BP3MI Bali Mulai Verifikasi Dokumen Calon Tenaga Kerja ke Korsel
DENPASAR, NusaBali
Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Bali mulai melakukan proses verifikasi dokumen pendaftaran calon tenaga kerja yang akan diberangkatkan ke Korea Selatan (Korsel), bertempat di Kantor BP3MI Bali, Jalan Danau Tempe, Denpasar Selatan, Selasa (24/1).
Selama empat hari, 24-27 Januari 2023, BP3MI akan memverifikasi dokumen pendaftaran 211 calon tenaga kerja. Kepala BP3MI Bali Anak Agung Gde Indra Hardiawan, kepada NusaBali menyampaikan, peluang kerja ke Korea Selatan merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Korea Selatan. Setiap tahunnya Indonesia mengirimkan ribuan pekerja ke Negeri Ginseng.
Tahun ini untuk pertama kalinya BP3MI menjadi salah satu 'tuan rumah' verifikasi dokumen calon tenaga kerja ke Korsel. Tahun-tahun sebelumnya verifikasi dokumen hanya dilakukan di beberapa kota di Pulau Jawa. "(Lowongan pekerjaan) yang sekarang dibuka adalah tkisektor manufaktur dan perikanan," ujar Agung Hardiawan ditemui di sela proses verifikasi.
Dikatakan, tahun-tahun sebelumnya para calon tenaga kerja ke Korsel harus melakukan verifikasi dokumen ke kota-kota tertentu seperti Jakarta dan Cirebon. Untuk mempermudah calon tenaga kerja maka untuk tahun ini proses verifikasi data dilakukan di seluruh BP3MI yang ada di seluruh Indonesia.
Agung Hardiawan mengungkapkan, minat angkatan kerja di Indonesia bekerja di Korsel sangat tinggi setiap tahunnya. Tahun ini, lebih dari 20 ribu calon tenaga kerja di seluruh Indonesia ikut mendaftar. Mereka akan bersaing memperebutkan jatah yang diberikan Pemerintah Korea Selatan sebanyak 10 ribu lowongan kerja di sektor manufaktur dan perikanan.
"Keamanan tenaga kerja program G to G (Goverment to Goverment) memang lebih baik ketimbang proses pemberangkatan P to P (Person to Person)," imbuh Agung Hardiawan meyakinkan.
Gaji yang ditawarkan memang relatif tinggi sehingga menarik minat banyak calon tenaga kerja. Agung Hardiawan menyebut kisaran gaji yang akan diterima pekerja antara Rp 22 juta hingga Rp 32 juta. Adapun proses pendaftaran gratis kecuali membayar biaya ujian sebesar 28 USD atau sekitar Rp 428 ribu.
Para pekerja yang lolos tahap verifikasi dokumen nantinya akan mengikuti dua kali ujian sebelum dinyatakan lolos dan menandatangani kontrak kerja selama tiga tahun di Korea Selatan.
Sementara itu salah satu calon tenaga kerja Ria Wijayanti, 26, mengaku salah satu motivasinya mendaftar yakni tertarik dengan gaji yang ditawarkan. Dia mengatakan, salah seorang temannya telah lebih dahulu bekerja di Korea Selatan. Selain itu, budaya Korea yang terkenal sampai Indonesia jadi motivasi sarjana ilmu gizi ini bekerja di negara K-Pop. "Awalnya orangtua tidak mengizinkan, tapi saya terus meyakinkan," ujar perempuan Surakarta ini. *cr78
1
Komentar