Arsenal Bukan Favorit Juara
Usai Kalahkan MU, Arteta Enggan Sesumbar
Saya tahu banget tim saya seperti apa. Saya tahu kami ada di mana sekarang, saya tahu kenapa kami ada di sini, dan saya tahu misi kami apa dan kami masih jauh dari itu.
LONDON, NusaBali
Arsenal kokoh di puncak klasemen Liga Primer Inggris, usai mengalahkan Manchester United (MU) di Emirates Stadium, London, yang berakhir Senin (23/1) dinihari WITA. Namun, pelatih The Gunners Mikel Arteta tetap rendah hati dan enggan sesumbar soal peluang timnya jadi juara.
Laga berlangsung sengit, MU unggul duluan lewat Marcus Rashford di menit ke-17. Namun Eddie Nketiah dan Bukayo Saka membuat Arsenal berbalik unggul di menit ke-24 dan ke-53, sebelum disamakan Lisandro Martinez di menit ke-59.
Arsenal menang 3-2 lewat gol kedua Nketiah pada injury time. Hasil itu membuat Meriam London kokoh di puncak Premier League dengan 50 poin dari 19 laga. Ada selisih lima poin dari Manchester City di posisi kedua yang sudah bertanding 20 kali.
Hal itu artinya Arsenal melebarkan jarak jadi delapan poin andaikan memenangi satu laga simpanan. Dengan situasi seperti itu, Arsenal dapat dikatakan memegang kendali perburuan gelar juara.
Sebab menurut tradisi dari lima tim yang pernah meraih 50 poin di paruh pertama musim, hanya Liverpool yang gagal jadi juara di musim 2018/2019. Sedangkan Arsenal bahkan tidak pernah mencapai total poin itu saat tiga kali juara Premier League.
Statistik yang ada ini tak serta merta membuat Arteta jemawa. Menurutnya, Arsenal masih belum pantas disebut calon kuat juara karena skuadnya berisikan pemain muda minim pengalaman, beda dengan City yang sudah empat kali juara dari lima musim terakhir.
"Saya tahu banget tim saya seperti apa. Saya tahu kami ada di mana sekarang, saya tahu kenapa kami ada di sini, dan saya tahu misi kami apa dan kami masih jauh dari itu (jadi juara liga)," ujar Arteta, kepada Daily Mail.
Lebih jauh Arteta juga tahu level tim-tim lainnya, khususnya satu tim yang sudah meraih banyak trofi dalam lima atau enam tahun terakhir. Dia menilai Arsenal belum sampai ke level itu.
Sementara itu, pelatih MU Erik ten Hag menyatakan kekecewaan setelah timnya kalah secara dramatis dari Arsenal. Menurutnya, terlalu banyak untuk dibicarakan dan timnya membuat kesalahan, karena tidak menunjukkan disiplin lalu kebobolan.
"Saya katakan sebelumnya, tim yang paling menginginkan kemenangan akan menang hari ini. Tentu saja, kami memiliki permainan terbaik dalam seminggu, tapi kami juga memiliki beberapa kelemahan," kata Ten Hag.
Manajer asal Belanda itu langsung menjabarkan evaluasi timnya. Menurutnya, dirinya harus memperbaiki mentalitas. Para pemain harus menyadari permainan selesai ketika wasit meniup peluit tiga kali. Sampai saat itu, mereka harus melakukan segalanya dengan benar, 100 persen fokus.
Kekalahan itu jadi yang pertama bagi MU di Premier League sejak 6 November 2022. MU juga kehilangan Casemiro yang selalu jadi starter dalam 12 laga liga sebelumnya. Namun, Ten Hag menolak membahas absennya pemain asal Brasil itu.
"Hari ini kami membentuk tim yang bagus. Kami adalah tim yang bagus di lapangan. Kami memimpin dan kemudian membuat kesalahan seperti itu. Kami seharusnya memenangkan pertandingan ini," kata Ten Hag. *
Arsenal kokoh di puncak klasemen Liga Primer Inggris, usai mengalahkan Manchester United (MU) di Emirates Stadium, London, yang berakhir Senin (23/1) dinihari WITA. Namun, pelatih The Gunners Mikel Arteta tetap rendah hati dan enggan sesumbar soal peluang timnya jadi juara.
Laga berlangsung sengit, MU unggul duluan lewat Marcus Rashford di menit ke-17. Namun Eddie Nketiah dan Bukayo Saka membuat Arsenal berbalik unggul di menit ke-24 dan ke-53, sebelum disamakan Lisandro Martinez di menit ke-59.
Arsenal menang 3-2 lewat gol kedua Nketiah pada injury time. Hasil itu membuat Meriam London kokoh di puncak Premier League dengan 50 poin dari 19 laga. Ada selisih lima poin dari Manchester City di posisi kedua yang sudah bertanding 20 kali.
Hal itu artinya Arsenal melebarkan jarak jadi delapan poin andaikan memenangi satu laga simpanan. Dengan situasi seperti itu, Arsenal dapat dikatakan memegang kendali perburuan gelar juara.
Sebab menurut tradisi dari lima tim yang pernah meraih 50 poin di paruh pertama musim, hanya Liverpool yang gagal jadi juara di musim 2018/2019. Sedangkan Arsenal bahkan tidak pernah mencapai total poin itu saat tiga kali juara Premier League.
Statistik yang ada ini tak serta merta membuat Arteta jemawa. Menurutnya, Arsenal masih belum pantas disebut calon kuat juara karena skuadnya berisikan pemain muda minim pengalaman, beda dengan City yang sudah empat kali juara dari lima musim terakhir.
"Saya tahu banget tim saya seperti apa. Saya tahu kami ada di mana sekarang, saya tahu kenapa kami ada di sini, dan saya tahu misi kami apa dan kami masih jauh dari itu (jadi juara liga)," ujar Arteta, kepada Daily Mail.
Lebih jauh Arteta juga tahu level tim-tim lainnya, khususnya satu tim yang sudah meraih banyak trofi dalam lima atau enam tahun terakhir. Dia menilai Arsenal belum sampai ke level itu.
Sementara itu, pelatih MU Erik ten Hag menyatakan kekecewaan setelah timnya kalah secara dramatis dari Arsenal. Menurutnya, terlalu banyak untuk dibicarakan dan timnya membuat kesalahan, karena tidak menunjukkan disiplin lalu kebobolan.
"Saya katakan sebelumnya, tim yang paling menginginkan kemenangan akan menang hari ini. Tentu saja, kami memiliki permainan terbaik dalam seminggu, tapi kami juga memiliki beberapa kelemahan," kata Ten Hag.
Manajer asal Belanda itu langsung menjabarkan evaluasi timnya. Menurutnya, dirinya harus memperbaiki mentalitas. Para pemain harus menyadari permainan selesai ketika wasit meniup peluit tiga kali. Sampai saat itu, mereka harus melakukan segalanya dengan benar, 100 persen fokus.
Kekalahan itu jadi yang pertama bagi MU di Premier League sejak 6 November 2022. MU juga kehilangan Casemiro yang selalu jadi starter dalam 12 laga liga sebelumnya. Namun, Ten Hag menolak membahas absennya pemain asal Brasil itu.
"Hari ini kami membentuk tim yang bagus. Kami adalah tim yang bagus di lapangan. Kami memimpin dan kemudian membuat kesalahan seperti itu. Kami seharusnya memenangkan pertandingan ini," kata Ten Hag. *
Komentar