Langit Cerah Lancarkan Palebon Panglingsir Puri Agung Bitera
GIANYAR, NusaBali
Langit cerah menjadi salah satu faktor penting kelancaran prosesi palebon jenasah Panglingsir Puri Agung Bitera, Anak Agung Gde Putra,88, di Setra Adat Bitera, Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar, Gianyar, Saniscara Pahing Merakih, Sabtu (25/2) siang.
Karena pagi sekitar pukul 07.00 Wita, di Kelurahan Bitera dan sekitar, sempat diguyur hujan. Sempat ada kekhawatiran dari kalangan para sameton ageng Puri Agung Bitera dan krama, bahwa hujan akan menghambat jalannya prosesi. Namun, prosesi palebon, sejak persiapan upacara Manah Naga Banda hingga Pembasmian (pembakaran jenasah) di setra, nihil hujan. Palebon pun berjalan lancar dan khidmat. Mendung tebal menggelayut tebal hingga hujan turun kembali, jelang pukul 18.30 Wita, kemarin.
Pantauan di lokasi acara, ratusan warga telah menyesaki Catus Pata, Desa Adat Bitera, yang berdampingan dengan area puri setempat. Warga tampak sangat antusias menyaksikan pengarakan Bade, Lembu, dan Naga Banda, serta jejeran penyunggi Bungan Jaja dan upakara lain.
Prosesi diawali upacara Manah Naga Banda dipuput (dipimpin) Ida Pedanda Gde Griya/Desa Bakbakan, Kecamatan Gianyar. Lanjut, pukul 11.40 Wita, layon (jenasah) almarhum dinaikkan ke Bade Tumpang Sia (9). Prosesi ini kaenter (dipandu), salah satunya oleh tokoh Puri Agung Bitera, Anak Agung Raka Yuda. Beberapa menit kemudian, pengarakan sarana palebon diawali Lembu, lanjut Naga Banda, dan Bade Tumpang Sia. Tampak di bataran Naga Banda, Ida Pedanda Gde Gria Bakbakan, Panglingsir Puri Agung Bitera Anak Agung Raka yang mantan Sekda Gianyar, Anak Agung Mangku Merajan Puri Agung Bitera, dan Anak Agung Gde Alit Wijaya Kusuma yang salah seorang keponakan almarhum. Di Bade, tampak Mamanjang (memandu pengarakan) Ida Bagus Anom dari Geriya Gde Bitera. Mantan Kadis Pendidikan Bali ini didampingi Anak Agung Gde Agung Krisdiantha, juga ponakan almarhum. Di Bataran Lembu tampak Anak Agung Gde Agung Bhaskara Kepakisan, salah sorang cucu almrhum. Penandanan yang bermakna sebagai penunjuk utama arah roh dan sarana lain ke setra, dibawa oleh Anak Agung Gde Oka Siswa Putra, anak almarhum.
Ribuan warga yang memadati areal Catus Pata tampak tertegun menyaksikan iring-iringan sarana palebon ke arah barat menuju Setra Adat Bitera. Sebelum itu, puluhan pecalang dan aparat Polres Gianyar mengalihkan arus lalulintas ke jalan alternarif. Prosesi pengarakan Bade dan segala sarana palebon, berlajalan mulus hingga di setra. ‘’Syukur, Ida Bhatara sweca (menganugerahi). Cuaca jadi terang, sehingga prosesi palebon ini berjalan lancar,’’ jelas panglingisr, Anak Agung Gde Raka, di sela-sela pembasmian layon almarhum.
Sembari penuh syukur, Agung Raka menyampaikan terima kasih kepada semua pihak. Mulai dari para sulinggih, pemangku, prajuru adat dan dinas, panitia, aparat keamanan, pecalang, sameton, dan krama, yang telah menyukseskan acara tersebut.
Almarhum meninggal pada Saniscara Umanis Sungsang, Sabtu (31/12/2022) di RSUP Sanglah, Denpasar, karena sakit menua. Sebagaimana diketahui di Gianyar, almarhum semasa hidup adalah salah seorang tokoh disegani. Almarhum dikenal dekat dengan pasemetonan dan krama sekitar, karena suka menolong. Almarhum juga salah seorang mantan pejabat pada era orde baru dengan jabatan prestisius Kepala Kanwil Departemen Sosial Provinsi Bali, 1971 - 1986. Selanjutnya, mengemban salah satu jabatan direktur di Departemen Sosial RI, lanjut mundur dari jabatan karena masuk kepengurusan Golkar Provinsi Bali. Karier politiknya moncer dengan jabatan anggota MPR RI tahun 1977 - 1982.
Almarhum juga salah seorang putra terbaik Puri Agung Bitera yang sekaligus panutan bagi keluarga sameton. Karena almarhum sangat peduli dan aktif mempersatukan pasametonan puri, menata area dan bangunan puri hingga bersih dan asri. Pendidikannya yakni SD di Gianyar, SMP di Klungkung, lanjut SMA dan kuliah di Kota Jogjakarta. Almarhum meninggalkan istri, Anak Agung Istri Nilawati,75, serta empat anak perempuan dan satu anak laki-laki. *lsa
1
Komentar