Sukarmin Sudah Siapkan Kamar Khusus untuk Sang Cucu
Korban Gempa Turki Nia Marlinda Berencana Pulang ke Bali
DENPASAR, NusaBali
Duka menyelimuti keluarga besar Haji Muhammad Sukarmin,58. Putri keduanya, Nia Marlinda,32, menjadi salah satu korban kedahsyatan gempa bumi bermagnitudo 7,8 yang terjadi di Turki, Senin (6/2) dinihari waktu setempat.
Keluarga dan sahabat bersaksi Nia Marlinda adalah orang baik dan ramah kepada setiap orang. Keluarga besar Haji Sukarmin tinggal di kawasan Denpasar Utara, tepatnya di Jalan Nangka Permai II Gang Drupadi Nomor 4 Tonja. Lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Haji Sukarmin hijrah ke Bali pada tahun 1983. Nia Marlinda sendiri merupakan putri kedua dari lima bersaudara yang lahir di Denpasar.
Haji Sukarmin menuturkan hal ihwal Nia Marlinda sampai menetap di Turki bersama suaminya yang orang Turki dan diketahui turut menjadi korban gempa bersama putra semata wayang mereka. Nia, kata Sukarmin, awalnya menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) empat tahun lalu di negara Siprus yang lokasinya di selatan Turki. Di Siprus Nia bekerja pada bidang hospitality, yakni hotel.
Di negara tersebutlah Nia bertemu dengan pria Kahramanmaras, Turki, Yasin Calisir, seorang guru bahasa Inggris. Mereka jatuh cinta dan memutuskan menikah pada tahun 2021 hingga dikaruniai seorang putra. Sejak menikah Nia bersama suami hingga memiliki putra tinggal di sebuah apartemen berlantai enam di daerah kelahiran suaminya, Kahramanmaras. Tinggal di lantai paling atas, Nia bersama keluarga kecilnya menjadi korban keganasan gempa dini hari yang memang berpusat di Provinsi Kahramanmaras.
Haji Sukarmin tidak menduga bahwa ia tidak akan pernah bertemu lagi dengan anak keduanya setelah melepas keberangkatannya empat tahun silam untuk bekerja di negeri orang. Namun ia berusaha mengikhlaskan kepergian, anak, cucu dan menantu yang belum pernah dilihatnya secara langsung tersebut.
"Saya ikhlas menerima cobaan ini, karena apa kita semua akan mati. Kalau ingat mati kita nggak punya pikiran macam-macam," ujar Haji Sukarmin yang sukses menjadi produsen tahu di Kota Denpasar ini. Haji Sukarmin menyatakan secara Islam penguburan jenazah harus dilakukan secepat mungkin setelah kematian. Karena itu dia bersama keluarga besar mengikhlaskan untuk tidak melihat jenazah anaknya untuk terakhir kali dan dikuburkan di Turki.
Haji Sukarmin menuturkan, tidak ada firasat khusus sebelum ditinggal pergi anaknya untuk selamanya. Namun begitu seminggu sebelum terjadi gempa dahsyat, dirinya kerap mengalami panas tubuh pada tengah malam. Panas yang menurutnya tidak biasa, hingga dirinya mengguyur tubuh dengan air pada tengah malam. "Saya susah tidur, ada apa? Sampai saya sengaja mandi tengah malam," ujar Haji Sukarmin yang saat ini menekuni pengobatan alternatif islami ini.
Nia dinikahi pria pujaan hatinya di Turki tanpa dihadiri langsung kedua orangtuanya maupun sanak keluarga. Kondisi pandemi menjadi salah satu kendala pada saat itu. Selama ini komunikasi dengan keluarga di Bali hanya melalui video call whatsapp. Meski demikian Nia sejatinya belakangan ini sedang mempersiapkan kepulangannya ke Bali bersama dengan buah hatinya. Bahkan sang kakek, Haji Sukarmin, telah mempersiapkan sebuah kamar khusus yang dihias dengan gambar-gambar yang disukai oleh cucu pertamanya itu.
