4 Tokohnya Diincar Jadi Calon Bupati, Pihak Puri Ubud Bakal Gelar Paruman
Keluarga besar Puri Agung Ubud, Desa Pakraman Ubud, Kecamatan Ubud akan menggelar paruman (rapat) terkait dinamika politik Pilkada Gianyar 2018.
GIANYAR, NusaBali
Paruman tersebut untuk menyikapi aspirasi di mana 4 tokoh Puri Agung Ubud diincar parpol-parpol sebagai Calon Bupati (Cabup) Gianyar, yakni Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah (Golkar), Tjokorda Gede Asmara Putra Sukawati alias Cok Asmara (Demokrat), Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah (Golkar), dan Tjokorda Gede Raka Sukawati alias Cok De (seniman-akademisi).
Rencana menggelar paruman ini diakui langsung Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati alias Cok Putra, saat ditemui NusaBali di kediamannya di Puri Saren Agung Ubud, Senin (5/6). Hanya saja, Cok Putra belum memastikan kapan paruman tersebut akan dilaksamakan.
Cok Putra mengakui, sampai sekarang aspirasi soal figur Puri Agung Ubud mana yang paling diinginkan parpol-parpol sebagai Cabup Gianyar, memang belum mengerucut. Karena itu, pihaknya masih menunggu fokus aspirasi masyarakat. “Kami masih menunggu perkembangan lebih lanjut terkait aspirasi masyarakat melalui parpol,” tandas Cok Putra.
Menurut Cok Putra, sebelumnya Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah sempat menyampaikan ada aspirasi politik dari masyatakat untuk dirinya untuk didorong menjadi Cabup Gianyar ke Pilkada 2018. Hal itu disampaikan Cok Wah dalam paruman sameton Puri Agung Ubud di Puri Saren Ubud saat Hari Raya Galungan, beberapa waktu lalu. “Makanya kami tunggu perkembangan lebih lanjut, karena Cok Wah yang paling awal menginformasikan ada aspirasi seperti itu,” katanya.
Cok Putra menyebutkan, pesta politik Gong Demokrasi Pilkada Gianyar memang sudah dekar, 26 Juni 2018 mendatang. Namun, pihaknya tidak ingin wacana politik Pilkada menimbulkan masalah, baik di internal puri maupun di masyarakat. “Sebab, masalah politik itu sangat sensitif. Jangan sampai menimbulkan hal kurang baik,” ujar putra sulung dari perintis pariwisata Bali, Tjokorda Gde Agung Sukawati (almarhum) ini.
Selaku Pangeingsir Puri Agung Ubud, Cok Putra akan mencari waktu yang pas untuk mewujudkan pasikian pasubayan (penyatuan komitmen bersama) di internal puri, sebagai penyikapan aspirasi politik Pilkada Gianyar 2018. Menurut dia, tidaklah mudah membuat komitmen politik, meskipun hanya di internal puri. Pasalnya, komitmen tak bisa diputuskan hanya berdasarkan keinginan sameton puri, tanpa ada aspirasi yang berkembang dari masyarakat.
“Komitmen sameton puri kan belum tentu juga bisa dipakai, tanpa ada keinginan partai. Kami juga perlu rekomendasi dari partai tentang figur mana diinginkan masyarakat untuk maju ke Pilkada Gianyar 2018 nanti,” terangnya.
Cok Putra menegaskan, selaku panglingsir puri, dirinya tak mau menyebut siapa figur Puri Agung Ubud yang pantas dan layak maju sebagai Cabup Gianyar ke Pilkada 2018. Pihaknya juga tak mau mendorong-dorong figur puri agar maju ke Pilkada.
“Seperti pesan orang tua, kan de ngaden awak bisa (jangan mengatakan diri kita mampu, Red). Silakan orang lain yang menilai. Dan, siapa pun figur dari Puri Agung Ubud yang diputuskan maju ke Pilkada Gianyar 2018, pasti kami dukung,” tegas kakak kandung mantan Bupati Gianyar 2008-2013, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace ini.
Kwartet Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, Tjokorda Gede Asmara Putra Sukawati alias Cok Asmara, Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah, dan Tjokorda Gede Raka Sukawati alias Cok De sebelumnya menjadi incaran Gerindra-PKPI, yang telah tandatangani kesepakatan untuk berkoalisi ke Pilkada Gianyar 2018, sebagai Cabup. Nantinya, Gerindra-PKPI akan menyatukan barisan denbgan Golkar-Demokrat-Hanura-NasDem membentuk Koalisi Rakyat Gianyar (KRG), guna tarung head to head melawan PDIP di Pilkada Gianyar 2018.
Cok Ibah merupakan politisi senior Golkar yang anggota DPRD Bali Dapil Gianyar dua kali periode (2009-2014, 2014-2019) yang kini sekaligus menjadi Bendesa Adat Ubud. Sedangkan Cok Asmara politisi muda Demokrat yang anggota DPRD Bali Dapil Gianyar dua kali periode dan kini menjabat Ketua DPC Demokrat Gianyar 2016-2021.
