Ekonomi Tumbuh 4,84%, Bali Naik Kelas
Sebelumnya ada di posisi juru kunci, kini lompat ke posisi 24 dari 34 provinsi di RI
DENPASAR,NusaBali
Berada di posisi juru kunci sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi terendah tahun 2021, Bali pada tahun 2022 berhasil naik kelas. Dari sebelumnya posisi paling bontot, Bali berhasil lompat ke posisi 24 dari 34 provinsi di Indonesia.
Triwulan I 2023, ekonomi Bali diperkirakan akan semakin membaik. Hal tersebut terungkap dalam pertemuan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KPwBI Bali) Trisno Nugroho dengan awak media, Kamis(16/2) di Sanur, Denpasar.
Dari penjelasan Trisno Nugroho, tahun 2021 (saat pandemi Covid-19) ekonomi Bali tumbuh minus ( -2,47 persen). Pertumbuhan -2,47 persen menjadikan Bali berada di posisi paling buncit dari 34 provinsi, dengan pertumbuhan ekonomi terendah. Bali ‘tercecer’ di bawah, NTB, Gorontalo, Kaltim dan NTT di atasnya. Sekadar mengingatkan, pada 2020 lalu, ekonomi Bali terkontraksi hingga minus 9,31 persen.
Namun tahun 2022, momentum pemulihan ekonomi Bali meningkat signifikan, seiring membaiknya pariwisata. “Pada triwulan IV 2022, ekonomi Bali tumbuh sebesar 6,61 persen, (yoy),” jelasnya.
Melambat dari triwulan sebelumnya (triwulan III) yang tumbuh 8,10 persen. Sedang dalam tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 4,84 persen.
“Ranking Bali naik dari posisi terakhir tahun sebelumnya ke posisi 24 sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi tahun 2022,” ungkap Trisno Nugroho.
Mendukung pertumbuhan ekonomi Bali pada 2022, pada bagian lain pemaparannya Trisno menyampaikan pada triwulan IV 2022, mayoritas lapangan usaha mencatat pertumbuhan positif.
Dari lapangan usaha tersebut sektor akomodasi makan dan minum (akmamin) memberi kontrisbusi paling besar yakni 18,72 persen. Disusul sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan 13,66 persen, Konstruksi 10,31 persen. Kemudian Perdagangan Besar dan Eceran 9.17 persen.
“Tiga belas (13) lapangan usaha telah tumbuh positif, tertinggi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan, diikuti penyediaan akomodasi dan makan minum(akmamin),” terang Trisno.
Di pihak lain ada 4 lapangan usaha yang mengalami kontraksi. Kontraksi terdalam di lapangan usaha Industri Pengolahan dan lapangan usaha Pengadaan Air.
Dari penjelasan Trisno Nugroho, rata-rata kedatangan penumpang internasional dan domestik cenderung meningkat seiring pelonggaran persyaratan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).Total jumlah penumpang internasional mencapai 2,33 juta. Sedang pada 2021 lalu, hanya 473 orang penumpang. Sementara pada tahun 2023, sampai dengan 14 Februari, jumlah penumpang internasional tercatat 502 ribu orang.
Untuk penumpang domestik, pada tahun 2022 lalu sebanyak 3,98 juta. Sedang tahun 2021, hanya 1,88 juta. Sedang sampai dengan 14 Februari 2023, jumlah penumpang domestik 560 ribu orang. Sejalan dengan peningkatan jumlah penumpang, kunjungan wisatawan(wisman) pada tahun 2023, juga diperkirakan meningkat. Jumlah wisman yang datang berpotensi tembus 4 juta.
Trisno menegaskan Bank Indonesia terus mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi Bali dengan implementasi KIS (konsisten, inovasi dan sinergi).
“Konsisten mendorong pertumbuhan ekonomi. Mendorong inflasi menjadi lebih rendah,” ujarnya. Demikian juga konsisten mendukung UMKM meningkatkan kapasitasnya, konsisten penerapan QRIS (Quick Response Indonesia Standar).
