HUT Ke-64 PHDI, Nyoman Kenak Ajak Pengurus Makin Solid dan Perkuat Pelayanan kepada Umat
DENPASAR, NusaBali.com - Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali merayakan HUT ke-64 pada Sukra Pon Tambir, Jumat (3/3/2023) di Gedung PHDI Provinsi Bali, Jalan Ratna nomor 71 Denpasar.
Pengurus Harian PHDI Provinsi Bali menggelar acara seremoni potong tumpeng yang dihadiri oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi Bali, jajaran Pengurus Harian PHDI Kabupaten/Kota di Bali, sulinggih, hingga pasemetonan di Bali.
Perayaan juga diisi dengan penyerahan sebelas penghargaan kepada tokoh, lembaga, kelompok hingga media yang banyak berkontribusi dalam eksistensi Agama Hindu maupun lembaga PHDI.
"Secara nasional, perayaaan HUT ke-64 PHDI berlangsung pada 23 Februari lalu di Hotel Aston Denpasar. Kami baru bisa lakukan sekarang karena banyak kesibukan melayani umat," kata Ketua PHDI Provinsi Bali, I Nyoman Kenak.
Mantan Ketua PHDI Kota Denpasar dua periode ini menyadari bahwa sebagai lembaga umat, PHDI menghadapi berbagai tantangan secara internal maupun eksternal. Dirinya tak menutup mata gejolak sosial yang berkembang tentang PHDI.
Ia mengajak umat Hindu di Bali maupun luar Bali agar bisa jernih dalam menyikapi hal tersebut. Menurutnya, narasi yang beredar tentang PHDI berpotensi mengganggu ketertiban dan keamanan di Bali. Bahkan bisa memecah belah umat Hindu di Bali.
"Dalam menjalani program kerja dan pelayanan kepada umat, kami mengedepankan sinergi pentahelix, yang melibatkan unsur pemerintah, akademisi, komunitas atau pasemetonan, UMKM dan media," tutur tokoh Griya Agung Beraban, Denpasar ini.
Untuk itu Kenak mengajak semua pihak, terutama umat Hindu di Bali maupun di luar Bali untuk selalu berpegang tangan, menjaga kebersamaan, dan mencegah potensi-potensi perpecahan umat Hindu. Hal ini juga sejalan dengan HUT PHDI ke-64 yang mengangkat tema ‘Melalui HUT PHDI Kita Tingkatkan Pelayanan kepada Umat untuk Indonesia Maju’.
Dalam pelayanan kepada umat, PHDI menerapkan secara sistematis bersama pengurus kabupaten/kota. Misalnya dalam hal pelayanan Sudhi Widani, itu diserahkan kepada pengurus kabupaten. Sedangkan pelayanan yang melibatkan wisatawan asing, tetap dilakukan oleh pengurus PHDI Provinsi Bali.
"Kami tentu berusaha memberi pelayanan terbaik, yang fokus, tulus dan lurus. Pelayanan berdasarkan ketulusan, tanpa pamrih," ungkapnya.
Dirinya berharap, upaya yang telah dilakukan secara bersama sama dalam menjaga keharmonisan ini dapat mengantarkan umat kepada kesejahteraan lahir dan batin.
Hal ini sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang bermakna membangun masyarakat bali, alam bali dan kebudayaan bali secara holistik.
"Pada momen ini, kami PHDI Provinsi Bali bersama jajaran di kabupaten dan kota mengucapkan selamat menyambut perayaan Hari Nyepi tahun 2023 ini. Semoga pengendalian diri melalui catur brata penyepian, kita wujudkan keharmonisan manusia dengan alam semesta yang semakin baik," pungkasnya.
Sementara Dharma Upapati PHDI Provinsi Bali Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari dalam dharma wacananya menyegarkan ingatan publik tentang sejarah terbentuknya PHDI yang memberi banyak kemajuan terhadap pengayoman, penguatan dan pelayanan terhadap umat Hindu, khususnya di Bali.
Ida Pedanda berharap pada usia ke-64 ini PHDI dapat semakin kompak, serta tetap militan terhadap pelayanan kepada umat.