Sementara Cok De adalah akademisi-seniman yang kini dosen Fakultas Ekonomi Unud. Cok De---yang notabene adik kandung mantan Bupati Gianyar ok Ace dan Panglingsir Puri Agung Ubud, Cok Putra---dikenal sebagai arsitek bade dan pratima, sekaligus seniman pendiri Museum Marketing 3.0 Ubud. Sebaliknya, Cok Wah adalah tokoh muda yang mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Gianyar 2004-2009 dan kini menjadi Ketua Pecalang Desa Adat Ubud. *lsa
Paruman tersebut untuk menyikapi aspirasi di mana 4 tokoh Puri Agung Ubud diincar parpol-parpol sebagai Calon Bupati (Cabup) Gianyar, yakni Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah (Golkar), Tjokorda Gede Asmara Putra Sukawati alias Cok Asmara (Demokrat), Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah (Golkar), dan Tjokorda Gede Raka Sukawati alias Cok De (seniman-akademisi).
Rencana menggelar paruman ini diakui langsung Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati alias Cok Putra, saat ditemui NusaBali di kediamannya di Puri Saren Agung Ubud, Senin (5/6). Hanya saja, Cok Putra belum memastikan kapan paruman tersebut akan dilaksamakan.
Cok Putra mengakui, sampai sekarang aspirasi soal figur Puri Agung Ubud mana yang paling diinginkan parpol-parpol sebagai Cabup Gianyar, memang belum mengerucut. Karena itu, pihaknya masih menunggu fokus aspirasi masyarakat. “Kami masih menunggu perkembangan lebih lanjut terkait aspirasi masyarakat melalui parpol,” tandas Cok Putra.
Menurut Cok Putra, sebelumnya Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah sempat menyampaikan ada aspirasi politik dari masyatakat untuk dirinya untuk didorong menjadi Cabup Gianyar ke Pilkada 2018. Hal itu disampaikan Cok Wah dalam paruman sameton Puri Agung Ubud di Puri Saren Ubud saat Hari Raya Galungan, beberapa waktu lalu. “Makanya kami tunggu perkembangan lebih lanjut, karena Cok Wah yang paling awal menginformasikan ada aspirasi seperti itu,” katanya.
Cok Putra menyebutkan, pesta politik Gong Demokrasi Pilkada Gianyar memang sudah dekar, 26 Juni 2018 mendatang. Namun, pihaknya tidak ingin wacana politik Pilkada menimbulkan masalah, baik di internal puri maupun di masyarakat. “Sebab, masalah politik itu sangat sensitif. Jangan sampai menimbulkan hal kurang baik,” ujar putra sulung dari perintis pariwisata Bali, Tjokorda Gde Agung Sukawati (almarhum) ini.
Selaku Pangeingsir Puri Agung Ubud, Cok Putra akan mencari waktu yang pas untuk mewujudkan pasikian pasubayan (penyatuan komitmen bersama) di internal puri, sebagai penyikapan aspirasi politik Pilkada Gianyar 2018. Menurut dia, tidaklah mudah membuat komitmen politik, meskipun hanya di internal puri. Pasalnya, komitmen tak bisa diputuskan hanya berdasarkan keinginan sameton puri, tanpa ada aspirasi yang berkembang dari masyarakat.
“Komitmen sameton puri kan belum tentu juga bisa dipakai, tanpa ada keinginan partai. Kami juga perlu rekomendasi dari partai tentang figur mana diinginkan masyarakat untuk maju ke Pilkada Gianyar 2018 nanti,” terangnya.
Cok Putra menegaskan, selaku panglingsir puri, dirinya tak mau menyebut siapa figur Puri Agung Ubud yang pantas dan layak maju sebagai Cabup Gianyar ke Pilkada 2018. Pihaknya juga tak mau mendorong-dorong figur puri agar maju ke Pilkada.
“Seperti pesan orang tua, kan de ngaden awak bisa (jangan mengatakan diri kita mampu, Red). Silakan orang lain yang menilai. Dan, siapa pun figur dari Puri Agung Ubud yang diputuskan maju ke Pilkada Gianyar 2018, pasti kami dukung,” tegas kakak kandung mantan Bupati Gianyar 2008-2013, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace ini.
Kwartet Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, Tjokorda Gede Asmara Putra Sukawati alias Cok Asmara, Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah, dan Tjokorda Gede Raka Sukawati alias Cok De sebelumnya menjadi incaran Gerindra-PKPI, yang telah tandatangani kesepakatan untuk berkoalisi ke Pilkada Gianyar 2018, sebagai Cabup. Nantinya, Gerindra-PKPI akan menyatukan barisan denbgan Golkar-Demokrat-Hanura-NasDem membentuk Koalisi Rakyat Gianyar (KRG), guna tarung head to head melawan PDIP di Pilkada Gianyar 2018.
Cok Ibah merupakan politisi senior Golkar yang anggota DPRD Bali Dapil Gianyar dua kali periode (2009-2014, 2014-2019) yang kini sekaligus menjadi Bendesa Adat Ubud. Sedangkan Cok Asmara politisi muda Demokrat yang anggota DPRD Bali Dapil Gianyar dua kali periode dan kini menjabat Ketua DPC Demokrat Gianyar 2016-2021.
Sementara Cok De adalah akademisi-seniman yang kini dosen Fakultas Ekonomi Unud. Cok De---yang notabene adik kandung mantan Bupati Gianyar ok Ace dan Panglingsir Puri Agung Ubud, Cok Putra---dikenal sebagai arsitek bade dan pratima, sekaligus seniman pendiri Museum Marketing 3.0 Ubud. Sebaliknya, Cok Wah adalah tokoh muda yang mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Gianyar 2004-2009 dan kini menjadi Ketua Pecalang Desa Adat Ubud. *lsa
1
Komentar