nusabali

Derita Dadong Rai, Lansia Terlantar di Desa Panji

  • www.nusabali.com-derita-dadong-rai-lansia-terlantar-di-desa-panji

Tinggali Gubuk Reot di Atas Tanah Pinjaman Tetangga

SINGARAJA, NusaBali
Di usianya yang sudah renta, selain hidup tanpa keluarga, ia pun harus menanggung beban berat dan derita kemiskinan. Ia kini hanya tinggal di sebuah gubuk reot dengan belas kasih tetangganya.

Ditemui Kamis (1/6) siang, dadong Rai sudah tidak dapat beraktivitas leluasa. Kondisinya yang sudah renta mengakibatkan ia tidak dapat beranjak jauh dari gubuk reot miliknya yang berukuran tidak lebih dari 2x2 meter. Bahkan gubuk berdinding kayu dan anyaman bambu yang kelihatan sudah rapuh itu pun disangga oleh tali yang diikatkan di sebuah pohon untuk menahan bangunan itu. Beruntung selama ini ditampung oleh Nyoman Merta Desan, 67, dan istrinya Made Kayun, 67, yang juga warga setempat yang bukan siapa-siapanya dadong Rai.

Kisah hidup dadong Rai diceritakan Merta sangat miris. Selama dua puluh tahun ditampung menumpang di lahan Merta, Rai menyatakan tidak memiliki keluarga satu pun. Bahkan sejak masih lancar dan nyambung diajak berkomunikasi, dadong Rai mengaku berasal dari Karangasem.

Nah seperjalanannya ke Buleleng, ia pun ikut ibunya yang tidak diketahui identitasnya oleh Merta. Konon ibu dadong Rai menikah dan menjadi istri kedua di daerah seberang sungai, masih di wilayah Desa Panji. Hanya saja setelah ibunya meninggal, ia pun dikembalikan oleh saudara tirinya dan yang tidak mau menanggungnya. “Sebelum pindah ke banjar ini katanya ia dipulangkan saudara tirinya di pertigaan sana, sehingga akhirnya ia tinggal di sini,” ujar Merta.

Sebelum tinggal di lahan milik Merta ia pun disebut sempat tinggal di lahan milik orang lain yang masih dalam satu banjar. Dadong Rai pun semasa umurnya yang masih muda terkenal sebagai pedagang yang giat, sehingga sempat meminjamkan uang kepada sejumlah warga setempat. Namun berselang dua puluh tahun yang lalu, ia pun diusir dari lahan tempat tinggalnya, karena tidak disuka warga setempat.

Hingga akhirnya dadong Rai bingung untuk mencari tempat tinggal. Akhirnya ia bertemu dengan keluarga Merta yang merupakan satu-satunya keluarga yang mau menampungnya. Hanya saja dadong Rai tinggal di gubuk tidak layak huni atas permintaannya sendiri yang berlokasi di belakang rumah Merta. Lahan yang dipinjamkan kepadanya diberikan secara cuma-cuma, tanpa imbalan sepeserpun. Karena semenjak dadong Rai diusir dan pindah dari tempat tinggalnya semula, ia sudah kehabisan uang dan tabungan yang dimilikinya semasih bekerja dulu.

Merta yang sudah dua puluh tahun menampungnya juga tidak dapat berbuat apa-apa. Sebab ia yang hanya bekerja sebagai petani dan buruh serabutan hanya mampu menghidupi keluarganya. Ia dan istrinya pun kini sudah menanggung sepenuhnya dadong Rai, dari segi permakanan maupun perawatan kebersihannya.

“Saya bawakan nasi ke sini setiap hari, menyiapkan air untuk mandi, karena sudah tidak bisa pergi jauh,” imbuh Kayun istri Merta. Upaya membantu menemukan keluarganya pun sudah berulang kali diupayakan oleh Merta namun tetap saja tidak membuahkan hasil.

Kelian Banjar Dinas Mekar Sari, Desa Panji, Gede Ari Kusuma Jati yang ditemui di lokasi juga mengatakan sejauh ini pihaknya sudah berulang kali menyarankan kepada dadong Rai untuk tinggal di panti jompo. Karena maklum saja dari segi administrasi dadong Ria juga tidak terdaftar secara adat dan dinas di Desa Panji.  “Asal-usul keluarganya yang tidak jelas mengakibatkan punya KTP, KK dan yang lainnya. Tetapi saat kami menyarankan ke Panti Jompo, dadong selalu menolak,” ungkap dia.

Sementara itu Dinas Sosial Buleleng yang langsung turun ke lokasi melihat langsung kondisi dadong Rai. Dari penawaran untuk tinggal di Panti Jompo juga ditolak langsung oleh dadong Rai yang menyatakan dirinya ingin mati di gubuknya. “Sebenarnya yang terlantar begini sudah tanggungan pemerintah, tetapi karena ditolak kami akan koordinsikan dengan atasan dulu,” kata Kasi Pelayanan Anak dan Lansia, Niken Puji Astuti yang didampingi Kabid Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Putu Dewi Puspawati.

Untuk sementara pihaknya masih memberikan bantuan permakanan untuk dadong Rai, sembari mengusulkan bantuan bedah rumah yang akan dikoordinasikan dengan organisasi sosial melalui CSR. Sehingga ke depannya dadong Rai lebih cepat tertangani untuk hidup di hunian yang lebih layak. Selain juga untuk pengurusan Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk membantu pembiayaan pengobatan ketika sakit. *k23

Komentar