Sesalkan Bandara Bali Utara Dicoret dari PSN
Pasemetonan Puri Buleleng Minta Pelabuhan Tua Diaktifkan
SINGARAJA, NusaBali
Keputusan Pemerintah Pusat mencoret rencana pembangunan Bandara Bali Utara dari Proyek Strategis Nasional (PSN) disesalkan Pasemetonan Puri Buleleng.
Padahal rencana pembangunan bandara ini memberikan harapan pemerataan akses antara Bali Selatan dan Bali Utara. Pasemetonan Puri Buleleng pun meminta kepada pemerintah untuk tetap memperjuangkan akses transportasi di Buleleng untuk pengembangan dan pembangunan di Bali Utara.
Manggala Utama Pasemetonan Trah Tunggal Panji Sakti keluarga Puri Buleleng, Anak Agung Wiranata Kusuma didampingi panglingsir puri di Puri Tukadmungga, Buleleng, Kamis (26/1) menyatakan sikap selalu mendukung kegiatan dan program pemerintah daerah dan pusat. Hanya saja pencoretan rencana pembangunan bandara di Buleleng sangat disayangkan. Sebab upaya untuk menyeimbangkan akses dan pembangunan di Bali jelas tidak akan tercapai.
Menurutnya rencana pembangunan bandara di Buleleng dulu muncul karena adanya kepadatan arus penerbangan di Bandara Ngurah Rai. Rencana itu pun disusun pemerintah berdasarkan hasil kajian. Kabupaten Buleleng disebut Wiranata sangat memerlukan akses yang representatif untuk menyamaratakan pembangunan di Bali.
“Bali itu bukan hanya Denpasar, Gianyar atau Sarbagita saja, Buleleng juga Bali. Saat ini kami merasa terisolir, terasa jauh, belum merasa mengecap hingar bingar pariwisata karena aksesnya yang kurang,” ujar Wiranata. Dia pun berharap pembangunan akses menuju Buleleng tetap diperjuangkan pemerintah dan putra-putra terbaik Buleleng yang saat ini memiliki pengaruh.
Pasemetonan Puri Buleleng pun tidak mempermasalahkan jenis akses yang bisa dibangun pemerintah. Jika rencana pembangunan bandara tidak memenuhi syarat dan tidak bisa direalisasi, Wiranata berharap pemerintah bisa mencari solusi akses lain. Pensiunan Perwira Polri ini mengusulkan agar Pelabuhan Tua Buleleng diaktifkan kembali sebagai akses transportasi. Sebab Pelabuhan Buleleng memiliki sejarah masa kejayaan saat Buleleng menjadi pusat pemerintahan Provinsi Soenda Ketjil.
“Kalau bandara tidak jadi dibangun, kami mohon Pelabuhan Buleleng bisa diaktifkan kembali. Sehingga bisa memberikan akses yang merata di Bali termasuk Buleleng bisa merasakan,” ungkap dia. Akses transportasi laut ini jika dibuka kembali akan memberikan manfaat luar biasa untuk promosi dan eksplorasi pariwisata termasuk akses untuk pengiriman Sumber Daya Alam (SDA) di Buleleng yang sangat kaya. Dia pun menginginkan kejayaan Pelabuhan Buleleng sebagai pelabuhan dagang terkenal pada masanya. *k23
Komentar