"Kamar sudah saya gambarkan, lautan, matahari, gunung dan burung-burung sudah jadi," ungkap Haji Sukarmin. Meski berusaha mengikhlaskan kepergian anaknya, sosok Nia yang baik dan ramah akan selalu dirindukan keluarga besarnya. Haji Sukarmin bersaksi jika anaknya bersikap baik dan ramah kepada setiap orang.
"Orangnya baik dan ramah. Siapa pun diajak bertemu selalu diramahi, makanya kalau orang dekat dia kayak saudara karena saking ramahnya," ujar Sukarmin. Menurut Sukarmin kabar anaknya menjadi salah satu korban di Turki diterima istrinya dari KBRI di Turki. Sementara itu pihak pemerintah di Bali juga telah menghubunginya. Namun karena dirinya juga belum tahu persis terkait kondisi anaknya, maka belum banyak pembicaraan dengan pihak pemerintah di Bali.
Haji Sukarmin mengungkapkan, jenazah anaknya dikubur pada, Kamis (9/2) pukul 16.00 waktu setempat oleh pihak keluarga suaminya, dengan pengawasan juga dari pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Turki. Sementara itu sahabat Nia Marlinda, Yanti Anisa,31, ditemui di kediaman keluarga besar Haji Sukarmin juga menyebut Nia sebagai sosok yang baik dan ramah. Yanti yang seorang PMI asal Lombok, NTB ini bertemu dengan Nia di Turki. Yanti bahkan pernah mengunjungi apartemen Nia dan suaminya pada 2021 lalu.
Yanti menyebut Nia berkenalan dengan suaminya melalui media sosial Facebook pada saat Nia masih bekerja di Siprus. "Orangnya baik banget. Dua minggu sebelum kejadian sempat komunikasi," ujar Yanti yang mengaku akan ke Turki pada Maret untuk kembali bekerja. Diberitakan sebelumnya dua WNI dinyatakan ikut tewas dalam bencana gempa Turki berkekuatan magnitudo 7,8 pada Senin (6/2) sekitar pukul 04.00 dini hari waktu setempat.
Nia Marlinda bersama anaknya Berkay Azka Calisir dinyatakan sebagai dua WNI yang meninggal dalam musibah tersebut. Nia Marlinda menikah dengan Yasin Calisir hingga dikaruniai seorang putra. Menurut perundang-undangan Indonesia, sebelum berusia 21 tahun, anak Nia, meskipun hasil pernikahan dengan WNA, berhak menyandang status sebagai WNI. Bagian Fungsi Pensosbud (Penerangan Sosial Budaya) KBRI Ankara, Fitriyani saat dihubungi NusaBali, Rabu (8/2) malam mengatakan usai terjadi gempa keluarga Nia Marlinda di Bali berusaha menghubungi Nia Marlinda. Namun tidak tersambung, karena kondisi di sana tidak ada sinyal. Keluarga selanjutnya menghubungi pihak KBRI Ankara.
Pihak KBRI Ankara pun, terus berusaha mencari keberadaan WNI yang terkena dampak. Mereka menyisir sejumlah tempat. Salah satunya ke rumah sakit untuk mengecek para korban gempa. Mereka kemudian mendapat info, Rabu pagi, Nia Marlinda menjadi salah satu korban gempa. KBRI Ankara pun telah mengabari keluarga yakni kakak dari Nia Marlinda, Lia Bidiawati.
Menurut Fitriyani, Nia Marlinda berada di Turki sejak 22 Januari 2021. Dia ke Turki, karena menikah dengan pria asal Turki. Di Turki, Nia Marlinda mengikuti suami sehingga tidak bekerja. "Saat mengurus surat di KBRI, dia izin untuk menikah. Surat izin menikahnya dikeluarkan pada 22 Februari 2021," ucap Fitriyani. *cr78, k22
1
Komentar