Bali Memasuki Periode Low Season
DENPASAR,NusaBali
Bali bersiap-siap memasuki mengalami penurunan kunjungan wisatawan memasuki Februari sampai beberapa bulan ke depan.
Kalangan pelaku pariwisata mengiyakan hal tersebut. Walau demikian diyakini wisatawan, baik wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan manca negara (wisman) tetap mengalir, karena memang Bali merupakan tujuan wisata dunia punya daya tarik, dengan keindahan alam, tradisi dan budayanya.
Sekretaris PHRI Badung I Gede Ricky Sukarta mengiyakan kemungkinan penurunan kunjungan tersebut. “Pada saat Nataru sampai dengan Imlek cukup bagus. Okupansi rata-rata 75 persen sampai 85 persen,” ujar pria yang juga Panesehat Bali Villa Association(BVA).
Pasca Nataru dan perayaan Imlek, pada Februari ada Hari Valentine atau Valentine Day. Namun dari pengalaman, Hari Valentine tidak terlalu berpengaruh pada keramaian kunjunan wisatawan. “Ada dampaknya, namun saya rasa tidak signifikan,” ucap GM Villa Kayu Raja di kawasan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung.
Demikian juga wisman China (Tiongkok) yang diharapkan datang menyusul kedatangan ke perdana sebanyak 210 pada Minggu(22/1) belum ada.
“Kalau sebelum pandemi, wisman China datang banyak dalam bentuk grup-grup, Tetapi sekarang agaknya belum,” ujarnya.
Walau demikian bukan berarti, tidak ada peluang sama sekali. Aktivitas kelembagaan terkait persiapan jelang Pemilu 2024, diyakini berdampak pada peningkatan kunjungan. Dalam hal ini wisatawan domestik.
“Ini kan sudah mulai persiapan-persiapan jelang Pemilu. Kemungkinan nanti adalah kegiatan bertalian dengan kegiatan politik akan memberi dampak,” ujarnya.
Diantaranya rapat- rapat atau pertemuan parpol maupun yang lainnya, diyakini sudah akan mulai. Kata dia, minimal bisa meramaikan, akan berdampak positif bagi pariwisata Bali.
Sedang untuk wisman, Gede Ricky Sukarta menyatakan Australia dan India dan beberapa negara lainnya masih tetap jadi andalan Bali.
Terkait wisman menurut Ricky Sukarta, pangsa pasar Taiwan dan Korea Selatan, pantas digarap lebih serius. “Wisman Taiwan dan Korea Selatan banyak memilih Bali sebagai tempat honeymoon dan juga grup-grup,” kata Sukarta. Karena karakter dari keduanya yang suka Bali itulah, membuat Sukarta optimistis. Harapannya ada sinergi antara Pemerintah dan industri pariwisata sendiri bisa lebih menggenjot kunjungan wisman dari Taiwan dan Korsel. *K17.
Sekretaris PHRI Badung I Gede Ricky Sukarta mengiyakan kemungkinan penurunan kunjungan tersebut. “Pada saat Nataru sampai dengan Imlek cukup bagus. Okupansi rata-rata 75 persen sampai 85 persen,” ujar pria yang juga Panesehat Bali Villa Association(BVA).
Pasca Nataru dan perayaan Imlek, pada Februari ada Hari Valentine atau Valentine Day. Namun dari pengalaman, Hari Valentine tidak terlalu berpengaruh pada keramaian kunjunan wisatawan. “Ada dampaknya, namun saya rasa tidak signifikan,” ucap GM Villa Kayu Raja di kawasan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung.
Demikian juga wisman China (Tiongkok) yang diharapkan datang menyusul kedatangan ke perdana sebanyak 210 pada Minggu(22/1) belum ada.
“Kalau sebelum pandemi, wisman China datang banyak dalam bentuk grup-grup, Tetapi sekarang agaknya belum,” ujarnya.
Walau demikian bukan berarti, tidak ada peluang sama sekali. Aktivitas kelembagaan terkait persiapan jelang Pemilu 2024, diyakini berdampak pada peningkatan kunjungan. Dalam hal ini wisatawan domestik.
“Ini kan sudah mulai persiapan-persiapan jelang Pemilu. Kemungkinan nanti adalah kegiatan bertalian dengan kegiatan politik akan memberi dampak,” ujarnya.
Diantaranya rapat- rapat atau pertemuan parpol maupun yang lainnya, diyakini sudah akan mulai. Kata dia, minimal bisa meramaikan, akan berdampak positif bagi pariwisata Bali.
Sedang untuk wisman, Gede Ricky Sukarta menyatakan Australia dan India dan beberapa negara lainnya masih tetap jadi andalan Bali.
Terkait wisman menurut Ricky Sukarta, pangsa pasar Taiwan dan Korea Selatan, pantas digarap lebih serius. “Wisman Taiwan dan Korea Selatan banyak memilih Bali sebagai tempat honeymoon dan juga grup-grup,” kata Sukarta. Karena karakter dari keduanya yang suka Bali itulah, membuat Sukarta optimistis. Harapannya ada sinergi antara Pemerintah dan industri pariwisata sendiri bisa lebih menggenjot kunjungan wisman dari Taiwan dan Korsel. *K17.
Komentar