Desa Adat Kedonganan Harapkan Penambahan Breakwater
Antisipasi Abrasi dan Kerusakan Dermaga Watu Nunggul
MANGUPURA, NusaBali
Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta mengharapkan ada pembangunan breakwater atau pemecah ombak di dekat Dermaga Watu Nunggul.
Hal ini melihat kondisi gelombang tinggi yang kerap terjadi dan mengakibatkan terganggunya aktivitas bongkar muat para nelayan di dermaga. Tidak hanya itu, keberadaan breakwater diharapkan bisa mengurangi pengikisan bibir pantai.
Sekretaris Desa Adat Kedonganan, I Made Sumerta, mengatakan harapan pembangunan breakwater datang dari sebagian masyarakat. Paling tidak ada penambahan tiga breakwater, dari saat ini yang hanya ada satu. Kondisi ombak di pantai dirasa akan menjadi lebih landai, apabila dibangun breakwater, sehingga proses bongkar muat nelayan dapat dilaksanakan di dermaga.
“Kondisi dermaga juga perlu penyempurnaan agar aman bagi kapal nelayan yang merapat ke dermaga. Saat ini kapal nelayan belum bisa ditambatkan di dermaga untuk proses bongkar muat,” katanya, Kamis (9/2).
Lebih lanjut Sumerta mengatakan, dengan penambahan breakwater, dinilai dapat mencegah potensi ancaman abrasi di pesisir Pantai Kedonganan. Saat ini abrasi mulai terlihat dan dapat mengancam eksistensi usaha masyarakat Kedonganan, berupa kafe ikan bakar di kawasan pesisir. “Keberadaan breakwater juga dirasa selaras dengan konsep pengembangan pariwisata di Pantai Kedonganan, yaitu minawisata,” sebutnya.
Dia tidak memungkiri, konsep Dermaga Watu Nunggul dan breakwater di Pantai Kedonganan semula bertujuan untuk mendukung aktivitas bongkar muat ikan para nelayan. Berkaca dari kondisi itu para nelayan kini cenderung kurang memanfaatkan keberadaan dermaga, sehingga cenderung hanya dipergunakan sebagai spot pemancing. Karena kewenangan tersebut berada di ranah pusat, pihaknya mengaku sudah berupaya untuk mengusulkan perbaikan dermaga dan penambahan breakwater tersebut kepada pemerintah pusat pada 2020. Namun sampai sekarang belum terealisasi, sehingga diharapkan hal itu dapat diperjuangkan oleh Pemkab Badung dan Provinsi. “Saat ini pemeliharaan dermaga memang dilakukan desa adat melalui unit pasar desa. Ke depan kami berharap pemeliharaan ini juga dapat dilakukan pemerintah,” harapnya. *dar
“Kondisi dermaga juga perlu penyempurnaan agar aman bagi kapal nelayan yang merapat ke dermaga. Saat ini kapal nelayan belum bisa ditambatkan di dermaga untuk proses bongkar muat,” katanya, Kamis (9/2).
Lebih lanjut Sumerta mengatakan, dengan penambahan breakwater, dinilai dapat mencegah potensi ancaman abrasi di pesisir Pantai Kedonganan. Saat ini abrasi mulai terlihat dan dapat mengancam eksistensi usaha masyarakat Kedonganan, berupa kafe ikan bakar di kawasan pesisir. “Keberadaan breakwater juga dirasa selaras dengan konsep pengembangan pariwisata di Pantai Kedonganan, yaitu minawisata,” sebutnya.
Dia tidak memungkiri, konsep Dermaga Watu Nunggul dan breakwater di Pantai Kedonganan semula bertujuan untuk mendukung aktivitas bongkar muat ikan para nelayan. Berkaca dari kondisi itu para nelayan kini cenderung kurang memanfaatkan keberadaan dermaga, sehingga cenderung hanya dipergunakan sebagai spot pemancing. Karena kewenangan tersebut berada di ranah pusat, pihaknya mengaku sudah berupaya untuk mengusulkan perbaikan dermaga dan penambahan breakwater tersebut kepada pemerintah pusat pada 2020. Namun sampai sekarang belum terealisasi, sehingga diharapkan hal itu dapat diperjuangkan oleh Pemkab Badung dan Provinsi. “Saat ini pemeliharaan dermaga memang dilakukan desa adat melalui unit pasar desa. Ke depan kami berharap pemeliharaan ini juga dapat dilakukan pemerintah,” harapnya. *dar
1
Komentar