Pimpin Forum Parlemen MIKTA
Puan: DPR RI Siap Jembatani Perbedaan
JAKARTA, NusaBali
Ketua DPR RI Puan Maharani menerima estafet keketuaan forum parlemen MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia) dari Turki.
Seremoni serah terima keketuaan forum parlemen MIKTA dari Turki ke Indonesia untuk tahun 2023 dilakukan usai acara 8th MIKTA Speakers’ Consultation yang digelar di Istanbul, Turki, Kamis (9/3). Puan menerima estafet keketuaan dari Ketua Majelis Agung Nasional Turki, Mustafa Sentop.
Dengan serah terima tersebut, DPR RI akan menjadi Ketua forum parlemen MIKTA selama satu tahun ke depan. Puan memastikan keketuaan DPR RI pada forum konsultatif lima parlemen negara itu, siap menjembatani perbedaan tiap negara.
“Saya berkomitmen menggunakan kewenangan saya sebagai Ketua DPR RI untuk melanjutkan kesuksesan yang telah dicapai oleh Majelis Agung Nasional Turki pada pertemuan kali ini,” tutur Puan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/3).
Puan mengapresiasi Turki yang dinilai telah sukses sebagai Ketua MIKTA tahun 2022 dan juga dalam menyelenggaraan MIKTA Speakers Consultation ke-8. Menurut Puan, suatu kehormatan bagi DPR RI dalam menerima keketuaan MIKTA dan menjadi tuan rumah MIKTA Speakers‘ Consultation berikutnya. Sebagai Ketua MIKTA 2023, Indonesia telah menetapkan 3 prioritas yakni pada isu memperkuat multilateralisme, pemulihan inklusif, dan transformasi digital.
Menurut Puan, isu-isu tersebut diharapkan dapat menjadikan peran MIKTA sebagai middle power agar semakin relevan di saat dunia menghadapi berbagai tantangan global. “Karena permasalahan global ini, tidak dapat diselesaikan oleh kekuatan besar saja. Saya berharap, keketuaan Indonesia dapat menunjukkan peran MIKTA dalam menjembatani perbedaan antara negara maju dan berkembang dan antara berbagai kekuatan utama dunia,” papar politisi senior PDIP ini.
Puan berharap, parlemen MIKTA dapat mempengaruhi pemerintahnya masing-masing, untuk terus memperkuat kerja sama internasional dan multilateralis. Dia menegaskan, harus ada upaya dalam mencari kesamaan pandangan dan bukannya memperbesar perbedaan. “Parlemen negara MIKTA perlu duduk bersama di sela-sela pertemuan parlemen internasional untuk bertukar pikiran, tentang isu-isu yang menjadi kepentingan bersama,” ucap Puan.
DPR RI pun, berkomitmen penuh untuk memajukan kerja sama di antara negara anggota MIKTA. Oleh karenanya, Puan menantikan pertemuan forum konsultasi parlemen MIKTA ke-9 di Indonesia. “Sekali lagi, saya ucapkan sampai jumpa pada pertemuan MIKTA Speakers‘ Consultation berikutnya di Indonesia,” papar cucu Bung Karno tersebut.
Agenda 8th MIKTA Speakers’ Consultation sendiri menghasilkan deklarasi bersama untuk diadopsi oleh 5 anggotanya. Deklarasi bersama itu, berisi tentang tantangan dan peluang yang dihadapi parlemen nasional di abad ke-21. Kemudian upaya parlemen mempromosikan multilateralisme serta mengatasi saling ketergantungan global. Dalam deklarasi itu juga turut menyampaikan dukacita dari parlemen-parlemen anggota MIKTA atas bencana gempa bumi yang melanda Turki bulan Februari lalu.
Parlemen MIKTA menyerukan pula untuk memerangi segala bentuk diskriminasi termasuk xenofobia, rasisme, dan Islamofobia yang telah meningkat di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, telah digunakan oleh gerakan politik arus utama. Mengenai isu krisis pangan, parlemen MIKTA menyatakan siap memperkuat peran parlemen di negaranya masing-masing dan dalam lingkup global. *k22
Komentar