Tim Labfor Olah TKP Pasar LelatengAmbil Sample Puing Kebakaran
Hasil labfor Polda Bali ini akan dikonversi juga dengan keterangan belasan saksi yang terdiri dari para pedagang hingga warga sekitar.
NEGARA, NusaBali
Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali turun melakukan olah TKP kebakaran di Pasar Desa Adat Lelateng, Lingkungan Ketapang, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Jembrana, Kamis (9/2).
Dalam olah TKP itu, tim Labfor mengambil beberapa barang sebagai sample yang akan diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui penyebab kebakaran.
Dari pantauan NusaBali, proses olah TKP dari Tim Labfor bersama Tim Inafis Polres Jembrana itu berlangsung 1,5 jam mulai sekitar pukul 12.00 Wita hingga 13.30 Wita. Petugas tampak mengecek sejumlah bagian puing di lantai hingga bagian atap bekas bangunan kios yang terbakar. Begitu juga ada beberapa barang di sekitar TKP yang diamankan petugas.
Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Androyuan Elim mengatakan, olah TKP bersama Tim Labfor Polda Bali ini menjadi bagian penyelidikan untuk mengetahui penyebab kebakaran Pasar Adat Lelateng pada Sabtu (4/2) malam lalu. Sebelumnya, dari Tim Inafis Satreskrim Polres Jembrana juga sudah sempat melaksankan olah TKP awal. Namun untuk mendalami penyebab kebakaran, diperlukan pemeriksaan langsung dari Tim Labfor.
"Sebelumya kami sudah turun (olah TKP). Hari ini kami kembali turun bersama Labfor Polda Bali menggelar olah TKP guna menemukan penyebab dari kebakaran yang terjadi di Pasar Desa Adat Lelateng ini," ujar AKP Elim.
Dari olah TKP tersebut, AKP Elim mengatakan, Tim Labfor juga mengamankan beberapa barang yang dijadikan sample uji laboratorium. "Barang yang diamankan ada berupa kabel dan beberapa arang sisa puing kebakaran. Itu akan diuji di Labfor Polda. Nanti kami tunggu hasil pemeriksan Labfor," ujar AKP Elim.
AKP Elim mengaku, juga tidak bisa memprediksi kapan hasil pemeriksaan Labfor akan keluar. Namun selain olah TKP, pihaknya mengaku juga telah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi untuk mengumpulkan keterangan terkait periwista kebakaran Pasar Desa Adat Lelateng ini.
"Kurang lebih ada 12 saksi yang kami mintai keterangan. Saksi-saksi itu ada dari pedagang, ada juga warga sekitar yang melihat. Dari pemeriksaan saksi itu nanti akan dikonversi dengan hasil Labfor Polda Bali," ucap mantan Kasat Reskrim Polres Bangli ini.
Sepeti diberitakan sebelumnya, kebakaran di Pasar Desa Adat Leletang, Sabtu (4/2) malam, menghanguskan sebanyak 20 kios di dua blok kios, yakni Blok A dan Blok B. Barang dagangan milik para pedagang yang di antaranya merupakan dagang sembako dan pakaian, juga ludes terbakar.
Diketahui kebakaran di Pasar Desa Adat Lelateng itu juga sudah kejadian yang kedua kali. Di mana pada bulan Mei 2021 lalu, juga sempat terjadi kebakaran yang meludeskan sekitar 10 kios di pasar pagi ini. Peristiwa kebakaran yang terjadi sebelumya itu pun diduga karena kelalaian pedagang.
"Kalau penyebab kebakaran sebelumnya, itu karena ada pedagang sempat memasak di dalam kios. Tapi ditinggalkan pergi sehingga api membesar. Yang sekarang ini kami belum tahu (penyebabnya). Masih menunggu hasil pemeriksaan Kepolisian," ujar Bendesa Adat Lelateng I Made Samiada, Kamis kemarin.
Pasca kebakaran pada Sabtu lalu, Samiada mengatakan, sudah ada rencana merelokasi pedagang yang menjadi korban untuk menyediakan tempat berjualan sementara di areal parkir sebelah timur pasar adat setempat. Di samping itu, juga ada rencana mengusulkan proposal bantuan perbaikan pasar ataupun bantuan untuk pedagang yang menjadi korban ke Pemprov Bali.
