Sinyal Menpora Mundur dari Jabatan?
Gde Agung : Tunggu Pengumuman Presiden
JAKARTA, NusaBali
Setelah terpilih sebagai Wakil Ketua Umum I PSSI Periode 2023-2027 dalam Kongres Luar Biasa PSSI pada Kamis (16/2), Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menegaskan akan fokus pada posisi tersebut.
Pernyataan disampaikan politisi dari Partai Golkar itu, usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (20/2) di Istana Kepresiden, Jakarta. Pernyataan Zainudin pun, dianggap oleh sebagian kalangan sebagai sinyal dirinya mengundurkan diri menjadi Menpora. Namun, Anggota Komite III DPD RI yang membidangi olahraga AA Gde Agung tidak ingin berspekulasi seperti itu. Dia lebih memilih menunggu pengumuman dari Presiden Jokowi terkait Menpora.
"Saya tidak mau berandai-andai, karena saya tidak bisa membaca isi pikiran Menpora dan kebijakan apa yang akan diambil oleh Presiden Jokowi. Jadi, kita tunggu pengumuman dari presiden," ujar Gde Agung kepada NusaBali, Selasa (21/2).
Gde Agung mengatakan, berdasarkan UU olahraga terbaru, tidak ada larangan bagi pejabat untuk menjadi Ketua KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) maupun ketua cabang olahraga lainnya. Tapi, secara psikologis dengan dua jabatan sebagai Menpora dan Waketum PSSI tentu perlu membagi waktu dengan baik.
Terlebih Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia sepak bola U-20 pada 20 Mei-11 Juni 2023, sehingga membutuhkan perhatian pula. Bagi Gde Agung, jika pembagian waktu bisa dilakukan dengan baik sebenarnya tidak masalah menempati dua posisi.
"Kalau bisa membagi waktu dan pikiran dalam melaksanakan jabatan, tidak akan berpengaruh. Apalagi, jabatan Menpora sekitar satu tahun lagi. Jadi, semua kembali kepada yang bersangkutan," papar pria yang pernah menjadi Bupati Kabupaten Badung pada 2005-2010 dan 2010-2015 ini.
Menurut Gde Agung, PSSI memang perlu dibenahi. Oleh karenanya, membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran. Tak kalah penting, perlu memiliki nyali dan kejujuran untuk membersihkan masalah-masalah yang ada di PSSI.
Artinya, apa yang dipikirkan, diucapkan dan dilaksanakan harus sejalan guna memperbaiki PSSI agar lebih baik lagi. "Apa yang dipikirkan dan diucapkan tidak boleh berbeda dengan apa yang dilakukan. Ini sesuai dengan ajaran yang ada di Bali, Tri Kaya Parisudha. Berpikir, berkata dan berbuat yang benar," terang Panglingsir Puri Mengwi ini. *k22
1
Komentar