BEI Optimistis Pergerakan Pasar Modal Kian Kencang
DENPASAR,NusaBali
Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Bali optimistis pergerakan investasi melalui bursa efek atau pasar modal akan terus meningkat, pasca pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan bergeraknya industri pariwisata.
Mengacu data, jumlah investor pasar modal di Bali tahun 2022 lalu, sebanyak 191.979 single investor identification(SID). Sedang untuk pasar saham sebanyak 94.751 SID. Baik pasar modal maupun pasar saham, sama-sama mengalami peningkatan. Pasar modal meningkat sebesar 29 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan pasar modal meningkat 25 persen.
“Kita optimistis, akan semakin meningkat,” ujar Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Bali, I Gusti Agus Andiyasa, Minggu (29/1).
Dikatakan tidak adanya lagi PPKM dan semakin meningkatkan kunjungan pariwisata ke Bali, tentu akan berdampak terhadap kian kencang bergeraknya perekonomian Bali. Faktor itulah di satu sisi diyakini akan mendorong peningkatan investasi.
“Sebelum, saat dan pasca pandemi, memang diharapkan terus meningkat,” lanjut Gusti Andiyasa.
Karenanya edukasi terhadap bursa efek (pasar modal) terus dilakukan pihak BEI. Diantaranya melalui peningkatan literasi dan inklusi keuangan pasar modal.
“Literasi dan inklusi keuangan masih terus ditingkatkan,” ujar Gusti Andiyasa.
Dia menunjuk Pencanangan Literasi dan Inklusi Pasar Modal kepada Desa Adat dan 1.000 Pecalang di Bali, Jumat(27/1).
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, indeks literasi keuangan di Provinsi Bali tahun 2022 sebesar 57,66 persen sedangkan secara nasional sebesar 49,68 persen. Sementara indeks inklusi keuangan di Provinsi Bali sebesar 92,21 persen, secara nasional sebesar 85,10 persen.
Tingkat literasi keuangan mencerminkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), keyakinan (confidence) yang mempengaruhi sikap (attitude), dan perilaku keuangan (behavior) seseorang terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan di Lembaga Keuangan formal.
Sementara tingkat inklusi keuangan mencerminkan ketersediaan akses bagi masyarakat untuk memanfaatkan produk dan/atau layanan jasa keuangan di Lembaga Keuangan formal.
Khusus untuk tingkat literasi dan inklusi keuangan di Pasar Modal masih terbilang rendah dibandingkan sektor jasa keuangan lainnya yakni secara nasional indeks literasi keuangan sebesar 4,11 persen dan inklusi keuangan sebesar 5,19 persen.
Bandesa Agung Majelis Desa Adat (MDA) Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet berpesan melalui kegiatan tersebut Desa Adat dan Pecalang di Bali dapat mendukung program dengan serius pada saat OJK dan BEI melakukan edukasi ke desa-desa adat, sehingga masyarakat di Bali terhindar dari investasi bodong. *K17
1
Komentar