Bulan Bahasa Bali Tahun Ini Dijanjikan Lebih Menarik
Pada perhelatan tahun lalu ada sekitar 10 lomba, tahun ini ada 16 lomba. Untuk meyakinkan Bulan Bahasa Bali berjalan baik, Disbud Bali akan memanfaatkan sekitar 650-an penyuluh Bahasa Bali yang tersebar di desa-desa.
DENPASAR, NusaBali
Bulan Bahasa Bali ke-5 tahun 2023 digelar sebulan penuh 1-28 Februari 2023 mendatang. Pelaksanaan kali ini disebut akan jauh lebih menarik dari tahun-tahun sebelumnya. Hal itu dapat dilihat dari konten Bulan Bahasa Bali ke-5 yang jauh lebih inovatif dan variatif.
Rapat Pleno Bulan Bahasa Bali ke-5 Tahun 2023 digelar di Ruang Rapat Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala, Denpasar, Rabu (25/1). Rapat dipimpin Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra bersama Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha.
Sekda Dewa Indra dalam arahannya meminta garansi Bulan Bahasa Bali tahun ini berjalan lebih baik dibanding pelaksanaan sebelum-sebelumnya. “Saya minta garansi kepada panitia, Bulan Bahasa Bali ke-5 ini harus jauh lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Sekda Dewa Indra menegaskan, tidak ada alasan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali ke-5 ini tidak lebih baik dari sebelumnya. Itu karena Disbud Bali sudah memiliki pengalaman untuk melaksanakan kegiatan ini, baik pengalaman untuk bekerjasama, pengalaman berkolaborasi, dan pengalaman mengeksplorasi lagi kaedah-kaedah sastra dan bahasa Bali. Tak hanya itu, tim Bulan Bahasa Bali ke-5 ini juga semakin baik, terutama wawasannya yang sudah sangat baik, sehingga tinggal memadukannya saja.
“Seluruh tim sudah bertekad, Bulan Bahasa Bali ke-5 ini harus lebih baik dari sebelumnya,” tandas Sekda Dewa Indra.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha, mengatakan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali kali ini memang terdapat peningkatan, terutama dalam wimbakara (lomba). Jika pada perhelatan tahun lalu ada sekitar 10 lomba, namun untuk kali ini ada 16 lomba. Hal itu, tentu juga melihat perkembangan-perkembangan yang bisa diarahkan ke dalam Bahasa Bali.
“Misalnya, tidak hanya pidato Bahasa Bali, tetapi juga media sosial agar kita bisa menggaet para generasi muda kita. Bahasanya tetap Bahasa Bali, tetapi caranya kita mensosialisasikan bermacam-macam,” kata Sugiartha.
Dikatakannya, caranya adalah dengan mengadopsi kegiatan-kegiatan ataupun sosialitas kehidupan kekinian, sehingga Bahasa Bali ini benar-benar bisa membumi. Bahasa Bali itu tak hanya dijadikan media komunikasi hanya sebatas tulisan atau acara-acara resmi lainnya, tetapi benar-benar menjadi Bahasa Ibu, bahkan menjadi bahasa utama dalam keluarga.
“Anak-anak kita sekarang baru lahir sudah berbahasa Indonesia, bahkan berbahasa Inggris dengan orangtuanya. Mereka jarang diajak berbahasa Bali. Jadi, itu nanti kita stressing setelah pelaksanaan Bulan Bahasa Bali dievaluasi dari sebelumnya. Nah, itu yang akan lebih kita tingkatkan,” ucap mantan Rektor ISI Denpasar ini.
Untuk meyakinkan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali di tingkat desa berjalan baik, Disbud Bali akan memanfaatkan sebanyak 650 lebih penyuluh Bahasa Bali yang tersebar di desa-desa. Masing-masing desa terdapat seorang penyuluh yang bertugas sebagai ‘matanya’ Dinas Kebudayaan/Pemerintah Provinsi Bali. Penyuluh bahasa Bali ini akan membantu serta melihat setiap pelaksanaan Bulan Bahasa Bali di tingkat desa.
“Edaran sudah kita lakukan, bahkan Gubernur Bali dengan tegas mengatakan, dana desa dan juga anggaran yang digelontorkan untuk desa adat wajib hukumnya digunakan untuk menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali. Itu yang akan kita tuntut kepada desa dan desa adat agar harus menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali,” tegas Sugiartha.
Bulan Bahasa Bali tahun 2023 mengusung tema ‘Segara Kerthi: Campuhan Urip Sarwa Prani’ yang dimaknai sebagai altar pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali untuk memaknai laut sebagai awal dan akhir kehidupan segenap makhluk.
Tema ini terejawantahkan dalam setiap tampilan materi, bahkan sudah disampaikan ke tingkat kabupaten dan kota, lembaga-lembaga pendidikan dari PAUD hingga perguruan tinggi, hingga ke tingkat desa dan desa adat yang menyatakan sepakat menggelar Bulan Bahasa Bali, sehingga keterlibatan orang lebih banyak.
Bulan Bahasa Bali menyajikan enam kegiatan pokok, yaitu Kriyaloka (Workshop), Widya Tula (Seminar), Wimbakara (Lomba), Sasolahan (Pergelaran), Reka Aksara (Pameran), dan Penganugerahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama.
