25 Km Pantai Tergerus Abrasi
Abrasi tersebut sebagai dampak dari kondisi alam, terutama gelombang pasang.
SEMARAPURA, NusaBali
Dampak abrasi di pesisir pantai Kabupaten Klungkung kian memprihatinkan. Dari 113,40 km panjang pantai di Klungkung, 25,77 km di antaranya tergerus abrasi.
Jumat (2/6), saat dihubungi di Klungkung, Kepala Dinas PU Klungkung I Gusti Ngurah Supartana, tidak menampik kondisi tersebut. Ia menyebut abrasi tersebut sebagai dampak dari kondisi alam, terutama gelombang pasang. Pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah abrasi. “Solusinya, kami baru mengusulkan pembangunan tanggul,” ujarnya.
Dirinya mengaku mengusulkan pembangunan tanggul pada tahun 2018 mendatang, dengan total anggaran mencapai Rp 14,5 miliar. Namun untuk di Klungkung hanya disetujui Rp 4,5 miliar. “Ini karena keterbatasan anggaran dari pusat,” katanya. Disebutkan, penanganan abrasi di Klungkung terakhir kali dilakukan oleh Balai Wilayah Bali Penida pada tahun 2015.
Sementara itu, pantauan di lapangan, nampak sebagian besar pesisir pantai di Klungkung kian terkikis oleh abrasi. Salah satunya di Pantai Tegalbesar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. “Abrasinya kini semakin parah,” ujar Wayan Danta, warga sekitar.
Pihaknya berharap instansi terkait segera menangani pantai untuk mengurangi dampak abrasi. Terlebih, pantai ini menjadi habitat bertelurnya penyu serta tempat krama melaksanakan Melasti. Kerasnya abrasi pantai setempat mengakibatkan umat Hindu di sekitar Kecamatan Banjarangkan barat kesulitan untuk melaksanakan Melasti di pantai setempat. *wa
Dampak abrasi di pesisir pantai Kabupaten Klungkung kian memprihatinkan. Dari 113,40 km panjang pantai di Klungkung, 25,77 km di antaranya tergerus abrasi.
Jumat (2/6), saat dihubungi di Klungkung, Kepala Dinas PU Klungkung I Gusti Ngurah Supartana, tidak menampik kondisi tersebut. Ia menyebut abrasi tersebut sebagai dampak dari kondisi alam, terutama gelombang pasang. Pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah abrasi. “Solusinya, kami baru mengusulkan pembangunan tanggul,” ujarnya.
Dirinya mengaku mengusulkan pembangunan tanggul pada tahun 2018 mendatang, dengan total anggaran mencapai Rp 14,5 miliar. Namun untuk di Klungkung hanya disetujui Rp 4,5 miliar. “Ini karena keterbatasan anggaran dari pusat,” katanya. Disebutkan, penanganan abrasi di Klungkung terakhir kali dilakukan oleh Balai Wilayah Bali Penida pada tahun 2015.
Sementara itu, pantauan di lapangan, nampak sebagian besar pesisir pantai di Klungkung kian terkikis oleh abrasi. Salah satunya di Pantai Tegalbesar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. “Abrasinya kini semakin parah,” ujar Wayan Danta, warga sekitar.
Pihaknya berharap instansi terkait segera menangani pantai untuk mengurangi dampak abrasi. Terlebih, pantai ini menjadi habitat bertelurnya penyu serta tempat krama melaksanakan Melasti. Kerasnya abrasi pantai setempat mengakibatkan umat Hindu di sekitar Kecamatan Banjarangkan barat kesulitan untuk melaksanakan Melasti di pantai setempat. *wa
1
Komentar