Asal Usul Berdirinya Griya Kongco Dwipayana, Berawal dari Prasasti Batu Tertulis
DENPASAR, NusaBali.com – Griya Kongco Dwipayana atau Ling Sii Miao merupakan salah satu tempat ibadah para umat Tionghoa di Tanah Kilap, Denpasar, Bali. Berbicara mengenai asal usul Griya Kongco Dwipayana, memiliki sejarah panjang sejak ratusan tahun silam.
Ketua Griya Kongco Dwipayana, Ida Bagus Adnyana menerangkan sejarah singkat berdirinya tempat ibadah ini sebab ditemukannya prasasti batu tertulis yang ditinggalkan. Dalam batu tersebut, kata dia tertulis huruf nama Dewa Ong Tay Jen dan Dinasti yang Bernama Dinasti Qing. Namun, ia menjelaskan tidak mengetahui pasti kapan prasasti batu tersebut ditinggalkan.
“Kami pun tidak tahu kapan prasasti itu ditinggalkan. Dinasti Qing itu sudah ada sejak 400 tahun yang lalu, namun waktu yang pasti dibangunnya kami tidak tahu. Saya menemukan prasasti ini sekitar 30 tahun terakhir. Sebelum itu sudah ada,” jelas pria yang akrab disapa Atu saat ditemui di Griya Kongco Dwipayana, Tanah Kilap, Denpasar pada Senin (27/2/2023) siang.
Pada tahun 1987, Atu menemukan prasasti batu tersebut yang juga ditemukan rembesan air. Sejak itulah, Atu menekuni spiritual dan membangun tempat peribadatan berupa Kongco. Sehingga sebut Atu, Griya Kongco Dwipayana mulai dibangun sejak tahun 1990an dan mulai rampung pada 9 September 1999.
Kongco yang disebut Atu juga menggunakan kearifan lokal Bali, disamping terdapat tempat peribadatan umat Tionghoa terdapat pula Dewa Bali yang dipercaya menyatunya antara Siwa dan Budha. Selain itu juga ada tempat pemujaan 7 Bidadari yang dipercaya memberikan cinta kasih kerejekian dan peningkatan spiritual.
“Dewa yang berstana di sini ialah Ratu Batara Niang Lingsir bersama Kanjeng Ratu Kidul,” tuturnya.
“Anak-anak latihan dua kali dalam satu minggu. Ini sebagai bentuk bagaimana bisa tetap melestarikan budaya ini,” tuturnya.
Griya Kongco Dwipayana yang memiliki luas kurang lebih 14 are juga berdekatan dengan Pura Candi Narmada. Sehingga tak ayal, kata Atu Griya Kongco Dwipayana juga didatangi oleh umat Hindu di Bali untuk melakukan persembahyangan. Alat persembahyangannya pun hampir sama dengan umat Hindu yakni menggunakan sarana canang, buah-buahan dan lain sebagainya.
Tak hanya berdekatan dengan Pura Candi Narmada, lokasi ini juga dekat dengan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai yang dijadikan lokasi penanaman Mangrove oleh para delegasi angota Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Presidensi G20 pada Rabu (16/11/2022) silam. Sehingga, sebut Atu Griya Kongco Dwipayana sempat disambangi oleh para delegasi KTT G20.
“Sempat dikunjungi oleh anggota delegasi KTT G20 yang meninjau dan juga melihat langsung. Mereka sempat bilang Bali ada nilai toleransi yang lebih,” kata dia.
Sebagai informasi tambahan, Atu menjelaskan semua orang diluar umat Tionghoa dapat berkunjung ke Griya Kongco Dwipayana.
“Kami terbuka sekali untuk kunjungan diluar keyakinan atau umat kami. Karena ini sebagai rasa bagaimana melihat kebersamaan dan toleransi,” pungkasnya. *ris
Komentar