Vaksinasi Rabies Tuntas
Selama tiga bulan, sebanyak lebih 80 ribu anjing sudah disuntik vaksin rabies. Program vaksinasi lanjutan akan ditindaklanjuti tahun ini juga.
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng telah menuntaskan vaksinasi rabies sebagai upaya menekan kasus gigitan anjing. Sebanyak 80.000 ekor anjing telah divaksin sepanjang bulan Desember 2022 lalu hingga Februari 2023 ini.
Kepala Dinas Pertanian Buleleng Made Sumiarta mengatakan, capaian vaksinasi rabies di Buleleng telah mencapai 100 persen. Jumlah tersebut dituntaskan pada awal tahun 2023 ini. "Vaksinasi rabies sudah 100 persen, ada sekitar 80.000 lebih populasi anjing di Buleleng yang sudah kami vaksin," ujar Sumiarta, Minggu (19/2).
Ia menyebutkan, sebelumnya Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana memberikan tenggat waktu kepada Dinas Pertanian Buleleng untuk menuntaskan vaksinasi rabies selama tiga bulan terhitung sejak Desember 2022.
Selain itu, saat ini sebanyak 129 desa di Buleleng sudah membentuk Peraturan Desa (Perdes) rabies, dan 10 desa di antaranya sudah membentuk Tim Siaga Rabies (Tisira). Sumiarta menyebut, dengan tuntasnya vaksinasi dan dibentuknya Perdes tentang rabies, kasus gigitan anjing di Buleleng mulai mengalami penurunan yang signifikan.
Kendati jumlahnya menurun, masih ditemukan kasus gigitan anjing. "Dibanding tahun lalu ada penurunan kasus gigitan dan kasus gigitan positif juga penurunannya sangat signifikan. Kemarin ada di Januari dan Februari hanya ada 7 kasus," ungkapnya.
Untuk lebih menurunkan kasus gigitan anjing, pihaknya akan menggenjot kembali vaksinasi rabies lanjutan pada tahun ini. Mengingat vaksinasi rabies mesti dilakukan setiap tahunnya. Dengan stok vaksin 15 ribu vial, pihaknya menargetkan untuk tahap pertama vaksinasi selesai pada Mei 2023. "Kami akan melakukan vaksinasi lagi tahun ini menyasar anjing yang sudah divaksin dalam kurun waktu 6 bulan," ujarnya.
Sumiarta menambahkan, untuk menuntaskan kasus rabies, percepatan vaksinasi, harus dilakukan di semua kabupaten. Selain vaksinasi, kesadaran masyarakat juga diperlukan dalam hal memelihara anjing. Terutama agar tidak membuang atau meliarkan anjing, kemudian tidak memindahkan anjing peliharaan.
"Kalau di satu sisi masif melakukan vaksinasi rabies, sedangkan Kabupaten lain tidak, ya sama dengan tidak efektif. Karena anjing mobilitas sangat tinggi, mungkin ada yang dari Karangasem membawa anjingnya ke Buleleng. Makanya paling efektif adalah pembentukan Perdes dan Pararem, dan melalui Tisira di tiap desa," ucapnya. *mz
Kepala Dinas Pertanian Buleleng Made Sumiarta mengatakan, capaian vaksinasi rabies di Buleleng telah mencapai 100 persen. Jumlah tersebut dituntaskan pada awal tahun 2023 ini. "Vaksinasi rabies sudah 100 persen, ada sekitar 80.000 lebih populasi anjing di Buleleng yang sudah kami vaksin," ujar Sumiarta, Minggu (19/2).
Ia menyebutkan, sebelumnya Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana memberikan tenggat waktu kepada Dinas Pertanian Buleleng untuk menuntaskan vaksinasi rabies selama tiga bulan terhitung sejak Desember 2022.
Selain itu, saat ini sebanyak 129 desa di Buleleng sudah membentuk Peraturan Desa (Perdes) rabies, dan 10 desa di antaranya sudah membentuk Tim Siaga Rabies (Tisira). Sumiarta menyebut, dengan tuntasnya vaksinasi dan dibentuknya Perdes tentang rabies, kasus gigitan anjing di Buleleng mulai mengalami penurunan yang signifikan.
Kendati jumlahnya menurun, masih ditemukan kasus gigitan anjing. "Dibanding tahun lalu ada penurunan kasus gigitan dan kasus gigitan positif juga penurunannya sangat signifikan. Kemarin ada di Januari dan Februari hanya ada 7 kasus," ungkapnya.
Untuk lebih menurunkan kasus gigitan anjing, pihaknya akan menggenjot kembali vaksinasi rabies lanjutan pada tahun ini. Mengingat vaksinasi rabies mesti dilakukan setiap tahunnya. Dengan stok vaksin 15 ribu vial, pihaknya menargetkan untuk tahap pertama vaksinasi selesai pada Mei 2023. "Kami akan melakukan vaksinasi lagi tahun ini menyasar anjing yang sudah divaksin dalam kurun waktu 6 bulan," ujarnya.
Sumiarta menambahkan, untuk menuntaskan kasus rabies, percepatan vaksinasi, harus dilakukan di semua kabupaten. Selain vaksinasi, kesadaran masyarakat juga diperlukan dalam hal memelihara anjing. Terutama agar tidak membuang atau meliarkan anjing, kemudian tidak memindahkan anjing peliharaan.
"Kalau di satu sisi masif melakukan vaksinasi rabies, sedangkan Kabupaten lain tidak, ya sama dengan tidak efektif. Karena anjing mobilitas sangat tinggi, mungkin ada yang dari Karangasem membawa anjingnya ke Buleleng. Makanya paling efektif adalah pembentukan Perdes dan Pararem, dan melalui Tisira di tiap desa," ucapnya. *mz
Komentar