Lahan Pemkab Buleleng Ditanami Cabai
SINGARAJA, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam waktu dekat ini berencana akan memanfaatkan lahan tidur aset pemkab menjadi lahan produktif.
Salah satunya lahan di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng seluas 2 hektare akan ditanami cabai rawit, untuk menstabilkan produksi dan harga.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa, Senin (6/2), menjelaskan Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menginstruksikan untuk pengelolaan lahan diberikan kewenangannya kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng. Lahan itu akan ditanami cabai rawit, untuk menjaga suplai dan harga di pasaran stabil dan dapat dijangkau masyarakat.
Menurutnya DLH sebagai pengelola lahan akan bekerjasama dengan petani penggarap yang handal. Sehingga hasil panennya bisa lebih bagus.
“Bulan Desember kemarin bahkan sampai Januari kemarin, komoditas penyimbang inflasi adalah cabai rawit. Ini (penanaman cabai) disiapkan sehingga dalam waktu 3-4 bulan kedepan sudah berbuah dan harapannya dapat menekan harga cabai,” jelas Suyasa.
Sejauh ini lanjut Suyasa, suplai produksi cabai rawit dari petani lokal memang masih sangat terbatas. Hal ini juga didukung cuaca yang tidak bersahabat, sehingga hasil panen menurun dan sejumlah pedagang di pasar terpaksa mengambil cabai dari luar Bali. Persoalan ini yang menyebabkan kenaikan harga seperti yang terjadi saat ini.
Lalu, saat lahan seluas 2 hektare ini sudah berproduksi, maka DLH akan menjalin kerjasama dengan Perusahaan Daerah (PD) Swatantra untuk menyerap hasil panen dan memasarkannya di pasar-pasar tradisional di Buleleng.
“Tentu karena produksi cabai ini dari lahan milik pemerintah, harga bisa ditekan. Pola ini prospek bagus untuk mengendalikan harga cabai,” imbuh birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Sementara itu dalam upaya pengendalian inflasi dari komoditas cabai rawit, Pemkab Buleleng melalui Dinas Pertanian juga telah melangsungkan program penanaman cabai serentak di 125 desa di Kabupaten Buleleng. Desa masing-masing akan menanam bantuan bibit cabai di 5 are lahan yang dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT). Program ini pun disebut mulai akan menjalani panen di akhir Februari ini untuk menyuplai kebutuhan cabai rawit di daerah masing-masing. *k23
Komentar