Kegiatan KPwBI Bali juga dihadiri Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Kepala Regional Perum Bulog Wilayah Bali, Budi Cahyanto dan yang lainnya. *k17.
Triwulan I 2023, ekonomi Bali diperkirakan akan semakin membaik. Hal tersebut terungkap dalam pertemuan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KPwBI Bali) Trisno Nugroho dengan awak media, Kamis(16/2) di Sanur, Denpasar.
Dari penjelasan Trisno Nugroho, tahun 2021 (saat pandemi Covid-19) ekonomi Bali tumbuh minus ( -2,47 persen). Pertumbuhan -2,47 persen menjadikan Bali berada di posisi paling buncit dari 34 provinsi, dengan pertumbuhan ekonomi terendah. Bali ‘tercecer’ di bawah, NTB, Gorontalo, Kaltim dan NTT di atasnya. Sekadar mengingatkan, pada 2020 lalu, ekonomi Bali terkontraksi hingga minus 9,31 persen.
Namun tahun 2022, momentum pemulihan ekonomi Bali meningkat signifikan, seiring membaiknya pariwisata. “Pada triwulan IV 2022, ekonomi Bali tumbuh sebesar 6,61 persen, (yoy),” jelasnya.
Melambat dari triwulan sebelumnya (triwulan III) yang tumbuh 8,10 persen. Sedang dalam tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 4,84 persen.
“Ranking Bali naik dari posisi terakhir tahun sebelumnya ke posisi 24 sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi tahun 2022,” ungkap Trisno Nugroho.
Mendukung pertumbuhan ekonomi Bali pada 2022, pada bagian lain pemaparannya Trisno menyampaikan pada triwulan IV 2022, mayoritas lapangan usaha mencatat pertumbuhan positif.
Dari lapangan usaha tersebut sektor akomodasi makan dan minum (akmamin) memberi kontrisbusi paling besar yakni 18,72 persen. Disusul sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan 13,66 persen, Konstruksi 10,31 persen. Kemudian Perdagangan Besar dan Eceran 9.17 persen.
“Tiga belas (13) lapangan usaha telah tumbuh positif, tertinggi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan, diikuti penyediaan akomodasi dan makan minum(akmamin),” terang Trisno.
Di pihak lain ada 4 lapangan usaha yang mengalami kontraksi. Kontraksi terdalam di lapangan usaha Industri Pengolahan dan lapangan usaha Pengadaan Air.
Dari penjelasan Trisno Nugroho, rata-rata kedatangan penumpang internasional dan domestik cenderung meningkat seiring pelonggaran persyaratan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).Total jumlah penumpang internasional mencapai 2,33 juta. Sedang pada 2021 lalu, hanya 473 orang penumpang. Sementara pada tahun 2023, sampai dengan 14 Februari, jumlah penumpang internasional tercatat 502 ribu orang.
Untuk penumpang domestik, pada tahun 2022 lalu sebanyak 3,98 juta. Sedang tahun 2021, hanya 1,88 juta. Sedang sampai dengan 14 Februari 2023, jumlah penumpang domestik 560 ribu orang. Sejalan dengan peningkatan jumlah penumpang, kunjungan wisatawan(wisman) pada tahun 2023, juga diperkirakan meningkat. Jumlah wisman yang datang berpotensi tembus 4 juta.
Trisno menegaskan Bank Indonesia terus mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi Bali dengan implementasi KIS (konsisten, inovasi dan sinergi).
“Konsisten mendorong pertumbuhan ekonomi. Mendorong inflasi menjadi lebih rendah,” ujarnya. Demikian juga konsisten mendukung UMKM meningkatkan kapasitasnya, konsisten penerapan QRIS (Quick Response Indonesia Standar).
Kegiatan KPwBI Bali juga dihadiri Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Kepala Regional Perum Bulog Wilayah Bali, Budi Cahyanto dan yang lainnya. *k17.
Komentar