Warga Secara Swadaya Perbaiki Jalan Rusak
Kondisi jalan dari Karangsuung Kaja menuju beberapa banjar di wilayah Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Bangli, berlubang.
BANGLI, NusaBali
Diketahui sudah ada lima orang yang mengalami kecelakaan di jalur tersebut, bahkan sampai patah tangan. Tidak ingin hal serupa terjadi lagi, warga Tempekan Dukuh melakukan perbaikan secara swadaya.
Pantauan pada Senin (29/5), sejumlah warga istirahat usai melakukan perbaikan jalan. Salah seorang warga, I Made Uswanto, 41, menjelaskan warga yang terdiri dari beberapa banjar sejak Minggu (28/5) pagi sudah mulai melakukan perbaikan jalan. Jalan menikung dan tanjakan, berlubang di kedua sisi ditutup dengan beton kemudian diaspal.
Dikatakan bahwa warga secara swadaya melakukan perbaikan. Warga ada yang menyumbang uang, semen, serta aspal. “Ada juga yang menyumbang nasi, air, dan vitamin, untuk warga yang bekerja,” ujarnya. Jalan berlubang sampai selebar 40 centimeter, dan kondisi seperti itu sudah berlangsung selama tiga bulan. Warga sudah berupaya melaporkan hal tersebut, namun tidak ada respons.
“Sudah kami sampaikan kepada prebekel, dan di sini kami punya wakil rakyat tapi tidak ada tanggapan sama sekali,” imbuhnya. Lantaran tidak ada respons warga memilih melakukan perbaikan secara swadaya. Untuk sementara waktu, jalur tersebut tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. “Aspal biar kering dulu. Kalau dilalui sekarang malah rusak lagi,” tandasnya.
I Wayan Mudiasa, warga setempat, menambahkan jalan tersebut merupakan jalan utama menuju Banjar Penarukan, Pulasari, Kebon, dan jalan mengarah ke Kintamani maupun Karangsem. Pengerjaan jalan berlubang dikebut, mengingat Selasa (30/5) piodalan di Pura Dalem Agung Tampuagan. “Pamedek yang tangkil dari daerah lain lewat jalan ini juga, kalau tidak segera diperbaiki takut membahayakan,” jelasnya.
Bisa saja pamedek melintasi jalan lain, tetapi harus memutar melalui Desa Bangbang. “Jauh kalau memutar, mungkin ada 10 kilometer,” ujarnya. Mudiasa menambahkan meski jalan sudah diperbaiki, pihaknya berharap dinas terkait turun tangan. “Kami minta jalan bisa dihotmix, biar tidak cepat rusak lagi,” harapnya. *e
Pantauan pada Senin (29/5), sejumlah warga istirahat usai melakukan perbaikan jalan. Salah seorang warga, I Made Uswanto, 41, menjelaskan warga yang terdiri dari beberapa banjar sejak Minggu (28/5) pagi sudah mulai melakukan perbaikan jalan. Jalan menikung dan tanjakan, berlubang di kedua sisi ditutup dengan beton kemudian diaspal.
Dikatakan bahwa warga secara swadaya melakukan perbaikan. Warga ada yang menyumbang uang, semen, serta aspal. “Ada juga yang menyumbang nasi, air, dan vitamin, untuk warga yang bekerja,” ujarnya. Jalan berlubang sampai selebar 40 centimeter, dan kondisi seperti itu sudah berlangsung selama tiga bulan. Warga sudah berupaya melaporkan hal tersebut, namun tidak ada respons.
“Sudah kami sampaikan kepada prebekel, dan di sini kami punya wakil rakyat tapi tidak ada tanggapan sama sekali,” imbuhnya. Lantaran tidak ada respons warga memilih melakukan perbaikan secara swadaya. Untuk sementara waktu, jalur tersebut tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. “Aspal biar kering dulu. Kalau dilalui sekarang malah rusak lagi,” tandasnya.
I Wayan Mudiasa, warga setempat, menambahkan jalan tersebut merupakan jalan utama menuju Banjar Penarukan, Pulasari, Kebon, dan jalan mengarah ke Kintamani maupun Karangsem. Pengerjaan jalan berlubang dikebut, mengingat Selasa (30/5) piodalan di Pura Dalem Agung Tampuagan. “Pamedek yang tangkil dari daerah lain lewat jalan ini juga, kalau tidak segera diperbaiki takut membahayakan,” jelasnya.
Bisa saja pamedek melintasi jalan lain, tetapi harus memutar melalui Desa Bangbang. “Jauh kalau memutar, mungkin ada 10 kilometer,” ujarnya. Mudiasa menambahkan meski jalan sudah diperbaiki, pihaknya berharap dinas terkait turun tangan. “Kami minta jalan bisa dihotmix, biar tidak cepat rusak lagi,” harapnya. *e
Komentar