SMA Negeri 1 Kuta Utara Wakil Badung di Wimbakara Debat Mabasa Bali
MANGUPURA, NusaBali.com – SMA Negeri 1 Kuta Utara (Sakura) berhasil menjadi yang terbaik dalam wimbakara Debat Mabasa Bali serangkaian Bulan Bahasa Bali V di Kabupaten Badung.
Sakura sudah menanti selama sejak 2020 untuk menjadi wakil kabupaten berlambang keris dalam wimbakara Debat Mabasa Bali di tingkat provinsi. Tahun ini, tanggung jawab besar itu berhasil diemban oleh SMA negeri yang berlokasi di Desa Dalung.
Tim yang terdiri dari Ni Luh Gede Ganinda Prameiswary, 16, Ni Putu Manda Tefania Bhakti, 17, dan Ni Putu Devi Arista Wulandari, 17, ini tampil siap dan percaya diri saat berhadapan dengan SMA Kuta Pura.
Posisi Tim Sakura saat berlomba berada di atas angin sebab lawannya dinilai kurang siap. Di lain sisi, sistem yang digunakan pada tahun ini adalah nilai tertinggi bukan sistem gugur. Oleh karena itu, tim dengan nilai tertinggi setelah satu penampilan debat berhak keluar sebagai pemenang.
Pembina Tim Debat Mabasa Bali Sakura, I Wayan Wisnawan, 53, menuturkan anak didiknya berhasil tampil apik ketika berhadapan dengan SMA swasta di kawasan Kartika Plaza itu. Berkat latihan rutin dan semangat anak didiknya, kata Wisnawan, Tim Sakura mampu menguasai mosi dan argumen sehingga mencuri perhatian juri dan mendapat nilai tertinggi.
“Karena semangat dan ketekunan anak-anak, Tim Sakura bisa menang. Meskipun dari segi wawasan dan penguatan argumen perlu ditingkatkan lagi untuk bertanding di tingkat provinsi,” ujar Wisnawan yang juga guru Bahasa Bali senior di Sakura, ketika dihubungi pada Minggu (5/2/2023) sore.
Akan tetapi, tantangan lebih berat justru datang dari internal. Sebab, salah satu anggota Tim Sakura sedang duduk di kelas XII. Pada tahun pelajaran ini, siswa kelas XII disibukkan dengan ujian praktikum.
Walaupun demikian, Wisnawan tetap optimis bahwa Tim Sakura akan mampu berbicara banyak di wimbakara tingkat provinsi. Kini waktu menuju wimbakara Debat Mabasa Bali di tingkat provinsi tengah menghitung hari sampai Senin (20/2/2023) mendatang di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Bali Denpasar.
Ganinda, salah satu anggota Tim Sakura mengaku tengah rutin latihan bahkan hingga larut malam. Sebab, Sakura sendiri menerapkan full-day school. Aktivitas tambahan di luar kegiatan kurikuler biasanya baru dimulai paling cepat di atas pukul 16.00 Wita.
Selain penguatan bahasa dengan pengayaan istilah khusus, kata Ganinda, Tim Sakura tengah menyiapkan kartu truf untuk setiap mosi dan argumen mereka. Sebab, sebagai wakil Badung, Tim Sakura ini diisi oleh pemula dan belum pernah mempunyai pengalaman dalam lomba debat.
“Ini benar-benar pertama kali bagi kami. Sebelumnya, belum satu pun di antara kami pernah mengikuti lomba debat. Walaupun memang sudah ada yang punya pengalaman di ajang Dharma Widya (cerdas cermat agama Hindu) dan lomba dharma wacana,” sebut Ganinda ketika dihubungi Minggu sore.
Kata siswi kelas XI IPS ini, selama latihan sudah banyak waktu dan tenaga disisihkan antara kepentingan persiapan wimbakara, sekolah, dan urusan pribadi. Oleh karena itu, Ganinda berharap apa yang sudah dikorbankan dapat terbayar lunas nanti di wimbakara pada tingkat provinsi.
Sementara itu, Wisnawan selaku pembina mengungkapkan ada dua tim yang akan diwaspadai timnya tanpa menyepelekan setiap lawan yang akan dihadapi nanti. Dua tim yang berpotensi menjadi lawan tangguh bagi Tim Sakura adalah wakil Kabupaten Jembrana dan Klungkung.
Komentar