Stok Bali Aman, Tapi Langka di Toko Modern
Stok di Bulog dan PPI Bali masih tersedia, tapi faktanya sejumlah toko modern tak bisa memenuhi ketersediaan gula pasir.
Gula Pasir Pasca HET Rp 12.500
DENPASAR, NusaBali
Berbeda dengan ketersediaan gula pasir di pasar atau warung tradisional, stok gula pasir di sejumlah toko modern Pulau Dewata masih belum terjaga. Dari pantauan NusaBali di sejumlah toko modern dalam beberapa hari terakhir kerap mengalami kekosongan. Kondisi ini pula yang membuat Disperindag Bali melakukan pantauan langsung di lapangan pada Rabu (31/5) siang. “Stok gula di Bali sebenarnya masih sangat mencukupi,” kata Kadisperindag Bali, Ni Wayan Kusumawathi.
Ditegaskan oleh Ni Wayan Kusumawathi bahwa masyarakat tidak perlu resah dengan ketersediaan gula pasir, karena dari pantauan di Bulog Bali dan PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia), ketersediaan gula pasir masih sangat mencukupi kebutuhan di Pulau Dewata. “Untuk ketersediaan gula di gudang salah satu distributor yang kami kunjungi tadi (Rabu) cukup dan diatribusinya dalam satu minggu mencapai 45 ton,” kata Ni Wayan Kusumawathi.
Sementara dari penelurusan di lapangan, Disperindag Bali menemukan bahwa distribusi harus dibenahi lantaran pihak Alfamart menyatakan kekosongan terjadi karena pasokan dari pusat tidak ada. Sedangkan dari Indomaret, lanjut Kadisperindag, distribusi dibatasi dua hari sekali. Sebagai solusi, Ni Wayan Kusumawathi memberi saran agar pihak toko modern di Bali bisa menghubungi PPI atau Bulog karena ketersediaan gula pasir dinyatakan masih memadai.
Menanggapi fenomena kosongnya stok gula yang sebelumnya tak pernah terjadi di jaringan Alfamart, Humas PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) Mohammad Sofi’i
Mengakui jika kekosongan ini dikarenakan keterbatasan suplly dari supplier. “Baru 10 persen yang dikirim, saat ini kami sedang mencari pemasok baru,” kata Sofi’i dihubungi pada Kamis (1/6) malam.
Namun Sofi’i menolak menanggapi sinyalemen bahwa kelangkaan ini akibat penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk gula pasir Rp 12.500 oleh Kementerian Perdagangan. Soal solusi yang diberikan oleh Disperindag Bali agar memanfaatkan Bulog dan PPI Bali juga tak mendapat respons dari Sofi’i.
Sementara itu Sekretaris Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali, Abdi Negara, yang dihubungi pada Kamis (1/6) malam, mengakui bahwa terjadi pembatasan display untuk gula jenis premium dalam kemasan. “Hal ini terjadi karena sebagian besar peritel lokal belum mampu melakukan negosiasi dengan suplier untuk retur atau rafaksi, khususnya untuk gula yang sudah terstok sebelum pengaturan HET oleh Bapak Menteri Perdagangan,” kata Abdi.
Namun, lanjut Abdi, untuk gula lokal seharusnya tidak terjadi masalah. Disebutnya di sebagian besar peritel masih bisa menjual sesuai HET walaupun dengan margin yang sangat rendah. Secara khusus dia juga meminta pemerintah agar tidak mengabaikan peritel lokal.
“Kami peritel siap akan mentaati segala aturan pemerintah, asalkan dari hulu ke hilir sudah diatur. Contoh, jika hanya harga di peritel saja ditentukan, namun di distributor tidak mampu memberikan harga beli yang wajar, maka peritel akan rugi. Kerugian siapa yang nanggung? Sedangkan kami juga punya karyawan yang harus digaji serta kewajiban lain seperti pajak, transportasi, potensi kehilangan, potensi penyusutan dan seterusnya,” ungkap Abdi.
Asprindo pun disebutnya menyambut positif solusi dari Disperindag Bali soal pengambilan stok di Bulog atau PPI Bali. “Gula adalah barang utama bagi peritel, ada kemungkinan supply dari distributor juga terbatas, mengingat kebutuhan menjelang hari raya. Namun jika PPI memiliki gula dengan harga yang sesuai berdasarkan pengaturan HET, kami siap untuk bekerjasama untuk mengadakan. Karena kami juga tidak mau barang lancar kosong di toko kami,” pungkas Abdi.
Di sejumlah warung atau toko tradisional di Denpasar, harga gula pasir rata-rata dijual di angka Rp 13.500 per kilogram. Sebelumnya per 10 April 2017, Kementerian Perdagangan menetapkan HET gula pasir pada harga Rp 12.500 per kg. Selain gula pasir, ditetapkan pula HET daging beku Rp 80.000 per kg dan minyak goreng curah kemasan pada Rp 11.000 per liter. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan harga ini akan dipertahankan hingga akhir tahun ini. Dia menambahkan pihaknya hanya akan memprioritaskan tiga komoditas tersebut untuk diatur HET-nya pada tahun ini. *mao
1
Komentar