Dewa Indra: Target Penurunan Stunting Harus Dilampaui
Sekda Dewa Indra membeberkan Bali punya modal kuat untuk menurunkan stunting, yakni pertumbuhan ekonomi, kolaborasi pemangku kepentingan, metode penyelesaian stunting, anggaran yang terus naik, dan dukungan kebijakan dari pemerintah.
DENPASAR, NusaBali
Bali menargetkan penurunan prevalensi kasus stunting menjadi 7 persen pada 2023 dan menjadi 6,1 persen pada 2024. Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengingatkan target penurunan tersebut seharusnya bisa dilampaui, berkaca penurunan angka stunting Bali pada tahun ini.
Diketahui, Bali berhasil menurunkan prevalensi stunting sebesar 2,9 persen dari 10,9 persen (2021) menjadi 8 persen (2022). Penurunan tersebut berasal dari Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan tahun 2022.
Bali, menurut Sekda Dewa Indra, tidak boleh mengendorkan upaya menekan angka stunting. Dia menyindir, dengan fasilitas pelayanan kesehatan dan jejaring kesehatan yang ada di Bali, stunting semestinya sudah hilang dari Pulau Dewata.
“Penurunan 2,9 persen kita garap dalam satu tahun. Sekarang dalam dua tahun kita hanya menargetkan penurunan 1,9 persen. Berarti kita sedang menurunkan kemampuan kita sendiri,” ujar Sekda Dewa Indra ketika membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting 2023, di Hotel Harris Sunset Road, Pemogan, Denpasar Selatan, Senin (6/2).
Sekda Dewa Indra membeberkan Bali punya lima modal kuat untuk melampaui target penurunan prevalensi stunting, yakni pertumbuhan ekonomi yang mulai berangsur pulih, kolaborasi kuat dengan pemangku kepentingan, metode penyelesaian stunting, anggaran yang terus dinaikkan, dan dukungan kebijakan dari pemerintah.
“Kalau kita lihat secara objektif, sebenarnya tidak ada alasan masih ada stunting di Provinsi Bali,” tambah Sekda Dewa Indra.
Sekda Dewa Indra mengajak semua pihak bekerja untuk melampaui target yang sudah ditetapkan. Dia percaya jika dalam tekanan pandemi Bali berhasil menekan angka stunting 2,9 persen, dua tahun ke depan capaian yang diraih dapat melampaui capaian tahun ini.
Rakorda dihadiri dinas terkait penurunan stunting di seluruh kabupaten/kota di Bali, Tim Penggerak PKK, PHDI, akademisi, hingga Majelis Desa Adat. Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bali Ni Luh Gede Sukardiasih, menyampaikan Rakerda kali ini merupakan momentum meningkatkan sinergitas dan kolaborasi pencapaian Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting.
Sukardiasih menyatakan, masih banyak yang harus dibenahi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, salah satunya dengan melakukan akselerasi dan kolaborasi inovatif dengan mengadopsi pendekatan penta heliks.
Perpaduan unsur pemerintah, masyarakat, akademisi, pengusaha, dan media harus dapat disinergikan untuk membangun program Bangga Kencana secara bergotong royong, terutama dalam upaya untuk mencapai sasaran strategis program Bangga Kencana sesuai yang tercantum pada Rencana Strategis BKKBN Tahun 2020–2024. *cr78
Diketahui, Bali berhasil menurunkan prevalensi stunting sebesar 2,9 persen dari 10,9 persen (2021) menjadi 8 persen (2022). Penurunan tersebut berasal dari Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan tahun 2022.
Bali, menurut Sekda Dewa Indra, tidak boleh mengendorkan upaya menekan angka stunting. Dia menyindir, dengan fasilitas pelayanan kesehatan dan jejaring kesehatan yang ada di Bali, stunting semestinya sudah hilang dari Pulau Dewata.
“Penurunan 2,9 persen kita garap dalam satu tahun. Sekarang dalam dua tahun kita hanya menargetkan penurunan 1,9 persen. Berarti kita sedang menurunkan kemampuan kita sendiri,” ujar Sekda Dewa Indra ketika membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting 2023, di Hotel Harris Sunset Road, Pemogan, Denpasar Selatan, Senin (6/2).
Sekda Dewa Indra membeberkan Bali punya lima modal kuat untuk melampaui target penurunan prevalensi stunting, yakni pertumbuhan ekonomi yang mulai berangsur pulih, kolaborasi kuat dengan pemangku kepentingan, metode penyelesaian stunting, anggaran yang terus dinaikkan, dan dukungan kebijakan dari pemerintah.
“Kalau kita lihat secara objektif, sebenarnya tidak ada alasan masih ada stunting di Provinsi Bali,” tambah Sekda Dewa Indra.
Sekda Dewa Indra mengajak semua pihak bekerja untuk melampaui target yang sudah ditetapkan. Dia percaya jika dalam tekanan pandemi Bali berhasil menekan angka stunting 2,9 persen, dua tahun ke depan capaian yang diraih dapat melampaui capaian tahun ini.
Rakorda dihadiri dinas terkait penurunan stunting di seluruh kabupaten/kota di Bali, Tim Penggerak PKK, PHDI, akademisi, hingga Majelis Desa Adat. Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bali Ni Luh Gede Sukardiasih, menyampaikan Rakerda kali ini merupakan momentum meningkatkan sinergitas dan kolaborasi pencapaian Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting.
Sukardiasih menyatakan, masih banyak yang harus dibenahi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, salah satunya dengan melakukan akselerasi dan kolaborasi inovatif dengan mengadopsi pendekatan penta heliks.
Perpaduan unsur pemerintah, masyarakat, akademisi, pengusaha, dan media harus dapat disinergikan untuk membangun program Bangga Kencana secara bergotong royong, terutama dalam upaya untuk mencapai sasaran strategis program Bangga Kencana sesuai yang tercantum pada Rencana Strategis BKKBN Tahun 2020–2024. *cr78
1
Komentar