Jepang dan Jerman Buka Loker Perawat dari RI
Pendaftar akan mengikuti sejumlah tahapan seleksi hingga dinyatakan lulus, dan mengikuti pelatihan bahasa Jepang maupun Jerman selama setahun secara gratis.
DENPASAR, NusaBali
Pada awal 2023 ini pemerintah kembali membuka lowongan kerja (loker) atau kesempatan untuk para lulusan sekolah keperawatan. Kuota yang diberikan, Jerman membutuhkan 300 perawat dari Indonesia, sedangkan Jepang dalam beberapa tahun terakhir memberikan kuota 550 perawat asal Indonesia. Kesempatan tersebut melalui skema kerjasama G to G (Government to Government).
Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali Anak Agung Gde Indra Hardiawan, mengatakan salah satu kelebihan dari program G to G ke Jerman dan Jepang selain gaji yang relatif tinggi, adalah jaminan keamanan para pekerja karena diselenggarakan langsung oleh pemerintah.
“Gaji memang relatif tinggi jika dibandingkan dengan di Indonesia,” kata Agung Hardiawan kepada NusaBali, Senin (13/2).
Dikatakannya, untuk gaji yang diterima perawat di Jepang mulai dari Rp 18 juta per bulan belum termasuk tunjangan dan lembur. Sementara di Jerman mulai Rp 37 juta sampai Rp 45 juta per bulan. Adapun durasi kontrak yang harus ditandatangani pekerja selama 3-4 tahun.
Agung Hardiawan menyampaikan sejauh ini minat para lulusan keperawatan di Bali untuk bekerja di luar negeri masih rendah. Bahkan setiap tahunnya masih bisa dihitung dengan jari.
Sosialisasi pihaknya sudah kerap dilakukan ke sekolah tinggi-sekolah tinggi keperawatan, namun demikian tampaknya para lulusan perawat di Bali masih lebih memilih bersaing mendapatkan pekerjaan di Bali maupun daerah lainnya di Indonesia.
“Untuk di Bali memang persentasenya tergolong kecil. Mindset sedari awal perawat ini bisa bekerja di Bali,” kata Agung Hardiawan.
Faktor kemampuan bahasa asing, menurut Agung Hardiawan, juga jadi salah satu kendala. Namun demikian dalam skema G to G ini sebenarnya sudah diakomodasi pelatihan bahasa Jepang dan Jerman selama satu tahun, sehingga seharusnya tidak menjadi kekhawatiran calon pekerja migran.
Agung Hardiawan juga yakin lambat laun perawat di Bali yang berkeinginan bekerja di luar negeri akan terus bertambah. Pasalnya, pihak perguruan tinggi jurusan keperawatan juga sudah mulai memasukkan mata kuliah bahasa asing ke dalam kurikulum untuk mempersiapkan mereka yang berminat bekerja di luar negeri.
“Mereka sudah mulai memasukkan kurikulum Bahasa Jepang,” imbuh Agung Hardiawan.
Bagi para perawat di Bali yang berminat bekerja di Jepang dan Jerman dapat menghubungi pihak BP3MI Bali atau membuka website SISKOP2MI. Pembukaan pendaftaran ke Jepang dimulai 15 Februari 2023 sampai 16 Juni 2023. Sementara pendaftaran ke Jerman dimulai 17 Februari 2023 sampai 30 April 2023.
Nantinya pendaftar akan mengikuti sejumlah tahapan seleksi hingga dinyatakan lulus dan mengikuti pelatihan bahasa Jepang maupun Jerman selama setahun secara gratis. *cr78
Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali Anak Agung Gde Indra Hardiawan, mengatakan salah satu kelebihan dari program G to G ke Jerman dan Jepang selain gaji yang relatif tinggi, adalah jaminan keamanan para pekerja karena diselenggarakan langsung oleh pemerintah.
“Gaji memang relatif tinggi jika dibandingkan dengan di Indonesia,” kata Agung Hardiawan kepada NusaBali, Senin (13/2).
Dikatakannya, untuk gaji yang diterima perawat di Jepang mulai dari Rp 18 juta per bulan belum termasuk tunjangan dan lembur. Sementara di Jerman mulai Rp 37 juta sampai Rp 45 juta per bulan. Adapun durasi kontrak yang harus ditandatangani pekerja selama 3-4 tahun.
Agung Hardiawan menyampaikan sejauh ini minat para lulusan keperawatan di Bali untuk bekerja di luar negeri masih rendah. Bahkan setiap tahunnya masih bisa dihitung dengan jari.
Sosialisasi pihaknya sudah kerap dilakukan ke sekolah tinggi-sekolah tinggi keperawatan, namun demikian tampaknya para lulusan perawat di Bali masih lebih memilih bersaing mendapatkan pekerjaan di Bali maupun daerah lainnya di Indonesia.
“Untuk di Bali memang persentasenya tergolong kecil. Mindset sedari awal perawat ini bisa bekerja di Bali,” kata Agung Hardiawan.
Faktor kemampuan bahasa asing, menurut Agung Hardiawan, juga jadi salah satu kendala. Namun demikian dalam skema G to G ini sebenarnya sudah diakomodasi pelatihan bahasa Jepang dan Jerman selama satu tahun, sehingga seharusnya tidak menjadi kekhawatiran calon pekerja migran.
Agung Hardiawan juga yakin lambat laun perawat di Bali yang berkeinginan bekerja di luar negeri akan terus bertambah. Pasalnya, pihak perguruan tinggi jurusan keperawatan juga sudah mulai memasukkan mata kuliah bahasa asing ke dalam kurikulum untuk mempersiapkan mereka yang berminat bekerja di luar negeri.
“Mereka sudah mulai memasukkan kurikulum Bahasa Jepang,” imbuh Agung Hardiawan.
Bagi para perawat di Bali yang berminat bekerja di Jepang dan Jerman dapat menghubungi pihak BP3MI Bali atau membuka website SISKOP2MI. Pembukaan pendaftaran ke Jepang dimulai 15 Februari 2023 sampai 16 Juni 2023. Sementara pendaftaran ke Jerman dimulai 17 Februari 2023 sampai 30 April 2023.
Nantinya pendaftar akan mengikuti sejumlah tahapan seleksi hingga dinyatakan lulus dan mengikuti pelatihan bahasa Jepang maupun Jerman selama setahun secara gratis. *cr78
1
Komentar