Adapun beberapa penerima penghargaan dari PHDI Bali di antaranya anggota Komisi III DPR RI Wayan Sudirta. Anggota dewan dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini memperjuangkan ucapan Om Swastyastu/Om Shanti Shanti Shanti dalam acara resmi kenegaraan, sehingga sekarang sudah biasa terdengar pejabat negara mengucapkan salam semua agama yang diakui di Indonesia, dalam forum resmi kenegaraan.
Lalu ada Wayan Nardayana yaitu dalang wayang Cenk Blonk. Selain mengekspos cerita dari epos Mahabharata dan Ramayana, dengan cerdik dan kontekstual menyelipkan pesan-pesan moral yang relevan dengan perilaku sosial masyarakat belakangan ini, dari yang disebut masyarakat Bali modern, kontemporer sampai era milenial sekarang ini. Penghargaan juga diberikan kepada Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari yang aktif ngayah sebagai Pengurus PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) Kota Denpasar, dari tahun 1990-2005.
Sementara itu Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, diberi penghargaan lantaran kontribusinya bagi masyarakat Bali, diantaranya korban gempa dan erupsi Gunung Agung, dan bantuan lain yang disalurkan ke Panti Asuhan Hindu di seluruh Bali.
Yayasan Sandi Pangkaja Majapahit, Denpasar, yang sejak tahun 2014 melakukan kepedulian, meneliti dan mendorong pelestarian pura-pura Hindu Kuno juga menerima penghargaan.
Penghargaan juga diberikan kepada Gusti Mangku Jana, Pura Agung Besakih yang juga Ketua Paiketan Pemangku Pura Agung Besakih, yang bersama para Pemangku lainnya, memberikan pelayanan kepada umat Hindu seluruh Bali yang ‘pedek-tangkil’ ring Pura Agung Besakih.
Paiketan Pasemetonan Trah Shri Arya Sentong Provinsi Bali juga mendapat penghargaan atas segala dukungannya bagi pelestarian budaya Bali, dan komunikasi yang baik mendukung kegiatan pelayanan dharma termasuk kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali, manakala tugas-tugas pelayanannya mengalami berbagai kendala.
Sementara itu Gases Sesetan Denpasar yang bergerak dalam bidang seni, adat, budaya, agama Hindu dan lainnya yang berkaitan dengan seni budaya Bali juga mendapat penghargaan.
Perayaan juga diisi dengan penyerahan sebelas penghargaan kepada tokoh, lembaga, kelompok hingga media yang banyak berkontribusi dalam eksistensi Agama Hindu maupun lembaga PHDI.
"Secara nasional, perayaaan HUT ke-64 PHDI berlangsung pada 23 Februari lalu di Hotel Aston Denpasar. Kami baru bisa lakukan sekarang karena banyak kesibukan melayani umat," kata Ketua PHDI Provinsi Bali, I Nyoman Kenak.
Mantan Ketua PHDI Kota Denpasar dua periode ini menyadari bahwa sebagai lembaga umat, PHDI menghadapi berbagai tantangan secara internal maupun eksternal. Dirinya tak menutup mata gejolak sosial yang berkembang tentang PHDI.
Ia mengajak umat Hindu di Bali maupun luar Bali agar bisa jernih dalam menyikapi hal tersebut. Menurutnya, narasi yang beredar tentang PHDI berpotensi mengganggu ketertiban dan keamanan di Bali. Bahkan bisa memecah belah umat Hindu di Bali.
"Dalam menjalani program kerja dan pelayanan kepada umat, kami mengedepankan sinergi pentahelix, yang melibatkan unsur pemerintah, akademisi, komunitas atau pasemetonan, UMKM dan media," tutur tokoh Griya Agung Beraban, Denpasar ini.
Untuk itu Kenak mengajak semua pihak, terutama umat Hindu di Bali maupun di luar Bali untuk selalu berpegang tangan, menjaga kebersamaan, dan mencegah potensi-potensi perpecahan umat Hindu. Hal ini juga sejalan dengan HUT PHDI ke-64 yang mengangkat tema ‘Melalui HUT PHDI Kita Tingkatkan Pelayanan kepada Umat untuk Indonesia Maju’.
