Waspada Potensi Angin Kencang Disertai Kilat
Hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berpotensi terjadi di seluruh wilayah Bali.
MANGUPURA, NusaBali
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar merilis peringatan dini cuaca di wilayah Provinsi Bali terkait potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat. Kondisi itu berlaku untuk seluruh wilayah kabupaten kota di Bali, berlaku Rabu (15/2) hingga Kamis (16/2) hari ini. Tidak hanya itu, potensi peningkatan gelombang laut juga diperkirakan terjadi di sekitar perairan Selatan Bali.
Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Agus Mahendra, mengatakan kondisi itu disebabkan karena saat ini hampir seluruh wilayah Bali sudah memasuki puncak musim hujan. Hal itu ditambah faktor regional, seperti topografi, masa udara dan terjadinya belokan angin yang memicu meningkatnya intensitas hujan beberapa hari belakangan. Saat ini hanya tiga wilayah yang diketahuinya belum memasuki puncak musim hujan, yaitu Celukan Bawang, Tangguwisia, dan Kubutambahan.
"Jadi untuk bulan ini memang sebagian besar wilayah Bali sudah masuk puncak musim hujan. Tapi ada tiga wilayah yang belum memasuki musim puncak. Perkiraannya akhir Februari sampai awal Maret ini seluruh wilayah Bali sudah masuk puncak musim hujan," jelas Agus Mahendra, dikonfirmasi, Rabu (15/2).
Menurut dia, hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat berpotensi terjadi di seluruh wilayah Bali. Berdasarkan catatan pihaknya hingga Selasa (14/2), curah hujan di wilayah Provinsi Bali relatif bervariasi. Namun puncak curah hujan tercatat terjadi di wilayah Stasiun Ngurah Rai yang mencapai 60 mm, di mana curah hujan dalam kategori 0,5-20 mm perhari tergolong ringan, curah hujan 20-50 mm perhari tergolong sedang, dan curah hujan 50-100 perhari tergolong hujan lebat.
"Untuk hujan yang terjadi kemarin itu sudah masuk hujan kategori lebat, karena mencapai 60 mm di Stasiun Ngurah Rai," jelas Agus Mahendra.
Kendati curah hujan tersebut mengalami peningkatan, namun yang menjadi penekanan rilis tersebut adalah terkait potensi kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat. Di mana kondisi itu kecenderungan mengalami peningkatan yang berlaku di seluruh wilayah Bali. Mulai dari Buleleng, Karangasem, Bangli, Jembrana, Gianyar, Badung, Denpasar Klingkung, dan Tabanan. Sedangkan untuk kecepatan angin tergolong masih normal, dengan maksimum mencapai 20 knot. "Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan. Seperti angin kencang, pohon tumbang, kilat/petir, banjir, genangan air dan tanah longsor," imbaunya.
Selain itu, kondisi gelombang laut di wilayah perairan Selatan Bali juga berpotensi mengalami peningkatan di bandingkan hari biasanya. Pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, wisata bahari, dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut dengan ketinggian mencapai 2 meter atau lebih di Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, dan Samudra Hindia selatan Bali.
"Sebelum beraktivitas di laut, perlu diperhatikan kondisi serta imbauan terkait update cuaca dari kami, sehingga bisa mencegah potensi terjadinya hal yang tidak diinginkan," kata Agus Mahendra. *dar
Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Agus Mahendra, mengatakan kondisi itu disebabkan karena saat ini hampir seluruh wilayah Bali sudah memasuki puncak musim hujan. Hal itu ditambah faktor regional, seperti topografi, masa udara dan terjadinya belokan angin yang memicu meningkatnya intensitas hujan beberapa hari belakangan. Saat ini hanya tiga wilayah yang diketahuinya belum memasuki puncak musim hujan, yaitu Celukan Bawang, Tangguwisia, dan Kubutambahan.
"Jadi untuk bulan ini memang sebagian besar wilayah Bali sudah masuk puncak musim hujan. Tapi ada tiga wilayah yang belum memasuki musim puncak. Perkiraannya akhir Februari sampai awal Maret ini seluruh wilayah Bali sudah masuk puncak musim hujan," jelas Agus Mahendra, dikonfirmasi, Rabu (15/2).
Menurut dia, hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat berpotensi terjadi di seluruh wilayah Bali. Berdasarkan catatan pihaknya hingga Selasa (14/2), curah hujan di wilayah Provinsi Bali relatif bervariasi. Namun puncak curah hujan tercatat terjadi di wilayah Stasiun Ngurah Rai yang mencapai 60 mm, di mana curah hujan dalam kategori 0,5-20 mm perhari tergolong ringan, curah hujan 20-50 mm perhari tergolong sedang, dan curah hujan 50-100 perhari tergolong hujan lebat.
"Untuk hujan yang terjadi kemarin itu sudah masuk hujan kategori lebat, karena mencapai 60 mm di Stasiun Ngurah Rai," jelas Agus Mahendra.
Kendati curah hujan tersebut mengalami peningkatan, namun yang menjadi penekanan rilis tersebut adalah terkait potensi kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat. Di mana kondisi itu kecenderungan mengalami peningkatan yang berlaku di seluruh wilayah Bali. Mulai dari Buleleng, Karangasem, Bangli, Jembrana, Gianyar, Badung, Denpasar Klingkung, dan Tabanan. Sedangkan untuk kecepatan angin tergolong masih normal, dengan maksimum mencapai 20 knot. "Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan. Seperti angin kencang, pohon tumbang, kilat/petir, banjir, genangan air dan tanah longsor," imbaunya.
Selain itu, kondisi gelombang laut di wilayah perairan Selatan Bali juga berpotensi mengalami peningkatan di bandingkan hari biasanya. Pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, wisata bahari, dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut dengan ketinggian mencapai 2 meter atau lebih di Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, dan Samudra Hindia selatan Bali.
"Sebelum beraktivitas di laut, perlu diperhatikan kondisi serta imbauan terkait update cuaca dari kami, sehingga bisa mencegah potensi terjadinya hal yang tidak diinginkan," kata Agus Mahendra. *dar
Komentar