"Karena ini sudah kebakaran yang kedua kali, kita juga ada rencana mengusulkan pembanguan hydrant di dekat pasar. Kami usulkan hydrant, termasuk harapan kami disediakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) untuk antisipasi ketika kembali ada kebakaran," ucap Samiada. *ode
Dalam olah TKP itu, tim Labfor mengambil beberapa barang sebagai sample yang akan diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui penyebab kebakaran.
Dari pantauan NusaBali, proses olah TKP dari Tim Labfor bersama Tim Inafis Polres Jembrana itu berlangsung 1,5 jam mulai sekitar pukul 12.00 Wita hingga 13.30 Wita. Petugas tampak mengecek sejumlah bagian puing di lantai hingga bagian atap bekas bangunan kios yang terbakar. Begitu juga ada beberapa barang di sekitar TKP yang diamankan petugas.
Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Androyuan Elim mengatakan, olah TKP bersama Tim Labfor Polda Bali ini menjadi bagian penyelidikan untuk mengetahui penyebab kebakaran Pasar Adat Lelateng pada Sabtu (4/2) malam lalu. Sebelumnya, dari Tim Inafis Satreskrim Polres Jembrana juga sudah sempat melaksankan olah TKP awal. Namun untuk mendalami penyebab kebakaran, diperlukan pemeriksaan langsung dari Tim Labfor.
"Sebelumya kami sudah turun (olah TKP). Hari ini kami kembali turun bersama Labfor Polda Bali menggelar olah TKP guna menemukan penyebab dari kebakaran yang terjadi di Pasar Desa Adat Lelateng ini," ujar AKP Elim.
Dari olah TKP tersebut, AKP Elim mengatakan, Tim Labfor juga mengamankan beberapa barang yang dijadikan sample uji laboratorium. "Barang yang diamankan ada berupa kabel dan beberapa arang sisa puing kebakaran. Itu akan diuji di Labfor Polda. Nanti kami tunggu hasil pemeriksan Labfor," ujar AKP Elim.
AKP Elim mengaku, juga tidak bisa memprediksi kapan hasil pemeriksaan Labfor akan keluar. Namun selain olah TKP, pihaknya mengaku juga telah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi untuk mengumpulkan keterangan terkait periwista kebakaran Pasar Desa Adat Lelateng ini.
"Kurang lebih ada 12 saksi yang kami mintai keterangan. Saksi-saksi itu ada dari pedagang, ada juga warga sekitar yang melihat. Dari pemeriksaan saksi itu nanti akan dikonversi dengan hasil Labfor Polda Bali," ucap mantan Kasat Reskrim Polres Bangli ini.
Sepeti diberitakan sebelumnya, kebakaran di Pasar Desa Adat Leletang, Sabtu (4/2) malam, menghanguskan sebanyak 20 kios di dua blok kios, yakni Blok A dan Blok B. Barang dagangan milik para pedagang yang di antaranya merupakan dagang sembako dan pakaian, juga ludes terbakar.
Diketahui kebakaran di Pasar Desa Adat Lelateng itu juga sudah kejadian yang kedua kali. Di mana pada bulan Mei 2021 lalu, juga sempat terjadi kebakaran yang meludeskan sekitar 10 kios di pasar pagi ini. Peristiwa kebakaran yang terjadi sebelumya itu pun diduga karena kelalaian pedagang.
"Kalau penyebab kebakaran sebelumnya, itu karena ada pedagang sempat memasak di dalam kios. Tapi ditinggalkan pergi sehingga api membesar. Yang sekarang ini kami belum tahu (penyebabnya). Masih menunggu hasil pemeriksaan Kepolisian," ujar Bendesa Adat Lelateng I Made Samiada, Kamis kemarin.
Pasca kebakaran pada Sabtu lalu, Samiada mengatakan, sudah ada rencana merelokasi pedagang yang menjadi korban untuk menyediakan tempat berjualan sementara di areal parkir sebelah timur pasar adat setempat. Di samping itu, juga ada rencana mengusulkan proposal bantuan perbaikan pasar ataupun bantuan untuk pedagang yang menjadi korban ke Pemprov Bali.
"Karena ini sudah kebakaran yang kedua kali, kita juga ada rencana mengusulkan pembanguan hydrant di dekat pasar. Kami usulkan hydrant, termasuk harapan kami disediakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) untuk antisipasi ketika kembali ada kebakaran," ucap Samiada. *ode
Komentar