Puluhan Warga Diduga Keracunan Nasi Bungkus Saat Hadiri Acara Perkawinan
BANGLI, NusaBali
Puluhan warga Banjar Umbalan, Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Bangli mengalami gejala diduga keracunan setelah menyantap nasi bungkus pada, Rabu (22/2).
Terkait penyebab keracunan masih didalami Dinas Kesehatan (Diskes) Bangli, mengingat masih perlu dilakukan uji lab.
Informasi yang dihimpun pada, Rabu siang di salah satu rumah warga berlangsung upacara meperadang atau mempelai wanita diambil pihak laki-laki. Dalam acara tersebut disaksikan oleh krama Banjar Umbalan. Kemudian, pihak keluarga menyiapkan makanan berupa nasi bungkus.
Setelah menyantap nasi bungkus tersebut, sejumlah warga mengalami gejala keracunan. Warga ada yang dilarikan ke puskesmas, dokter praktek swasta hingga RSU Bangli.
Kepala Diskes Bangli, dr I Nyoman Arsana saat dikonfirmasi membenarkan adanya kasus dugaan keracunan tersebut. Pihaknya sudah turun untuk mengecek kondisi para korban maupun mendatangi rumah warga yang melangsungkan acara. Dari pendataan yang dilakukan tercatat ada 26 orang yang mengalami gejala keracunan.
"Pada saat acara tersebut disiapkan 300 bungkus nasi. Dari 300 nasi bungkus ada 26 orang yang mengalami gejala keracunan seperti mual-mual," jelas dr Arsana, Kamis (23/2). Lanjutnya, dari 26 orang ada 14 orang yang dibawa ke puskesmas. Kemudian dari 14 orang tersebut ada yang dirujuk ke rumah sakit sebanyak 3 orang. Ada pula 5 orang yang berobat ke dokter praktek swasta serta ada 7 orang yang memang langsung berobat ke rumah sakit. "Untuk yang di praktek dokter dan puskemas sudah sembuh. Untuk yang di rumah sakit masih ada dua yang menjalani observasi, namun sudah direncanakan untuk pulang. Jadi sudah dipastikan semua sudah sembuh," ungkapnya.
Pasca kejadian tersebut, pihaknya sudah mengambil sampel bahan makanan dan air minum. Rencananya akan dilakukan pemeriksaan di Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Provinsi Bali. Untuk saat ini sampel tersebut masih disimpan di kantor Diskes Bangli dan akan dibawa ke BLK pada, Jumat (24/2) hari ini. "Sampel sudah tersimpan di kulkas, kami pun sudah berkoordinasi dengan BLK. Sampel akan dibawa besok (Jumat). Setelah hasil lab keluar baru bisa dipastikan penyebabnya apa," sebutn dr Arsana.
Disampaikan pula bahwa di dalam nasi bungkus tersebut terdapat mie, telur, ayam suir dan sambel. Nasi bungkus sudah dipersiapkan sejak pagi. Kemudian acara berlangsung pada siang hari. "Pagi sudah proses memasak, dan itu disiapkan di satu tempat saja," kata dr Arsana didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Sudarma.
Di sisi lain, pihaknya meminta puskesmas untuk melakukan sosialisasi terkait higienitas pengolahan makanan. Untuk sosialisasi sedang proses untuk pembuatan jadwal. Dengan dilaksanakan sosialisasi ini diharapkan tidak terulang kembali kejadian seperti ini. "Ini namanya musibah. Selain itu kembali lagi pada kondisi tubuh masing-masing," imbuh dokter asal Desa Songan, Kintamani ini. *esa
Setelah menyantap nasi bungkus tersebut, sejumlah warga mengalami gejala keracunan. Warga ada yang dilarikan ke puskesmas, dokter praktek swasta hingga RSU Bangli.
Kepala Diskes Bangli, dr I Nyoman Arsana saat dikonfirmasi membenarkan adanya kasus dugaan keracunan tersebut. Pihaknya sudah turun untuk mengecek kondisi para korban maupun mendatangi rumah warga yang melangsungkan acara. Dari pendataan yang dilakukan tercatat ada 26 orang yang mengalami gejala keracunan.
"Pada saat acara tersebut disiapkan 300 bungkus nasi. Dari 300 nasi bungkus ada 26 orang yang mengalami gejala keracunan seperti mual-mual," jelas dr Arsana, Kamis (23/2). Lanjutnya, dari 26 orang ada 14 orang yang dibawa ke puskesmas. Kemudian dari 14 orang tersebut ada yang dirujuk ke rumah sakit sebanyak 3 orang. Ada pula 5 orang yang berobat ke dokter praktek swasta serta ada 7 orang yang memang langsung berobat ke rumah sakit. "Untuk yang di praktek dokter dan puskemas sudah sembuh. Untuk yang di rumah sakit masih ada dua yang menjalani observasi, namun sudah direncanakan untuk pulang. Jadi sudah dipastikan semua sudah sembuh," ungkapnya.
Pasca kejadian tersebut, pihaknya sudah mengambil sampel bahan makanan dan air minum. Rencananya akan dilakukan pemeriksaan di Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Provinsi Bali. Untuk saat ini sampel tersebut masih disimpan di kantor Diskes Bangli dan akan dibawa ke BLK pada, Jumat (24/2) hari ini. "Sampel sudah tersimpan di kulkas, kami pun sudah berkoordinasi dengan BLK. Sampel akan dibawa besok (Jumat). Setelah hasil lab keluar baru bisa dipastikan penyebabnya apa," sebutn dr Arsana.
Disampaikan pula bahwa di dalam nasi bungkus tersebut terdapat mie, telur, ayam suir dan sambel. Nasi bungkus sudah dipersiapkan sejak pagi. Kemudian acara berlangsung pada siang hari. "Pagi sudah proses memasak, dan itu disiapkan di satu tempat saja," kata dr Arsana didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Sudarma.
Di sisi lain, pihaknya meminta puskesmas untuk melakukan sosialisasi terkait higienitas pengolahan makanan. Untuk sosialisasi sedang proses untuk pembuatan jadwal. Dengan dilaksanakan sosialisasi ini diharapkan tidak terulang kembali kejadian seperti ini. "Ini namanya musibah. Selain itu kembali lagi pada kondisi tubuh masing-masing," imbuh dokter asal Desa Songan, Kintamani ini. *esa
1
Komentar