Abrasi Parah, Warga Pengastulan Bikin Tanggul Mandiri
SINGARAJA, NusaBali
Abrasi Pantai Pengastulan di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng semakin mengkhawatirkan.
Pesisir pantai kian dikikis gelombang pasang. Air laut pasang pun saat ini sudah masuk ke halaman sekolah dan juga jaba sisi Pura Segara Desa Adat Pengastulan.
Bencana abrasi di Pantai Pengastulan memang sudah menghantui warga setempat yang sebagian adalah nelayan sejak Januari lalu. Warga pun sudah sempat membuat tanggul secara swadaya untuk membendung air laut masuk ke dalam rumah. Namun gelombang pasang pun terus berlanjut hingga awal maret ini.
Perbekel Desa Pengastulan Putu Widyasmita, Senin (6/3), mengatakan kerusakan akibat gelombang pasang memang semakin parah. Terutama di sisi utara MTS Negeri 2 Buleleng. Senderan pantai di jebol gelombang pasang hingga ambruk. Air laut saat gelombang pasang pun tidak dapat dibendung masuk ke halaman sekolah.
Kondisi itu juga terjadi di Pura Segara Pengastulan. Dia mengkhawatirkan jika kondisi ini terus berlanjut maka akan mengancam palinggih di Pura Segara. “Gelombang pasang kembali datang seminggu terakhir ini sempat reda dari peristiwa pertama di awal tahun kemarin,” terang Widyasmita.
Warga dibantu aparat desa, TNI/Polri pun kini kembali membuat tanggul swadaya. Tanggul dari karung yang berisi pasir dipasang di tepi pantai setinggi 1,5 meter. Harapannya tanggul ini mampu menghalangi gelombang pasang mengikis daratan lebih luas. Kerusakan dna kondisi tersebut pun sudah disampaikan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng.
Widyasmita mengatakan warga dan desanya meminta pemerintah untuk membangunkan tanggul pemecah gelombang. Tidak lagi senderan konvensional seperti saat ini. Sebab dari kondisi di lapangan dinilai tidak efektif dan kembali akan dirusak gelombang pasang.
Tanggul pemecah gelombang disebutnya lebih tahan abrasi, selain juga lebih bermanfaat untuk warga nelayannya untuk menyandarkan perahu-perahu mereka. *k23
1
Komentar