ATMB Deklarasikan PKB
Prihatin dan khawatir semakin terdistorsinya tiga pilar Tri Hita Karana akibat proses pembangunan dan berbagai kepentingan yang mendomplengi, berbagai lembaga dan elemen masyarakat Bali yang awalnya tergabung di dalam Aliansi Tokoh Masyarakat Bali (ATMB) mendeklarasikan berdirinya Paiketan Krama Bali (PKB) di Wantilan Pura Agung Jagatnatha, Denpasar, Kamis (1/6).
DENPASAR, NusaBali
Anggota Dewan Pembina PKB, I Gde Made Sadguna mengatakan, PKB ini ingin mewadahi perkumpulan krama Bali untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan eksistensi adat budaya serta lingkungannya, sehingga krama Bali bisa sejahtera bersama.
"Kami bertemu dan sepakat untuk melakukan hal-hal yang baik dan konstruktif melalui wadah ormas yang diberi nama Paiketan Krama Bali (PKB) ini berazaskan Pancasila dan UUD 1945," ujarnya.
Deklarasi ini tepat dilangsungkan 1 Juni saat hari kelahiran Pancasila. Menurut Ketua Umum, Agung Suryawan Wiranatha, hal ini merupakan hari bagus untuk memulai tonggak persatuan krama Bali dalam menjaga Tri Hita Karananya. "Satu Juni kelahiran Pancasila, untuk menyatukan negeri. Hari ini (kemarin, red) kami deklarasi untuk mempersatukan krama Bali," ungkapnya.
Deklarasi PKB tersebut dilanjutkan dengan melakukan persembahyangan bersama di Pura Jagatnatha. Sembahyang ini dengan maksud untuk madewa saksi agar dalam melaksanakan visi dan misi tidak menyimpang dari ajaran Agama Hindu. "Ritual ini sekaligus masatya (Berjanji setia) untuk menjalankan tugas mulia kami," ujarnya.
Dikatakan, bentuk kegiatan sebagai program awal dari paiketan tersebut seperti kemitraan, mengedukasi, menyumbang pemikiran-pemikiran cerdas untuk pembangunan di segala aspek kehidupan krama Bali. Selain itu, mengamati dan memberikan kritik yang membangun terhadap kebijakan pemerintah serta memberdayakan potensi yang dimiliki krama Bali.
"Inti misi kami adalah membantu pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga keutuhan, kelestarian, kemurnian dan kedamaian Bali. Kami ingin membantu pemerintah supaya aspirasi dan kepentingan masyarakat Bali tetap dihormati, dihargai, dan diperhitungkan. Fokus kami membangun kebersamaan, menjaga spirit adat budaya, lingkungan, membangun kesadaran, dan mewujudkan kesejahteraan," sambung Badan Pembina Prof Ketut Rahyuda. *in
"Kami bertemu dan sepakat untuk melakukan hal-hal yang baik dan konstruktif melalui wadah ormas yang diberi nama Paiketan Krama Bali (PKB) ini berazaskan Pancasila dan UUD 1945," ujarnya.
Deklarasi ini tepat dilangsungkan 1 Juni saat hari kelahiran Pancasila. Menurut Ketua Umum, Agung Suryawan Wiranatha, hal ini merupakan hari bagus untuk memulai tonggak persatuan krama Bali dalam menjaga Tri Hita Karananya. "Satu Juni kelahiran Pancasila, untuk menyatukan negeri. Hari ini (kemarin, red) kami deklarasi untuk mempersatukan krama Bali," ungkapnya.
Deklarasi PKB tersebut dilanjutkan dengan melakukan persembahyangan bersama di Pura Jagatnatha. Sembahyang ini dengan maksud untuk madewa saksi agar dalam melaksanakan visi dan misi tidak menyimpang dari ajaran Agama Hindu. "Ritual ini sekaligus masatya (Berjanji setia) untuk menjalankan tugas mulia kami," ujarnya.
Dikatakan, bentuk kegiatan sebagai program awal dari paiketan tersebut seperti kemitraan, mengedukasi, menyumbang pemikiran-pemikiran cerdas untuk pembangunan di segala aspek kehidupan krama Bali. Selain itu, mengamati dan memberikan kritik yang membangun terhadap kebijakan pemerintah serta memberdayakan potensi yang dimiliki krama Bali.
"Inti misi kami adalah membantu pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga keutuhan, kelestarian, kemurnian dan kedamaian Bali. Kami ingin membantu pemerintah supaya aspirasi dan kepentingan masyarakat Bali tetap dihormati, dihargai, dan diperhitungkan. Fokus kami membangun kebersamaan, menjaga spirit adat budaya, lingkungan, membangun kesadaran, dan mewujudkan kesejahteraan," sambung Badan Pembina Prof Ketut Rahyuda. *in
1
Komentar