Dalam pelayanan kepada umat, PHDI menerapkan secara sistematis bersama pengurus kabupaten/kota. Misalnya dalam hal pelayanan Sudhi Widani, itu diserahkan kepada pengurus kabupaten. Sedangkan pelayanan yang melibatkan wisatawan asing, tetap dilakukan oleh pengurus PHDI Provinsi Bali.
"Kami tentu berusaha memberi pelayanan terbaik, yang fokus, tulus dan lurus. Pelayanan berdasarkan ketulusan, tanpa pamrih," ungkapnya.
Dirinya berharap, upaya yang telah dilakukan secara bersama sama dalam menjaga keharmonisan ini dapat mengantarkan umat kepada kesejahteraan lahir dan batin.
Hal ini sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang bermakna membangun masyarakat bali, alam bali dan kebudayaan bali secara holistik.
"Pada momen ini, kami PHDI Provinsi Bali bersama jajaran di kabupaten dan kota mengucapkan selamat menyambut perayaan Hari Nyepi tahun 2023 ini. Semoga pengendalian diri melalui catur brata penyepian, kita wujudkan keharmonisan manusia dengan alam semesta yang semakin baik," pungkasnya.
Sementara Dharma Upapati PHDI Provinsi Bali Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari dalam dharma wacananya menyegarkan ingatan publik tentang sejarah terbentuknya PHDI yang memberi banyak kemajuan terhadap pengayoman, penguatan dan pelayanan terhadap umat Hindu, khususnya di Bali.
Ida Pedanda berharap pada usia ke-64 ini PHDI dapat semakin kompak, serta tetap militan terhadap pelayanan kepada umat.
Adapun beberapa penerima penghargaan dari PHDI Bali di antaranya anggota Komisi III DPR RI Wayan Sudirta. Anggota dewan dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini memperjuangkan ucapan Om Swastyastu/Om Shanti Shanti Shanti dalam acara resmi kenegaraan, sehingga sekarang sudah biasa terdengar pejabat negara mengucapkan salam semua agama yang diakui di Indonesia, dalam forum resmi kenegaraan.
Lalu ada Wayan Nardayana yaitu dalang wayang Cenk Blonk. Selain mengekspos cerita dari epos Mahabharata dan Ramayana, dengan cerdik dan kontekstual menyelipkan pesan-pesan moral yang relevan dengan perilaku sosial masyarakat belakangan ini, dari yang disebut masyarakat Bali modern, kontemporer sampai era milenial sekarang ini. Penghargaan juga diberikan kepada Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari yang aktif ngayah sebagai Pengurus PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) Kota Denpasar, dari tahun 1990-2005.
Sementara itu Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, diberi penghargaan lantaran kontribusinya bagi masyarakat Bali, diantaranya korban gempa dan erupsi Gunung Agung, dan bantuan lain yang disalurkan ke Panti Asuhan Hindu di seluruh Bali.
Yayasan Sandi Pangkaja Majapahit, Denpasar, yang sejak tahun 2014 melakukan kepedulian, meneliti dan mendorong pelestarian pura-pura Hindu Kuno juga menerima penghargaan.
Penghargaan juga diberikan kepada Gusti Mangku Jana, Pura Agung Besakih yang juga Ketua Paiketan Pemangku Pura Agung Besakih, yang bersama para Pemangku lainnya, memberikan pelayanan kepada umat Hindu seluruh Bali yang ‘pedek-tangkil’ ring Pura Agung Besakih.
Paiketan Pasemetonan Trah Shri Arya Sentong Provinsi Bali juga mendapat penghargaan atas segala dukungannya bagi pelestarian budaya Bali, dan komunikasi yang baik mendukung kegiatan pelayanan dharma termasuk kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali, manakala tugas-tugas pelayanannya mengalami berbagai kendala.
Sementara itu Gases Sesetan Denpasar yang bergerak dalam bidang seni, adat, budaya, agama Hindu dan lainnya yang berkaitan dengan seni budaya Bali juga mendapat penghargaan.
1
Komentar