Wagub Cok Ace Minta Tata Pariwisata Bali
Sambut Kedatangan Wisatawan Tiongkok Setelah Pandemi
Menyongsong dibukanya pasar Tiongkok tahun 2023, Wagub Cok Ace mengumpulkan pemangku kepentingan untuk membahas sejumlah isu, salah satunya soal ‘jual beli kepala’.
DENPASAR, NusaBali
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) mengatakan bahwa Pemprov Bali terus berupaya menjadikan Pulau Bali sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas. Sehingga pembenahan di berbagai bidang perlu dilakukan.
Hal itu dikemukakan Wagub Cok Ace saat memimpin Rapat Persiapan Tata Kelola Destinasi Pariwisata Provinsi Bali, bersama OPD terkait dan stake holder pariwisata, bertempat di Ruang Rapat Praja Sabha, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Senin (20/2/2023).
Guru Besar ISI Denpasar tersebut menyampaikan ada berbagai isu, salah satu yang terpenting terkait kedatangan wisatawan Tiongkok ke Bali. Menurutnya, wisatawan Tiongkok secara kuantitas tidak bisa dipandang sebelah mata dan selalu menjadi salah satu jumlah wisatawan tertinggi ke Bali.
“Jadi kita harus benar-benar mempersiapkan segala sesuatu, dari segi regulasi hingga penunjang lainnya, sehingga target kunjungan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan daerah bisa terwujud,” ujar Wagub Cok Ace.
Merujuk pada keadaan sebelum pandemi Covid-19, Wagub Cok Ace melanjutkan isu terpenting yang menyangkut wisatawan Tiongkok dulu adalah masalah ‘jual beli kepala’ wisatawan yang dilakukan oleh sejumlah oknum agen perjalanan di Tiongkok. Menyongsong dibukanya pasar Tiongkok tahun 2023, Wagub Cok Ace mengumpulkan pemangku kepentingan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Saya mendengar juga ada banyak keluhan, tidak hanya oleh masyarakat kita namun juga oleh wisatawan Tiongkok sendiri bahkan dari Konjen Tiongkok di Bali. Karena hal tersebut juga merugikan para wisatawan, karena tidak bisa menikmati Bali dengan baik,” tandas Wagub Cok Ace.
Kepada OPD terkait di Pemprov Bali, dia menginstruksikan agar menindak tegas jika masih ada praktik-praktik seperti itu di Bali. Yang terpenting, harus antisipasi agar masalah tersebut tidak berulang lagi di Bali.
“Kepada stake holder pariwisata, baik HPI atau ASITA agar membantu kami melaporkan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan di lapangan. Sehingga kolaborasi antara pemerintah, sektor pariwisata, dan masyarakat bisa mempercepat penyelesaian masalah ini,” tegasnya.
Di akhir arahannya, Wagub Cok Ace mengatakan bahwa Pemprov Bali terus berupaya menjadikan Pulau Bali sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas. Sehingga pembenahan di berbagai bidang perlu dilakukan.
“Pemprov Bali tidak hanya membenahi infrastruktur dan fasilitas penunjang pariwisata, namun juga membenahi sistem-sistem yang tidak sesuai dengan nilai pariwisata kita yang berbudaya dan berkualitas, sesuai dengan visi misi Provinsi Bali saat ini Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” tandas Wagub Cok Ace.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali Dewa Nyoman Rai Dharmadi, serta para pelaku pariwisata baik dari PHRI, HPI, ASITA, IHGM, BHA, dan Kelompok Ahli Pembangunan Provinsi Bali Bidang Pariwisata. *bin
Hal itu dikemukakan Wagub Cok Ace saat memimpin Rapat Persiapan Tata Kelola Destinasi Pariwisata Provinsi Bali, bersama OPD terkait dan stake holder pariwisata, bertempat di Ruang Rapat Praja Sabha, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Senin (20/2/2023).
Guru Besar ISI Denpasar tersebut menyampaikan ada berbagai isu, salah satu yang terpenting terkait kedatangan wisatawan Tiongkok ke Bali. Menurutnya, wisatawan Tiongkok secara kuantitas tidak bisa dipandang sebelah mata dan selalu menjadi salah satu jumlah wisatawan tertinggi ke Bali.
“Jadi kita harus benar-benar mempersiapkan segala sesuatu, dari segi regulasi hingga penunjang lainnya, sehingga target kunjungan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan daerah bisa terwujud,” ujar Wagub Cok Ace.
Merujuk pada keadaan sebelum pandemi Covid-19, Wagub Cok Ace melanjutkan isu terpenting yang menyangkut wisatawan Tiongkok dulu adalah masalah ‘jual beli kepala’ wisatawan yang dilakukan oleh sejumlah oknum agen perjalanan di Tiongkok. Menyongsong dibukanya pasar Tiongkok tahun 2023, Wagub Cok Ace mengumpulkan pemangku kepentingan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Saya mendengar juga ada banyak keluhan, tidak hanya oleh masyarakat kita namun juga oleh wisatawan Tiongkok sendiri bahkan dari Konjen Tiongkok di Bali. Karena hal tersebut juga merugikan para wisatawan, karena tidak bisa menikmati Bali dengan baik,” tandas Wagub Cok Ace.
Kepada OPD terkait di Pemprov Bali, dia menginstruksikan agar menindak tegas jika masih ada praktik-praktik seperti itu di Bali. Yang terpenting, harus antisipasi agar masalah tersebut tidak berulang lagi di Bali.
“Kepada stake holder pariwisata, baik HPI atau ASITA agar membantu kami melaporkan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan di lapangan. Sehingga kolaborasi antara pemerintah, sektor pariwisata, dan masyarakat bisa mempercepat penyelesaian masalah ini,” tegasnya.
Di akhir arahannya, Wagub Cok Ace mengatakan bahwa Pemprov Bali terus berupaya menjadikan Pulau Bali sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas. Sehingga pembenahan di berbagai bidang perlu dilakukan.
“Pemprov Bali tidak hanya membenahi infrastruktur dan fasilitas penunjang pariwisata, namun juga membenahi sistem-sistem yang tidak sesuai dengan nilai pariwisata kita yang berbudaya dan berkualitas, sesuai dengan visi misi Provinsi Bali saat ini Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” tandas Wagub Cok Ace.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali Dewa Nyoman Rai Dharmadi, serta para pelaku pariwisata baik dari PHRI, HPI, ASITA, IHGM, BHA, dan Kelompok Ahli Pembangunan Provinsi Bali Bidang Pariwisata. *bin
1
Komentar