Gula Pasir 'Langka'
Sejak ditetapkan HET Rp 12.500, pasokan gula pasir di toko modern tak lagi lancer seperti sebelumnya.
Beras dan Minyak Goreng ‘Diburu’
DENPASAR, NusaBali
Pasca diberlakukannya harga eceran tertinggi (HET) untuk gula pasir per 10 April 2017, pasokan sembako ini malah terasa langka di beberapa toko, terutama toko modern. Seperti yang terjadi di Indomart Jalan Merdeka Tanjung Bungkak. “Habis,” kata seorang petugas pada Senin (29/5) malam.
Kondisi lebih parah terjadi di Alfamart Jalan Hayam Wuruk kawasan yang sama. “Stok gula sudah dua hari kosong,” kata petugas di Alfamart yang ditemui pada malam yang sama.
Sementara itu di toko modern lainnya, Merdeka Mart, masih terlihat bungkus-bungkus gula dalam jumlah yang cukup banyak. Namun tidak ada kemasan 1 kilogram, melainkan kemasan 0,5 kilogram dengan bandrol Rp 8.900 untuk merk Gulaku.
Menghilangnya gula pasir juga diakui oleh sebuah swalayan di bilangan Jalan Nangka Utara Denpasar. Beruntung per Selasa (30/5) stok sudah tersedia. “ Kalau sekarang lancar, namun kemarin sempat tidak ada,” ujar seorang seorang karyawan. Namun dia tak memastikan, apakah pasokan gula pasir akan tetap lancar atau tidak, pada hari selanjutnya.
Stok gula memang terasa langka pada toko modern, karena HET yang dipatok Kementerian Perdagangan ini memang ditetapkan untuk toko modern. Sedangkan pantauan pada beberapa toko tradisional rata-rata memasang harga di atas Rp 13.000 per kilogram untuk gula pasir putih atau kekuningan.
Sementara itu selain gula pasir, komoditas beras dan minyak juga menjadi kebutuhan yang laris di saat bulan Ramadhan. Alhasil terjadi kenaikan harga. Menurut kalangan pedagang, untuk beras kantong 25 kilogam, harganya naik Rp 2.500 per kantong. Beras Putri Sejati misalnya, dari biasanya Rp 237.500 untuk kantong isian 25 kilogram kini naik menjadi menjadi Rp 240.000. Demikian juga untuk jenis beras lainnya, yang kategori beras biasa, awalnya Rp 235.000 per kantong (isian 25 kilogram) kini Rp 237.500.
Sedang minyak, untuk minyak sawit harganya di pasaran Rp 12.000 per kilogram. “Sampai saat ini stok masih lancar,” ujar Ida Ayu Lista, seorang pedagang di Pasar Kreneng. Dikatakan Dayu Lista, walau pembelian meningkat, pedagang tak serta merta mengerek harga. Alasannya, tak mau pembeli atau konsumen kabur. “Meski naik sedikit saja, pembeli bisa beralih nanti,” tambahnya.
Terpisah kalangan pengusaha mengakui terjadinya peningkatan pembelian sembako terkait jelang hari raya Lebaran. “Ya, itu memang wajar,” ujar I Nengah Nurlaba, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Aspindo ). Yang menjadi harapan para pengusaha, kata Nurlaba adalah stok atau persediaan tetap terjamin. “ Seperti apa yang disampaikan pemerintah, mudah-mudahan tak ada masalah dengan stok,” ujar Nurlaba. *k17
1
Komentar