nusabali

70 Dewi di Bali Ikut ‘Tarung’ di ADWI

  • www.nusabali.com-70-dewi-di-bali-ikut-tarung-di-adwi

Peserta terbanyak dari Buleleng dengan jumlah 31 desa wisata.

DENPASAR,NusaBali

Sebanyak 70 desa wisata dari kabupaten/kota di Bali ikut bertarung dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI)2023 yang digelar oleh Kementerian Ekonomi Kreatif.  ADWI sendiri untuk mendorong serta menstimulus potensi desa-desa wisata (dewi) di Indonesia untuk menjadi destinasi pariwisata yang berkualitas, sehingga memiliki multiplier effect yang luas  untuk perkembangan pariwisata di Indonesia.

Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Bagus Adi Laksana menjelaskan, Senin (27/2).“Itu sesuai dengan Surat dari Kemenparekraf RI,” jelasnya menunjukkan Surat dari Kemenparkeraft RI  tertanggal 27 Januari 2023.

Disampaikan Gus Adi, demikian sapaan Ida Bagus Adi Laksana, sampai dengan berakhirnya masa pendaftaran Minggu (26/2) tercatat 70 desa wisata yang terdaftar.

Sebenarnya, kata Gus Adi, masih ada desa wisata yang berminat untuk ikut, namun karena masa pendaftaran sudah berakhir, tentu tidak bisa lagi mendaftar.

Dari 70 desa wisata yang ikut, 18 desa wisata dari Kabupaten Badung, 31 desa wisata dari Kabupaten Buleleng, 8 desa wisata dari Kabupaten Gianyar, 4 desa wisata dari Kabupaten Gianyar,  1 desa wisata  dari Kabupaten Karangasem,  3 desa wisata dari Klungkung. Disusul 2 desa wisata dari Kota  Denpasar, 3 desa wisata dari Kabupaten Tabanan serta 1 desa wisata dari Kabupaten Bangli.

Ada 5 katagori penilaian  ADWI 2023. Pertama daya tarik pengunjung, kedua home stay dan toilet, ketiga digital dan kreatif. Keempat Suvenir dan kelima Kelembagaan desa wisata dan memenuhi standar Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainablility (CHSE).  Karena katagori itulah, desa wisata yang sebelumnya sudah pernah dapat ADWI masih bisa ikut serta dalam  ajang ADWI 2023.
“Karena tergantung pada katagori mana bobotnya,” jelas Gus Adi.

Lanjutnya, pendaftaran ajang ADWI 2023 dilakukan secara mandiri  di kabupaten/kota.”Meski demikian Provinsi ikut membina dan mendukung Kabupaten/Kota,” ujarnya.

Menurut Gus Adi,  pendaftaran sendiri melalui aplikasi. Demikian penggambaran potensi  desa wisata, melalui audio visual seperti video, yang berkaitan dengan SDM dan kemampuan IT.

“Itu salah satu tantangan di lapangan,” terangnya. Namun demikian, persoalan tersebut bisa diselesaikan, karena ada pendampingan dari kabupaten/kota kepada desa wisata. “Sehingga bisa diselesaikan dan bisa mendaftar,” lanjutnya.

Melalui ADWI, kata Gus Adi, tentunya pemerintah akan lebih atensi terhadap desa-desa wisata yang ada. “Manfaatnya jelas ada, pemberdayaan desa wisata itu sendiri,”  ujarnya.

Sejak ADWI yang mulai 2021, beberapa desa wisata di Bali sudah berhasil meraih ADWI. Diantaranya Desa Sudaji (Buleleng) dan Undisan (Bangli) tahun 2022. Kemudian pada 2021, Desa Carangsari (Badung).  “Kurang lebih seperti itu,” ujarnya.
Penganugrahan ADWI kata Gus Adi, biasanya diberikan pada bulan September.

Terpisah Ketua Forkom Dewi Kabupaten Badung I Putu Suada, mengatakan selain untuk meraih penghargaan, melalui  event ajang ADWI  desa wisata  mendapatkan dampak positif lain. Diantaranya  masuk dalam Big Data Kemenparekraf.

Dengan tercatat dalam big data Kemenparkeraf, desa wisata secara tak langsung terpromosikan. Kemudian dampak langsung yang diharapkan adalah  pemberdayaan desa wisata sendiri, apakah melalui penyaluran bantuan CSR dari pihak swasta.

Disampaikan Suada, sejak ajang ADWI 2021, desa wisata di Badung sudah ikut. Pada ADWI 2021, Desa Wisata Carangsari, keluar sebagai salah satu peraih ADWI untuk katagori Digitalisasi dan Konten Kreatif. Sedangkan Desa Wisata Munggu masuk dalam 300  besar dari 1.700 desa wisata yang ikut.  Sedangkan pada ajang ADWI 2022 lalu,  Desa Bongkasa, berada dalam 100 besar dari 3.000 desa wisata yang ikut ADWI.

Sementara Ketua Forkom Dewi Bali, I Made Mendra Astawa menyatakan pendaftaran desa wisata pada ajang ADWI tahun 2023 dilakukan secara mandiri oleh masing-masing desa  wisata. Dia pun mengiyakan salah satu tantangan dalam ajang ADWI adalah  penguasaan IT dari SDM pengelola desa wisata.  Selain pendaftaran dan pengisian formulir melalui aplikasi, penggambaran potensi juga secara  online, baik itu video maupun narasi. Namun dengan support dan koordinasi dari masing-masing  Forkom Dewi Kabupaten/Kota, kendala IT teratasi, sehinggga bisa mendaftar dan ikut ajang ADWI. *K17

Komentar