Koster: 'Perangi' Stunting di Karangasem
Bupati Gede Dana Diminta Tangani Stunting Secara Komprehensif
Pemprov Bali saat ini berhasil menurunkan kasus stunting di wilayahnya hingga mencapai angka terendah di Indonesia selama tahun 2022.
AMLAPURA, NusaBali
Gubernur Bali yang juga Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster menginstruksikan kepada Bupati Karangasem I Gede Dana dan Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa, serta anggota Fraksi PDIP DPRD Karangasem agar memerangi stunting pada balita secara komprehensif (menyeluruh) di wilayahnya.
"Harus bisa terselesaikan, Gubernur Bali siap membantu agar tuntas secara permanen," tegas Gubernur Koster dalam acara HUT ke-50 PDIP dan HUT ke-76 Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang perayaannya di Bali terpusat di Sekretariat DPC PDIP Karangasem Jalan Ahmad Yani Amlapura, Senin (23/1) pagi.
Menurut Koster, Bupati Karangasem harus melakukan pemetaan keberadaan stunting per kecamatan dan per desa, nantinya berbagi tugas dengan seluruh jajaran melakukan penanganan. "Nantinya agar mampu menurunkan stunting setiap tahun, dari Provinsi Bali siap membantu. Bupati. Harus berhasil, tidak mungkin tidak berhasil, asalkan serius," katanya.
Terlebih lagi angka stunting di Karangasem menempati posisi tertinggi di Bali. Pada tahun 2022 mencapai 22,9 persen, sedangkan rata-rata di Bali hanya 8,0 persen. Gubernur Koster juga berencana bekerjasama dengan perguruan tinggi saat melakukan pengabdian masyarakat, salah satunya penanganan stunting dan Kabupaten Karangasem harus dapat penanganan prioritas.
"Sebenarnya anak-anak yang tinggi badannya kurang alias pendek belum tentu stunting, buktinya sehat-sehat saja, orang pendek belum tentu stunting," tambahnya. Stunting itu merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kurang gizi kronis dan infeksi berulang ditandai pertumbuhan tinggi dan berat badan tidak sesuai dengan umur.
Dampak dari stunting katanya menyebabkan gangguan pada perkembangan otak, kecerdasan berkurang, gangguan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Di kesempatan tersebut Bupati Karangasem yang juga Ketua DPC PDIP Karangasem, I Gede Dana mengatakan kondisi stunting di Karangasem diakui sebelumnya sempat mencapai 22,9 persen. "Namun tahun ini stunting di Karangasem telah turun jadi 14 persen," jelas Gede Dana.
Dia juga membenarkan, anak-anak yang tubuhnya pendek belum tentu stunting. "Sebab, kedua orangtuanya pendek, ya anaknya lahir pendek, tetapi sehat," jelasnya.
Gede Dana pun berkomitmen memerangi stunting, agar berkurang setiap tahun melalui program kesehatan. Saat acara kemarin dihadirkan 20 anak stunting dan 50 orang ibu hamil. Mereka pun mendapatkan bantuan pangan dalam acara bertema ‘Gerakan Hidup Sehat Menuju Generasi Indonesia Emas’. PDIP berharap tidak ada lagi stunting di masa depan. Dalam acara kemarin juga hadir anggota DPR RI I Wayan Sudirta, anggota DPRD Bali I Nyoman Purwa Ngurah Arsana, dan Ni Kadek Darmini dan segenap fungsionaris DPC dan PAC PDIP. Acara diakhiri potong tumpeng, kemudian masing-masing perwakilan ibu hamil mendapatkan potongan tumpeng HUT PDIP tersebut.
Terpisah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali saat ini berhasil menurunkan kasus stunting di wilayahnya hingga mencapai angka terendah di Indonesia selama 2022 dan menargetkan angka kasus stuntingnya tetap paling rendah pada tahun-tahun selanjutnya. "Stunting di Bali tahun 2022 sekitar 8,0 persen. Perhitungannya dilakukan mulai bulan Oktober-November, hasil kasarnya dapat 8,9 persen, harus cleaning lagi, terakhir kemarin dapat informasi dari Kemenkes jadi 8,0 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom di Denpasar, Senin kemarin.
