Umat Vihara Dharmayana Gelar Upacara Bacang dan Kuecang
Umat Vihara Dharmayana, Kecamatan Kuta, Badung, mengadakan upacara persembahyangan untuk menghormati Qu Yuan.
MANGUPURA, NusaBali
Persembahyangan yang dikenal dengan bacang dan kuecang ini dilaksanakan di depan Pura Segara, Pantai Kuta. Persembahyangan ini dilaksanakan di tepi pantai demi menghormati Qu Yuan, tokoh yang sangat mencintai rakyatnya. Dia meninggal dunia dengan cara menceburkan diri ke laut.
Kelian Banjar Dharma Semadi sekaligus penanggungjawab di Vihara Dharmayana Kuta, Adi Dharmaja Kusuma, mengatakan pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek, melakukan persembahyangan.
“Kami sebut dengan persembahyangan bacang dan kuecang. Persembahyangan ini merupakan suatu bentuk penghormatan terhadap bangsawan sejati yang bernama Qu Yuan. Beliau mengorbankan jiwa raganya demi masyarakat. Beliau meninggal dengan menceburkan diri ke laut. Sebagai rasa penghormatan kami mengirim bacang dan kuecang ini ke laut. Kami sebagai penganut tradisi sampai saat ini masih memberikan penghormatan. Sebagai rasa cinta kasih dan kasih sayang kami, hari ini kami melepaskan 150 ekor tukik, dua ekor penyu, dan beberapa ekor burung,” tuturnya, Selasa (30/5).
Persembahyangan ini diiringi dengan persembahan barongsai dan leong. Juga ada kegiatan mendirikan telur mentah di atas piring kaca. Kegiatan mendirikan telur itu dipercaya bahwa matahari berada horizontal. "Kami memercayai bahwa hari ini merupakan puncaknya terik matahari. Fenomena ini terjadi karena saat matahari memancarkan cahaya paling kuat, gaya gravitasi di tanggal ini adalah yang terlemah, sehingga menyebabkan telur ayam mentah bisa berdiri, saat ini matahari berada di ‘posisi istimewa’, yaitu tepat di atas khatulistiwa,” ujar Adi Dharmaja Kusuma. *cr64
Kelian Banjar Dharma Semadi sekaligus penanggungjawab di Vihara Dharmayana Kuta, Adi Dharmaja Kusuma, mengatakan pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek, melakukan persembahyangan.
“Kami sebut dengan persembahyangan bacang dan kuecang. Persembahyangan ini merupakan suatu bentuk penghormatan terhadap bangsawan sejati yang bernama Qu Yuan. Beliau mengorbankan jiwa raganya demi masyarakat. Beliau meninggal dengan menceburkan diri ke laut. Sebagai rasa penghormatan kami mengirim bacang dan kuecang ini ke laut. Kami sebagai penganut tradisi sampai saat ini masih memberikan penghormatan. Sebagai rasa cinta kasih dan kasih sayang kami, hari ini kami melepaskan 150 ekor tukik, dua ekor penyu, dan beberapa ekor burung,” tuturnya, Selasa (30/5).
Persembahyangan ini diiringi dengan persembahan barongsai dan leong. Juga ada kegiatan mendirikan telur mentah di atas piring kaca. Kegiatan mendirikan telur itu dipercaya bahwa matahari berada horizontal. "Kami memercayai bahwa hari ini merupakan puncaknya terik matahari. Fenomena ini terjadi karena saat matahari memancarkan cahaya paling kuat, gaya gravitasi di tanggal ini adalah yang terlemah, sehingga menyebabkan telur ayam mentah bisa berdiri, saat ini matahari berada di ‘posisi istimewa’, yaitu tepat di atas khatulistiwa,” ujar Adi Dharmaja Kusuma. *cr64
1
Komentar