Hasto: Proporsional Tertutup Bukan Beli Kucing dalam Karung
JAKARTA, NusaBali
Meski delapan fraksi di DPR RI menolak sistem pemilu proporsional tertutup, tak membuat PDI Perjuangan (PDIP) goyah untuk memilih sistem tersebut.
Menurut Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, sistem pemilu proporsional tertutup bukan seperti membeli kucing dalam karung. "Jika pendukung sistem proporsional terbuka menuduh sistem tertutup akan seperti ‘membeli kucing dalam karung’, sangat tidak berdasar. Tak ada fakta yang mendukung tudingan itu. Sebaliknya, sistem proporsional tertutup justru punya banyak bukti kebaikan," ujar Hasto dalam Seminar Nasional Daulat Pangan Wujudkan Kesejahteraan Petani dan Konsolidasi Program Mari Sejahterakan Petani (MSP) di Kantor Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (3/2).
Hasto menyontohkan sistem proporsional tertutup yang diterapkan PDIP dalam memilih kepala daerah menuai hasil bagus. "Pemimpin yang ada di PDI Perjuangan saat ini (Jokowi, Ganjar, Risma, Pramono Anung, Abdullah Azwar Anas, red), semua lahir dari proporsional tertutup. Karena kita dipartai sudah menyiapkan,” kata Hasto.
Dengan memilih sistem proporsional tertutup membuat PDIP berbeda dengan sejumlah partai politik lainnya. Hasto menegaskan, terkadang dalam berpolitik harus melawan arus, termasuk menyangkut perdebatan mengenai sistem pemilihan proporsional tertutup.
Apalagi, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpesan, dalam menempuh jalan ideologi bukanlah jalan yang mudah dan mulus. Namun, harus dipenuhi dengan perjuangan panjang. "Ibu Megawati menyampaikan, berpolitik memang terkadang melawan arus. Menempuh jalan ideologi bukanlah jalan yang mulus, tetapi jalan yang terjal bahkan kadang berliku, penuh dengan jebakan-jebakan politik," imbuh Hasto.
Sikap berpolitik yang terkadang melawan arus itu, harus ditempuh PDIP dalam menyikapi soal sistem Pemilu 2024. Salah satunya, PDIP secara tegas menyatakan tetap memilih sistem proporsional tertutup. Lantaran untuk menjadi anggota dewan tidak hanya berbasis popularitas, apalagi berbasis nepotisme.
"Menjadi anggota dewan tidak hanya bisa mengandalkan saya keluarga pejabat A, saya istri dari pejabat B, saya anak dari pejabat C, itu kalau proporsional terbuka," tegas Hasto. Karena itulah di dalam memperjuangkan politik kebenaran, PDIP percaya menjadi anggota dewan di seluruh tingkatan harus dipersiapkan.
Tentu, melalui sekolah partai yang disiapkan guna menggembleng serta memberi pendidikan politik bagi kader. Maka dari itu, PDIP tegas tetap memilih sistem proporsionap tertutup sebagai cara mengenal permasalahan dan mencari solusi bagi rakyat dan petani. Berbeda dengan sistem proporsional terbuka yang cenderung menempatkan parpol kurang bertanggung jawab mempersiapkan kualitas kadernya.
"Kalau proporsional tertutup, bisa menjadi anggota dewan, karena saya mengenal petani Indonesia. Saya mengenal masalah petani Indonesia dan ini solusi bagi petani Indonesia, itu proporsional tertutup. Based on quality, ini yang harus kita persiapkan sebaik-baiknya. Karenanya, kita komitmen ingin mencari anggota legislatif adalah mereka yang betul-betul hebat untuk ditempatkan,” terang Hasto. *k22
Komentar