Kasek SMPN 3 Selat Sikapi Kekurangan Guru
Diusulkan, Kontrak Guru Pensiun
Guru ini selain mengajar bahasa Indonesia, mesti membina sastra, terutama persiapan untuk lomba-lomba.
AMLAPURA, NusaBali
Guru mata bahasa Indonesia di SMPN 3 Selat, Karangasem, Ni Nengah Ariati, kembali bersedia mengajar. Padahal dia telah memasuki purnatugas alias pensiun pada 31 Desember 2022. Statusnya kini sebagai guru relawan dan nantinya akan diusulkan jadi guru kontrak.
"Ini atas desakan siswa kelas IX, menginginkan Ni Nengah Ariati kembali mengajar, agar pembinaan bidang sastra tetap berkelanjutan," jelas Kasek SMPN 3 Selat I Komang Gede Sudarsana, di ruang kerjanya, Banjar Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, Senin (13/2).
Di samping itu, lanjut Sudarsana, Ni Nengah Ariati juga mengajar ekstrakurikuler sastra. Kebetulan banyak siswa yang berminat bidang sastra, sehingga perlu dapat pembinaan teknis, menulis puisi, cerpen, dan karya sastra lainnya. Jelas dia, belum ada pengganti guru Ni Nengah Ariati itu. Guru ini selain mengajar bahasa Indonesia, mesti membina sastra, terutama persiapan untuk lomba-lomba.
Ni Nengah Ariati mengakui, dirinya masih mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia. "Pihak sekolah masih memerlukan saya, karena kesulitan mencari pengganti. Sebab, saya ini bukan saja guru mata pelajaran juga membina sastra terutama ekstrakurikuler," jelas pendidik dari Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat.
Ni Nengah Ariati yang dikenal sebagai penulis puisi, dan cerpen, telah dibukukan, bersama penyair lainnya se-Indonesia, masih aktif berkarya.
Berbeda dengan Kasek SMPN 1 Selat I Nengah Sikiarta. Dia mengatakan, salah satu guru mata pelajaran bahasa Indonesia I Ketut Ranti yang telah pensiun, enggan kembali mengajar sebagai guru relawan di tempatnya bertugas. "Sebelum pensiun, guru I Ketut Ranti telah saya rayu, agar bersedia mengajar kembali, kenyataannya beliau menolak," katanya.
Sehingga belum ada pengganti guru bahasa Indonesia, untuk mengajar 30 jam. "Memang ada guru bahasa Indonesia, tetapi guru tersebut telah mengajar 30 jam, tidak mungkin satu guru kami paksakan mengajar 60 jam," tambah pendidik dari Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat.
Di bagian lain, Kasek SMPN 1 Amlapura I Komang Suweca, yang kena mutasi jadi Kasek SMPN 3 Amlapura menggantikan I Nengah Puspa, mengatakan sebelum dia kena mutasi ada beberapa guru pensiun, guru IPA, bahasa Bali, dan Matematika.
Pengganti I Komang Suweca, I Nengah Puspa menjadi Kasek SMPN 1 Amlapura, mengaku masih bisa mengatur jam mengajar walau sejumlah guru pensiun dan belum ada penggantinya. "Proses belajar mengajar masih bisa kami atur," jelas I Nengah Puspa. *k16
"Ini atas desakan siswa kelas IX, menginginkan Ni Nengah Ariati kembali mengajar, agar pembinaan bidang sastra tetap berkelanjutan," jelas Kasek SMPN 3 Selat I Komang Gede Sudarsana, di ruang kerjanya, Banjar Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, Senin (13/2).
Di samping itu, lanjut Sudarsana, Ni Nengah Ariati juga mengajar ekstrakurikuler sastra. Kebetulan banyak siswa yang berminat bidang sastra, sehingga perlu dapat pembinaan teknis, menulis puisi, cerpen, dan karya sastra lainnya. Jelas dia, belum ada pengganti guru Ni Nengah Ariati itu. Guru ini selain mengajar bahasa Indonesia, mesti membina sastra, terutama persiapan untuk lomba-lomba.
Ni Nengah Ariati mengakui, dirinya masih mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia. "Pihak sekolah masih memerlukan saya, karena kesulitan mencari pengganti. Sebab, saya ini bukan saja guru mata pelajaran juga membina sastra terutama ekstrakurikuler," jelas pendidik dari Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat.
Ni Nengah Ariati yang dikenal sebagai penulis puisi, dan cerpen, telah dibukukan, bersama penyair lainnya se-Indonesia, masih aktif berkarya.
Berbeda dengan Kasek SMPN 1 Selat I Nengah Sikiarta. Dia mengatakan, salah satu guru mata pelajaran bahasa Indonesia I Ketut Ranti yang telah pensiun, enggan kembali mengajar sebagai guru relawan di tempatnya bertugas. "Sebelum pensiun, guru I Ketut Ranti telah saya rayu, agar bersedia mengajar kembali, kenyataannya beliau menolak," katanya.
Sehingga belum ada pengganti guru bahasa Indonesia, untuk mengajar 30 jam. "Memang ada guru bahasa Indonesia, tetapi guru tersebut telah mengajar 30 jam, tidak mungkin satu guru kami paksakan mengajar 60 jam," tambah pendidik dari Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat.
Di bagian lain, Kasek SMPN 1 Amlapura I Komang Suweca, yang kena mutasi jadi Kasek SMPN 3 Amlapura menggantikan I Nengah Puspa, mengatakan sebelum dia kena mutasi ada beberapa guru pensiun, guru IPA, bahasa Bali, dan Matematika.
Pengganti I Komang Suweca, I Nengah Puspa menjadi Kasek SMPN 1 Amlapura, mengaku masih bisa mengatur jam mengajar walau sejumlah guru pensiun dan belum ada penggantinya. "Proses belajar mengajar masih bisa kami atur," jelas I Nengah Puspa. *k16
1
Komentar