Anom mengatakan bahwa angka kasus stunting pada anak balita di Provinsi Bali pada tahun 2022 lebih rendah dari target yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi. Pemprov Bali menargetkan penurunan angka kasus stunting dari 10,9 persen pada 2021 menjadi 9,28 persen pada 2022.
"Targetnya 9,28, makin rendah makin bagus kalau stunting. Yang pasti Bali terendah di Indonesia dan jelas target kita tetap jadi terendah," katanya. Anom menjelaskan bahwa selama tahun 2021 daerah di Provinsi Bali yang angka kasus stuntingnya masih tergolong tinggi, yakni Kabupaten Karangasem dan Klungkung.
Namun, menurut dia, Kabupaten Klungkung kemudian berhasil masuk ke jajaran daerah dengan angka kasus stunting rendah. "Yang terendah (angka kasusnya) Denpasar, Badung, dan Klungkung. Karena keberhasilan pencapaian stunting di Bali, maka dapat penghargaan untuk Denpasar, Badung, dan Klungkung," kata Anom.
Anom menyampaikan bahwa keberhasilan upaya penurunan stunting di Kabupaten Klungkung tidak lepas dari dukungan pemimpin daerah, kepala desa dan desa adat, serta ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dia mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Bali berupaya menurunkan angka kasus stunting menjadi 7,1 persen pada akhir 2023.
Pemerintah Provinsi Bali mengerahkan seluruh organisasi perangkat daerah untuk melaksanakan program-program percepatan penurunan angka kasus stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi tengkes. "(Tahun) 2023 kita lebih intensif lagi," kata Anom.
Upaya penanggulangan stunting yang dijalankan oleh pemerintah daerah antara lain pemenuhan kebutuhan gizi ibu dan bayi, pemberian tablet tambah darah untuk para ibu dan remaja perempuan, pendampingan keluarga, pemantauan tumbuh kembang anak melalui kegiatan posyandu, serta penyuluhan mengenai pencegahan stunting. *k16, ant
"Harus bisa terselesaikan, Gubernur Bali siap membantu agar tuntas secara permanen," tegas Gubernur Koster dalam acara HUT ke-50 PDIP dan HUT ke-76 Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang perayaannya di Bali terpusat di Sekretariat DPC PDIP Karangasem Jalan Ahmad Yani Amlapura, Senin (23/1) pagi.
Menurut Koster, Bupati Karangasem harus melakukan pemetaan keberadaan stunting per kecamatan dan per desa, nantinya berbagi tugas dengan seluruh jajaran melakukan penanganan. "Nantinya agar mampu menurunkan stunting setiap tahun, dari Provinsi Bali siap membantu. Bupati. Harus berhasil, tidak mungkin tidak berhasil, asalkan serius," katanya.
Terlebih lagi angka stunting di Karangasem menempati posisi tertinggi di Bali. Pada tahun 2022 mencapai 22,9 persen, sedangkan rata-rata di Bali hanya 8,0 persen. Gubernur Koster juga berencana bekerjasama dengan perguruan tinggi saat melakukan pengabdian masyarakat, salah satunya penanganan stunting dan Kabupaten Karangasem harus dapat penanganan prioritas.
"Sebenarnya anak-anak yang tinggi badannya kurang alias pendek belum tentu stunting, buktinya sehat-sehat saja, orang pendek belum tentu stunting," tambahnya. Stunting itu merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kurang gizi kronis dan infeksi berulang ditandai pertumbuhan tinggi dan berat badan tidak sesuai dengan umur.
