "Renovasi silakan, asal jangan bertingkat. Itu saja harapannya. Jadi ini bukan menolak program Bupati. Tetapi warga pasar memohon agar didengar aspirasinya. Karena kami juga yang memilih Bupati," ucapnya.
Terkait aspirasi itu, kata H Yunus, akan segera dikomunikasikan dengan Bupati Tamba. Pihaknya yang juga menjadi bagain pendukung Bupati, berharap ada solusi terbaik. "Aspirasi ini akan saya bawa ke Bapak Bupati. Kita akan bicarakan. Insyallah kebijakan yang diambil Bapak Bupati adalah yang terbaik untuk masyarakat," pungkas H Yunus yang juga Ketua DPC PKB Jembrana ini. *ode
Hal tersebut terungkap saat ratusan pedagang Pasar Umum Negara masadu (mengadu, red) ke rumah anggota DPRD Jembrana, H Muhammad Yunus, di Lingkungan Ketugtug, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Senin (23/1) siang. Ada sekitar 200 orang pedagang yang datang ke rumah anggota dewan yang juga merupakan salah satu pedagang di Pasar Umum Negara tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, para pedagang mengaku resah dengan revitalisasi pasar yang rencana diadakan tahun ini. Padahal waktu ada rencana revitalisasi saat masa pemerintahan Bupati Jembrana I Putu Artha pada tahun 2016, sudah jelas ditolak sehingga akhirnya dibatalkan. Alasannya, mereka khawatir kondisi pasar akan semakin sepi.
Salah satu perwakilan pedagang, Sutin, 57, mengatakan, sangat berharap revitalisasi untuk mengubah bangunan Pasar Umum Negara menjadi bangunan bertingkat, tidak sampai terjadi. Perempuan yang juga mengaku sebelumnya ikut menjadi pendukung Bupati Jembrana I Nengah Tamba, ini pun memastikan para pedagang pasar belum ada yang siap ketika Pasar Umum Negara dirombak menjadi pasar modern.
"Curahan hati ibu-ibu pedagang yang banyak menanggung utang, nanggung keluarga, mereka belum siap revitalisasi pasar. Saya mohon jangan sampai pasar dibuat bertingkat," ujar pedagang buah asal Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara ini.
Sutin mengaku, dirinya bersama seluruh warga Pasar Umum Negara, bersikeras menolak revitalisasi karena khawatir membuat pasar semakin sepi. Menurutnya, juga sudah ada beberapa contoh nyata terkait kekhawatiran mereka itu. Sepeti dicontohkan pembangunan Pasar Ijogading Jembrana yang tetap sepi. Termasuk dicontohkan kondisi salah satu swalayan di seberang Pasar Umum Negara yang dipastikan jauh semakin sepi sejak dibuat bertingkat.
"Kalau hanya renovasi bolehlah, mungkin kami toleransi. Karena kami melihat beberapa yang bertingkat, bahkan mal yang ada eskalator dan lift untuk pembeli, justru semakin sepi. Apalagi pasar tradisional akan dibuat bertingkat, kami sangat-sangat tidak setuju. Kami mohon supaya Bapak Bupati bisa mendengarkan keluhan kami," ucap Sutin.
Sementara H Yunus mengatakan, kedatangan ratusan pedagang ke rumahnya, merupakan gerakan spontanitas pedagang setelah mendengar adanya rencana revitalisasi pasar. Dirinya mengaku, dalam kapasitas sebagai Dewan menyerap apa yang menjadi aspirasi masyarakat. Namun pihaknya meminta para pedagang untuk tetap tanang sambil menunggu adanya penjelasan langsung dari Bupati.
"Tetap saya sampaikan jangan ada prasangka tidak baik terhadap pemerintah. Itu yang saya sampaikan kepada warga pasar. Dari segala penjuru arah pikiran kita tolong positif. Karena kita belum jumpa langsung dengan bapak kita (Bupati) yang kita cintai bersama," ucap H Yunus yang anggota DPRD Jembrana dari PKB.
Menurut H Yunus, apa yang menjadi aspirasi pedagang hingga sampai ada sampai menangis, intinya memohon agar tidak merevitalisasi Pasar Umum Negara untuk dibuat menjadi pasar bertingkat. Namun para pedagang berharap agar Pasar Umum Negara cukup direnovasi. "Renovasi silakan, asal jangan bertingkat. Itu saja harapannya. Jadi ini bukan menolak program Bupati. Tetapi warga pasar memohon agar didengar aspirasinya. Karena kami juga yang memilih Bupati," ucapnya.
Terkait aspirasi itu, kata H Yunus, akan segera dikomunikasikan dengan Bupati Tamba. Pihaknya yang juga menjadi bagain pendukung Bupati, berharap ada solusi terbaik. "Aspirasi ini akan saya bawa ke Bapak Bupati. Kita akan bicarakan. Insyallah kebijakan yang diambil Bapak Bupati adalah yang terbaik untuk masyarakat," pungkas H Yunus yang juga Ketua DPC PKB Jembrana ini. *ode
1
Komentar