Lagi, Warga Laporkan Peternakan Babi
Peternakan yang berlokasi tak jauh dari pemukiman warga, memelihara 1.500 ekor babi yang menimbulkan suara bising dan bau tak sedap.
SINGARAJA, NusaBali
Peternakan Babi PT Anugerah Bersama Sukses (ABS) yang sempat vakum dua tahun di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng kembali beroperasi. Namun aktifnya kembali peternakan babi itu kembali dilaporkan warga karena situasi bising dan bau kotoran yang menyengat.
Usaha peternakan itu aktif pada 18 Januari lalu dengan mendatangkan kembali 600 ekor bibit babi. Perusahaan pun kemudian mendatangkan kembali bibit babi secara bertahap hingga kini total ada 1.500 ekor yang dipelihara. Lokasi peternakan yang berada tidak jauh dari pemukiman warga ini, kembali dikeluhkan warga. Suara babi disebut cukup bising di waktu pemberian pakan. Selain itu cemaran bau kotoran juga disebut sangat mengganggu kenyamanan warga.
Kondisi ini pun lalu dimediasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng setelah mendapatkan laporan dari warga. Proses mediasi itu dilakukan di Kantor Perbekel Bila, Senin (27/2) kemarin yang juga menghadirkan pemilik perusahaan dan Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMTPSP).
Kepala DLH Buleleng Gede Melandrat tidak menampik potensi pelanggaran pengolahan limbah. Menurutnya perusahaan harus membenahi dokumen perizinan terkait lingkungan. Melandrat menyebutkan untuk menangani cemaran suara dan udara itu dapat ditangani dengan menambah tanaman di sekitar peternakan.
“Bisa ditambah pohon peredam suara dan bau seperti bambu, intaran dan pohon lainnya. Selain juga kebersihan kandang dan pemberian pakan berkualitas untuk meminimalisir cemaran,” terang Melandrat.
Kepala DPMPTSP Buleleng Made Kuta di tempat yang sama menjelaskan dari situasi saat ini perusahaan PT ABS sudah mengantongi perizinan usaha maupun izin lainnya sejak 2017 lalu. Namun karena adanya perubahan regulasi, perusahaan yang bersangkutan juga wajib menyesuaikan perizinan yang berlaku saat ini.
“Kami siap mediasi. Intinya agar perusahaan bisa berjalan dengan baik, masyarakat juga tidak dirugikan. Kami juga ingin agar investasi bisa masuk ke Buleleng,” ungkap Kuta.
Sementara itu Dirut PT ABS Yossy R, menyebut sudah berusaha memenuhi standar operasional dan mematuhi dokumen lingkungan yang disetorkan kepada pemerintah. Dia pun segera akan menuntaskan indikasi pelanggaran perizinan dan keluhan warga.
“Kami siap mengikuti aturan mainnya seperti apa. Kami nanti minta pengawalan dari Dinas LH dan segera akan menuntaskan persoalan ini,” terang Yossy. *k23
Usaha peternakan itu aktif pada 18 Januari lalu dengan mendatangkan kembali 600 ekor bibit babi. Perusahaan pun kemudian mendatangkan kembali bibit babi secara bertahap hingga kini total ada 1.500 ekor yang dipelihara. Lokasi peternakan yang berada tidak jauh dari pemukiman warga ini, kembali dikeluhkan warga. Suara babi disebut cukup bising di waktu pemberian pakan. Selain itu cemaran bau kotoran juga disebut sangat mengganggu kenyamanan warga.
Kondisi ini pun lalu dimediasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng setelah mendapatkan laporan dari warga. Proses mediasi itu dilakukan di Kantor Perbekel Bila, Senin (27/2) kemarin yang juga menghadirkan pemilik perusahaan dan Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMTPSP).
Kepala DLH Buleleng Gede Melandrat tidak menampik potensi pelanggaran pengolahan limbah. Menurutnya perusahaan harus membenahi dokumen perizinan terkait lingkungan. Melandrat menyebutkan untuk menangani cemaran suara dan udara itu dapat ditangani dengan menambah tanaman di sekitar peternakan.
“Bisa ditambah pohon peredam suara dan bau seperti bambu, intaran dan pohon lainnya. Selain juga kebersihan kandang dan pemberian pakan berkualitas untuk meminimalisir cemaran,” terang Melandrat.
Kepala DPMPTSP Buleleng Made Kuta di tempat yang sama menjelaskan dari situasi saat ini perusahaan PT ABS sudah mengantongi perizinan usaha maupun izin lainnya sejak 2017 lalu. Namun karena adanya perubahan regulasi, perusahaan yang bersangkutan juga wajib menyesuaikan perizinan yang berlaku saat ini.
“Kami siap mediasi. Intinya agar perusahaan bisa berjalan dengan baik, masyarakat juga tidak dirugikan. Kami juga ingin agar investasi bisa masuk ke Buleleng,” ungkap Kuta.
Sementara itu Dirut PT ABS Yossy R, menyebut sudah berusaha memenuhi standar operasional dan mematuhi dokumen lingkungan yang disetorkan kepada pemerintah. Dia pun segera akan menuntaskan indikasi pelanggaran perizinan dan keluhan warga.
“Kami siap mengikuti aturan mainnya seperti apa. Kami nanti minta pengawalan dari Dinas LH dan segera akan menuntaskan persoalan ini,” terang Yossy. *k23
Komentar