Dampak dari stunting katanya menyebabkan gangguan pada perkembangan otak, kecerdasan berkurang, gangguan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Di kesempatan tersebut Bupati Karangasem yang juga Ketua DPC PDIP Karangasem, I Gede Dana mengatakan kondisi stunting di Karangasem diakui sebelumnya sempat mencapai 22,9 persen. "Namun tahun ini stunting di Karangasem telah turun jadi 14 persen," jelas Gede Dana.
Dia juga membenarkan, anak-anak yang tubuhnya pendek belum tentu stunting. "Sebab, kedua orangtuanya pendek, ya anaknya lahir pendek, tetapi sehat," jelasnya.
Gede Dana pun berkomitmen memerangi stunting, agar berkurang setiap tahun melalui program kesehatan. Saat acara kemarin dihadirkan 20 anak stunting dan 50 orang ibu hamil. Mereka pun mendapatkan bantuan pangan dalam acara bertema ‘Gerakan Hidup Sehat Menuju Generasi Indonesia Emas’. PDIP berharap tidak ada lagi stunting di masa depan. Dalam acara kemarin juga hadir anggota DPR RI I Wayan Sudirta, anggota DPRD Bali I Nyoman Purwa Ngurah Arsana, dan Ni Kadek Darmini dan segenap fungsionaris DPC dan PAC PDIP. Acara diakhiri potong tumpeng, kemudian masing-masing perwakilan ibu hamil mendapatkan potongan tumpeng HUT PDIP tersebut.
Terpisah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali saat ini berhasil menurunkan kasus stunting di wilayahnya hingga mencapai angka terendah di Indonesia selama 2022 dan menargetkan angka kasus stuntingnya tetap paling rendah pada tahun-tahun selanjutnya. "Stunting di Bali tahun 2022 sekitar 8,0 persen. Perhitungannya dilakukan mulai bulan Oktober-November, hasil kasarnya dapat 8,9 persen, harus cleaning lagi, terakhir kemarin dapat informasi dari Kemenkes jadi 8,0 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom di Denpasar, Senin kemarin.
Anom mengatakan bahwa angka kasus stunting pada anak balita di Provinsi Bali pada tahun 2022 lebih rendah dari target yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi. Pemprov Bali menargetkan penurunan angka kasus stunting dari 10,9 persen pada 2021 menjadi 9,28 persen pada 2022.
"Targetnya 9,28, makin rendah makin bagus kalau stunting. Yang pasti Bali terendah di Indonesia dan jelas target kita tetap jadi terendah," katanya. Anom menjelaskan bahwa selama tahun 2021 daerah di Provinsi Bali yang angka kasus stuntingnya masih tergolong tinggi, yakni Kabupaten Karangasem dan Klungkung.
Namun, menurut dia, Kabupaten Klungkung kemudian berhasil masuk ke jajaran daerah dengan angka kasus stunting rendah. "Yang terendah (angka kasusnya) Denpasar, Badung, dan Klungkung. Karena keberhasilan pencapaian stunting di Bali, maka dapat penghargaan untuk Denpasar, Badung, dan Klungkung," kata Anom.
Anom menyampaikan bahwa keberhasilan upaya penurunan stunting di Kabupaten Klungkung tidak lepas dari dukungan pemimpin daerah, kepala desa dan desa adat, serta ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dia mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Bali berupaya menurunkan angka kasus stunting menjadi 7,1 persen pada akhir 2023.
Pemerintah Provinsi Bali mengerahkan seluruh organisasi perangkat daerah untuk melaksanakan program-program percepatan penurunan angka kasus stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi tengkes. "(Tahun) 2023 kita lebih intensif lagi," kata Anom.
Upaya penanggulangan stunting yang dijalankan oleh pemerintah daerah antara lain pemenuhan kebutuhan gizi ibu dan bayi, pemberian tablet tambah darah untuk para ibu dan remaja perempuan, pendampingan keluarga, pemantauan tumbuh kembang anak melalui kegiatan posyandu, serta penyuluhan mengenai pencegahan stunting. *k16, ant
1
Komentar