Jokowi Ingatkan PSI Cari Diferensiasi, Jangan Ikuti Partai Lain
JAKARTA, NusaBali
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada kader-kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk mencari diferensiasi yang membedakan dari partai lain.
Dalam sambutannya pada puncak perayaan HUT ke-8 PSI, di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (31/1) Presiden Jokowi menyatakan PSI harus memiliki diferensiasi kalau dibandingkan dengan partai-partai yang lain.
"Jangan mengikuti mereka. Isunya jangan ngikuti mereka. Jangan menjadi 'follower', tapi harus menjadi trensetternya," kata Presiden Jokowi. Menurut Presiden, PSI harus memanfaatkan peluang masyarakat muda yang akan menjadi pemilih dalam Pemilu 2024. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri, hampir 60 persen dari total penduduk Indonesia berusia 17-39 tahun. Artinya, kesempatan untuk mengambil suara dari anak muda sangat besar. Oleh karenanya, Presiden berpesan peluang itu harus disasar oleh PSI.
"Dan pasar segmen sebesar itu, itulah yang memang harus disasar dan didapatkan oleh PSI. Dan menurut saya, sangat cocok sekali dengan PSI," kata Presiden lagi. Presiden pun memberikan strategi kepada Ketua Umum PSI Giring Ganesha untuk menyasar pemilih usia muda dengan mengangkat isu-isu yang disukai mereka. Kepala Negara juga bercerita pengalamannya saat mendulang suara anak muda saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2012 silam.
"Saat itu, saya ingat menyiapkan dengan Pak Ahok itu baju kotak-kotak. Enggak ada yang berani membuat tren seperti itu. Itu ada risikonya. Risikonya bisa kalah kalau keliru, tapi ternyata disambut oleh masyarakat, utamanya masyarakat muda," kata Jokowi pula.
"Ingat saya ini bukan siapa-siapa, dari Solo, ndeso, masuk ke Jakarta yang kota besar. Saya melihat saat itu ada peluang, karena setiap pemilihan pilkada di mana pun selalu calonnya itu pakai jas, pakai dasi, pakai peci, nggak ada yang berani keluar dari situ. Ingat ini, bener, kalau ada yang masih menampilkan seperti itu dari PSI, itu sudah berarti udah...," ucap Jokowi sambil tangannya mengarah ke belakang.
Jokowi menyebut saat itu dia memberanikan diri. Meskipun, kata Jokowi, risikonya dia bisa kalah. "Saat itu saya ingat menyiapkan dengan Pak Ahok, baju kotak-kotak, nggak ada yang berani membuat trend seperti itu, itu ada risikonya, risikonya bisa kalah kalau keliru," imbuh Jokowi. "Tapi ternyata disambut oleh masyarakat, utamanya, masyarakat muda. Cari barang seperti itu, PSI cari difrensiasi, cari barang seperti itu, dah yang lain-lain sama seperti bro Giring, PR-nya itu saja udah," kata Jokowi. *ant
"Jangan mengikuti mereka. Isunya jangan ngikuti mereka. Jangan menjadi 'follower', tapi harus menjadi trensetternya," kata Presiden Jokowi. Menurut Presiden, PSI harus memanfaatkan peluang masyarakat muda yang akan menjadi pemilih dalam Pemilu 2024. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri, hampir 60 persen dari total penduduk Indonesia berusia 17-39 tahun. Artinya, kesempatan untuk mengambil suara dari anak muda sangat besar. Oleh karenanya, Presiden berpesan peluang itu harus disasar oleh PSI.
"Dan pasar segmen sebesar itu, itulah yang memang harus disasar dan didapatkan oleh PSI. Dan menurut saya, sangat cocok sekali dengan PSI," kata Presiden lagi. Presiden pun memberikan strategi kepada Ketua Umum PSI Giring Ganesha untuk menyasar pemilih usia muda dengan mengangkat isu-isu yang disukai mereka. Kepala Negara juga bercerita pengalamannya saat mendulang suara anak muda saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2012 silam.
"Saat itu, saya ingat menyiapkan dengan Pak Ahok itu baju kotak-kotak. Enggak ada yang berani membuat tren seperti itu. Itu ada risikonya. Risikonya bisa kalah kalau keliru, tapi ternyata disambut oleh masyarakat, utamanya masyarakat muda," kata Jokowi pula.
"Ingat saya ini bukan siapa-siapa, dari Solo, ndeso, masuk ke Jakarta yang kota besar. Saya melihat saat itu ada peluang, karena setiap pemilihan pilkada di mana pun selalu calonnya itu pakai jas, pakai dasi, pakai peci, nggak ada yang berani keluar dari situ. Ingat ini, bener, kalau ada yang masih menampilkan seperti itu dari PSI, itu sudah berarti udah...," ucap Jokowi sambil tangannya mengarah ke belakang.
Jokowi menyebut saat itu dia memberanikan diri. Meskipun, kata Jokowi, risikonya dia bisa kalah. "Saat itu saya ingat menyiapkan dengan Pak Ahok, baju kotak-kotak, nggak ada yang berani membuat trend seperti itu, itu ada risikonya, risikonya bisa kalah kalau keliru," imbuh Jokowi. "Tapi ternyata disambut oleh masyarakat, utamanya, masyarakat muda. Cari barang seperti itu, PSI cari difrensiasi, cari barang seperti itu, dah yang lain-lain sama seperti bro Giring, PR-nya itu saja udah," kata Jokowi. *ant
Komentar