Budidaya Lebah Madu Apis Melifera, Kelompok Tani Buana Sari Rambah Pasar Ekspor
NEGARA, NusaBali
Budidaya lebah madu jenis apis melifera yang dilakoni Kelompok Tani Lebah Madu Buana Sari, Desa Yehsumbul, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, telah merambah pasar ekspor.
Kini produk madu dengan brand Pak Ngah, itu sudah mulai diekspor ke Tiongkok, Singapura, dan beberapa negara di Eropa.
Hal tesebut diungkapkan pendiri Kelompok Tani Lebah Madu Buana Sari, Made Dwi Sunadi Putra alias Dek Ong, saat pelaksanan panen madu yang dihadiri Bupati Jembrana I Nengah Tamba, di Banjar Munduk Anggrek, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Jumat (3/2) sore. Turut serta hadir dalam kegiatan tersebut Dandim 1617/Jembrana Letkol Inf Teguh Dwi Raharja.
Dek Ong mengatakan, kemajuan pemasaran madu hasil budidaya Kelompok Tani Lebah Madu Buana Sari yang dibentuknya sejak tahun 2019 lalu, tidak lepas dari dukungan penuh Pemkab Jembrana untuk mensosialisasi produk madunya.
"Berkat dukungan dari pemerintah kita selalu dilibatkan dalam pameran-pameran. Pameran lokal, bahkan di provinsi dan juga nasional, kita terpilih menjadi UMKM Brelianpreneur tingkat Nasional tahun 2022. Berkat capaian tersebut kita diberi akses pameran di Jakarta Convention Center," ujarnya.
Dari mengikuti sejumlah pameran itu, membaut produk madunya semakin dikenal. Melalui promosi-promosi lewat pameran, dirinya telah memasarkan produknya sampai ke Mancanegara.
"Produk Madu Pak Ngah sudah mulai diekspor ke Tiongkok, Singpura, termasuk Eropa. Ini berkat dukungan Bapak Bupati yang hadir ini bisa hadir di tengah-tengah kita untuk ikut bersama-sama dalam panen madu ini," ucapnya.
Menurut Dek Ong, khusus budidaya lebah madu apis melifera di Banjar Munduk Anggrek, Desa Yehembang Kauh, baru berjalan sejak 5 bulan lalu. Untuk panen kemarin, merupakan panen yang ketiga.
"Ini terus kita kembangkan. Selain di Yeh Sumbul, kita juga buat koloni di Yehembang dan Yehembang Kauh," ucap Dek Ong.
Dek Ong mengatakan, lebah madu apis melifera merupakan salah satu lebah madu unggulan yang berasal dari benoa Australia. Sebelum membentuk kelompok pada tahun 2019 lalu, dirinya sudah mempelajari budidaya madu apis melifera sejak tahun 2016 lalu.
"Saya sendiri sudah 7 tahun belajar budidaya ini. Belajarnya otodidak. Astungkara, bisa berbagi ilmu untuk membuka lapangan kerja," ujarnya.
Sementara Bupati Tamba mengatakan, kualitas produk madu Pak Ngah ini sudah tidak perlu diragukan lagi. Madu Pak Ngah merupakan madu murni yang berkualitas sehingga tidak mengherankan jika hasil budidaya lebih madu di Jembrana ini sampai merambah pasar mancanegara.
"Ini adalah madu murni. Hari ini kita saksikan sendiri hasil panen madu Pak Ngah, madunya bagus. Warnanya merah seperti tuak. Ini mungkin dipengaruhi karena disini banyak pohon kelapa. Warnanya terbentuk karena serbuk sari kelapa yang menjadi sumber makanan di sekitar lingkungan budidaya," ujar Bupati Tamba.
Bupati Tamba mengaku, telah melihat sendiri bagaimana proses panennya. Bagiamana keaslian dan kemurnian madu benar-benar dilakukan dengan baik. Dia pun berharap produk UMKM, ini bisa didukung sekaligus mendapat tempat di hati masyarakat.
"Produk ini sudah bisa didapatkan di Sentra Tenun Kabupaten Jembrana. Harganya terjangkau. Untuk kesehatan tidak ada yang mahal," ucapnya. *ode
Komentar