Kunjungan Wisatawan ke Desa Wisata Minim
MANGUPURA, NusaBali
Keberadaan desa wisata di Kabupaten Badung belum banyak menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung.
Buktinya jumlah kunjungan wisatawan ke desa wisata yang ada di Gumi Keris tergolong masih minim. Dari catatan Dinas Pariwisata, jumlah kunjungan ke 17 desa wisata hanya sebanyak 374.000 kunjungan.
Kepala Dinas Pariwisata Badung I Nyoman Rudiartha, tak menyangkal minimnya kunjungan wisatawan ke desa wisata. Dia menyebut dalam setahun, tingkat kunjungan wisatawan ke desa wisata hanya 374.000 orang. “Jumlah kunjungan ke desa wisata masih minim,” ujarnya saat rapat bersama Pimpinan DPRD Badung, beberapa waktu lalu.
Adapun 17 desa wisata yang dimiliki Badung antara lain Desa Wisata Munggu, Baha, Bongkasa Pertiwi, Sangeh, Carangsari, Petang, Pelaga, Belok, Mengwi, Pangsan, Kapal, Penarungan, Abiansemal Dauh Yeh Cani, Kuwum, Bongkasa, Sobangan dan Cemagi. “Dari 17 desa wisata yang ada, yang paling banyak dikunjungi yakni Desa Munggu sebanyak 103.136 kunjungan,” beber mantan Camat Kuta ini.
Rudiartha menyebut perlu sebuah upaya promosi yang lebih gencar lagi, supaya keberadaan desa wisata lebih dikenal luas. “Makanya dalam promosi nanti kita akan mengajak bloger dan youtuber untuk eksplor desa wisata yang kita miliki,” katanya.
Lanjut dikatakan, pengembangan desa wisata juga memerlukan upaya aktif dari pihak desa dalam mengenalkan desa wisata yang dimiliki, sehingga orang tertarik untuk datang berwisata. “Semua ini masih bertahap, karena ada desa yang kurang berperan aktif, walaupun sudah ditetapkan sebagai desa wisata,” sebutnya.
Rudiartha pun berharap, dari pemerintahan desa juga mendukung kemajuan desa wisata yang dimiliki. “Kita berharap desa juga ikut mensupport kemajuan desa wisata,” harap Rudiartha.
Sementara itu Ketua DPRD Badung I Putu Parwata, mengatakan meski kunjungan ke desa wisata masih minim, pihaknya meminta Dinas Pariwisata untuk berbenah diri untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Desa Wisata. Parwata pun mendukung jika dalam promosi wisata, memanfaatkan media elektronik dan bloger termasuk youtuber.
“Kita sebenarnya punya selayang pandang Badung, tapi itu sudah lama. Kita buat video yang singkat-singkat saja, karena masyarakat perlu yang simpel. Jadi kita perlihatkan yang menarik, yang nantinya menjadi daya tarik wisatawan,” pesan Parwata. *ind
Komentar