Selandia Baru Jadi Tujuan Pekerja Migran Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 22 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Buleleng dilepas Pemkab Buleleng untuk bekerja ke Selandia Baru, Selasa (28/2).
Negara di Oceania ini merupakan tujuan baru PMI Buleleng dua tahun terakhir, yang berfokus pada bidang perkebunan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Buleleng Komang Sumerta Jaya usai pelepasan PMI di Lobi Kantor Bupati Buleleng mengatakan, jumlah PMI di Buleleng yang bekerja di luar negeri cukup banyak. Tahun 2022 lalu tercatat 1.200 orang PMI asal Buleleng yang bekerja di luar negeri baik di bidang pariwisata, pertanian hingga perkebunan.
Negara tujuan terbanyak diantaranya Italia untuk kapal pesiar, Turki untuk pekerja spa dan terapis. Selain juga beberapa negara lainnya di ASIA, Eropa dan Australia. “Kalau yang ke New Zealand (Selandia Baru) ini baru keberangkatan kedua kali, kontrak kerjanya selama enam bulan untuk perkebunan musiman,” ucap Sumerta Jaya.
Buleleng sebagai gudangnya PMI di Bali disebut Sumerta Jaya menyebut harus mendapatkan perlindungan. Jaminan keselamatan kerja salah satunya dengan pemberangkatan melalui agen-agen legal. Seluruh pekerja juga juga dijamin hak untuk mendapat perlindungan oleh negara. Hal itu pun diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Jaminan hak yang didapatkan pekerja diantaranya tanpa diskriminasi untuk penghasilan yang layak sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki.
Pekerja Migran juga harus dilindungi dari perdagangan manusia, perbudakan dan kerja paksa, korban kekerasan, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan martabat manusia, serta perlakuan lain yang melanggar hak asasi manusia.
“PMI juga menjadi salah satu cara mengatasi angka pengangguran dan kemiskinan untuk terwujudnya masyarakat mandiri ekonomi,” terang pejabat asal Kubutambahan ini.
Puluhan PMI dilepas langsung Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng Ni Made Rousmini dengan penyerahan ID PMI. Mewakili Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana, menyebut PMI sebenarnya bukan saja pahlawan devisa. Tetapi diharapkan nantinya melakukan transfer pengetahuan, transfer ilmu dan transfer pengalaman, untuk kemajuan Indonesia khususnya Kabupaten Buleleng.
“Pengalaman dan ilmu baru menggunakan teknologi maupun budaya kerja di negara maju harapannya dapat ditransfer, diajarkan untuk digunakan di Indonesia di Buleleng pada khususnya,” terang Rousmini. *k23
Negara tujuan terbanyak diantaranya Italia untuk kapal pesiar, Turki untuk pekerja spa dan terapis. Selain juga beberapa negara lainnya di ASIA, Eropa dan Australia. “Kalau yang ke New Zealand (Selandia Baru) ini baru keberangkatan kedua kali, kontrak kerjanya selama enam bulan untuk perkebunan musiman,” ucap Sumerta Jaya.
Buleleng sebagai gudangnya PMI di Bali disebut Sumerta Jaya menyebut harus mendapatkan perlindungan. Jaminan keselamatan kerja salah satunya dengan pemberangkatan melalui agen-agen legal. Seluruh pekerja juga juga dijamin hak untuk mendapat perlindungan oleh negara. Hal itu pun diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Jaminan hak yang didapatkan pekerja diantaranya tanpa diskriminasi untuk penghasilan yang layak sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki.
Pekerja Migran juga harus dilindungi dari perdagangan manusia, perbudakan dan kerja paksa, korban kekerasan, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan martabat manusia, serta perlakuan lain yang melanggar hak asasi manusia.
“PMI juga menjadi salah satu cara mengatasi angka pengangguran dan kemiskinan untuk terwujudnya masyarakat mandiri ekonomi,” terang pejabat asal Kubutambahan ini.
Puluhan PMI dilepas langsung Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng Ni Made Rousmini dengan penyerahan ID PMI. Mewakili Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana, menyebut PMI sebenarnya bukan saja pahlawan devisa. Tetapi diharapkan nantinya melakukan transfer pengetahuan, transfer ilmu dan transfer pengalaman, untuk kemajuan Indonesia khususnya Kabupaten Buleleng.
“Pengalaman dan ilmu baru menggunakan teknologi maupun budaya kerja di negara maju harapannya dapat ditransfer, diajarkan untuk digunakan di Indonesia di Buleleng pada khususnya,” terang Rousmini. *k23
1
Komentar