Rapat kali ini dihadiri oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Made Rentin, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bali Dewa Nyoman Rai Darmadi, serta kepala dinas terkait. Hadir pula kepala Dinas Kebudayaan kabupaten/kota atau perwakilannya, Kapolresta Denpasar, Kapolsek Denpasar Timur, kepala UPTD Taman Budaya, tim kreatif, tim Penyuluh Bahasa Bali, dan seluruh panitia. *cr78
Rapat Pleno Bulan Bahasa Bali ke-5 Tahun 2023 digelar di Ruang Rapat Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala, Denpasar, Rabu (25/1). Rapat dipimpin Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra bersama Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha.
Sekda Dewa Indra dalam arahannya meminta garansi Bulan Bahasa Bali tahun ini berjalan lebih baik dibanding pelaksanaan sebelum-sebelumnya. “Saya minta garansi kepada panitia, Bulan Bahasa Bali ke-5 ini harus jauh lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Sekda Dewa Indra menegaskan, tidak ada alasan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali ke-5 ini tidak lebih baik dari sebelumnya. Itu karena Disbud Bali sudah memiliki pengalaman untuk melaksanakan kegiatan ini, baik pengalaman untuk bekerjasama, pengalaman berkolaborasi, dan pengalaman mengeksplorasi lagi kaedah-kaedah sastra dan bahasa Bali. Tak hanya itu, tim Bulan Bahasa Bali ke-5 ini juga semakin baik, terutama wawasannya yang sudah sangat baik, sehingga tinggal memadukannya saja.
“Seluruh tim sudah bertekad, Bulan Bahasa Bali ke-5 ini harus lebih baik dari sebelumnya,” tandas Sekda Dewa Indra.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha, mengatakan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali kali ini memang terdapat peningkatan, terutama dalam wimbakara (lomba). Jika pada perhelatan tahun lalu ada sekitar 10 lomba, namun untuk kali ini ada 16 lomba. Hal itu, tentu juga melihat perkembangan-perkembangan yang bisa diarahkan ke dalam Bahasa Bali.
“Misalnya, tidak hanya pidato Bahasa Bali, tetapi juga media sosial agar kita bisa menggaet para generasi muda kita. Bahasanya tetap Bahasa Bali, tetapi caranya kita mensosialisasikan bermacam-macam,” kata Sugiartha.
Dikatakannya, caranya adalah dengan mengadopsi kegiatan-kegiatan ataupun sosialitas kehidupan kekinian, sehingga Bahasa Bali ini benar-benar bisa membumi. Bahasa Bali itu tak hanya dijadikan media komunikasi hanya sebatas tulisan atau acara-acara resmi lainnya, tetapi benar-benar menjadi Bahasa Ibu, bahkan menjadi bahasa utama dalam keluarga.
“Anak-anak kita sekarang baru lahir sudah berbahasa Indonesia, bahkan berbahasa Inggris dengan orangtuanya. Mereka jarang diajak berbahasa Bali. Jadi, itu nanti kita stressing setelah pelaksanaan Bulan Bahasa Bali dievaluasi dari sebelumnya. Nah, itu yang akan lebih kita tingkatkan,” ucap mantan Rektor ISI Denpasar ini.
Untuk meyakinkan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali di tingkat desa berjalan baik, Disbud Bali akan memanfaatkan sebanyak 650 lebih penyuluh Bahasa Bali yang tersebar di desa-desa. Masing-masing desa terdapat seorang penyuluh yang bertugas sebagai ‘matanya’ Dinas Kebudayaan/Pemerintah Provinsi Bali. Penyuluh bahasa Bali ini akan membantu serta melihat setiap pelaksanaan Bulan Bahasa Bali di tingkat desa.
“Edaran sudah kita lakukan, bahkan Gubernur Bali dengan tegas mengatakan, dana desa dan juga anggaran yang digelontorkan untuk desa adat wajib hukumnya digunakan untuk menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali. Itu yang akan kita tuntut kepada desa dan desa adat agar harus menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali,” tegas Sugiartha.
Bulan Bahasa Bali tahun 2023 mengusung tema ‘Segara Kerthi: Campuhan Urip Sarwa Prani’ yang dimaknai sebagai altar pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali untuk memaknai laut sebagai awal dan akhir kehidupan segenap makhluk.
Tema ini terejawantahkan dalam setiap tampilan materi, bahkan sudah disampaikan ke tingkat kabupaten dan kota, lembaga-lembaga pendidikan dari PAUD hingga perguruan tinggi, hingga ke tingkat desa dan desa adat yang menyatakan sepakat menggelar Bulan Bahasa Bali, sehingga keterlibatan orang lebih banyak.
Bulan Bahasa Bali menyajikan enam kegiatan pokok, yaitu Kriyaloka (Workshop), Widya Tula (Seminar), Wimbakara (Lomba), Sasolahan (Pergelaran), Reka Aksara (Pameran), dan Penganugerahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama.
Rapat kali ini dihadiri oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Made Rentin, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bali Dewa Nyoman Rai Darmadi, serta kepala dinas terkait. Hadir pula kepala Dinas Kebudayaan kabupaten/kota atau perwakilannya, Kapolresta Denpasar, Kapolsek Denpasar Timur, kepala UPTD Taman Budaya, tim kreatif, tim Penyuluh Bahasa Bali, dan seluruh panitia. *cr78
1
Komentar