Sketsa dan Tapel, ST Tunas Muda Wadahi Kreativitas Dua Komponen Penting Ogoh-Ogoh
DENPASAR, NusaBali.com – Sketsa dan tapel (topeng) menjadi dua komponen krusial dalam penggarapan ogoh-ogoh. Kreativitas dalam dua komponen wahid ini diwadahi oleh ST Tunas Muda melalui pameran dan lomba bertajuk Cahaya Budaya.
Sekaa teruna yang bermarkas di Banjar Dukuh Mertajati, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan ini menggelar pameran dan lomba sketsa ogoh-ogoh untuk kali keempat. ST Tunas Muda mengklaim jadi pionir lomba sketsa action figure raksasa di Kota Denpasar pada tahun 2020.
Sementara itu, untuk lomba tapel menjadi kali ketiga diadakan setelah lomba sketsa dikembangkan menjadi kategori bersama kategori tapel. Yang berbeda pada tahun ini adalah kategori tapel dipecah menjadi dua yakni tapel umum dan tapel tradisional.
Tapel umum bersifat lebih kontemporer dan terbebas dari batasan tradisi. Hasilnya adalah karya-karya yang mengusung konsep campuran budaya barat dan timur. Sedangkan untuk tapel tradisional memiliki pakem yang mengikat dan cenderung kurang realis dan mengikuti bentuk-bentuk tapel yang ada di ranah adat dan agama.
Keberadaan kategori tapel tradisional ini dimaksudkan untuk mengingatkan kembali bahwa berkreasi dan berekspresi seni memang tidak terbatas. Namun, tidak boleh melupakan juga apa yang sudah menjadi warisan leluhur dengan pakem-pakem ikonisnya.
I Nyoman Yoga Pramarta, 22, Ketua Panitia Cahaya Budaya menjelaskan bahwa ST Tunas Muda sebenarnya berencana menambah kategori baru pada tahun ini berupa ogoh-ogoh mini. Namun, kompetisi itu sudah sangat lumrah sehingga dipecahlah kategori tapel menjadi dua.
“Kami sengaja tidak memasukkan kategori ogoh-ogoh mini karena sudah banyak yang mengadakan di luar sana. Jadi, kami tambah kategori tapel untuk menjadi keunikan dan daya tarik,” tutur Yoga ketika dijumpai di sela kegiatan pada Sabtu (11/3/2023) sore.
Di lain sisi, I Wayan Pageh Wedanta, 24, Ketua ST Tunas Muda menegaskan bahwa motivasi awal pelaksanaan lomba sketsa dan tapel ini tidak terlepas dari krusialitas kedua unsur ini. Sebab, sketsa adalah langkah awal sebuah karya besar sedangkan tapel adalah spiritnya.
Kata pemuda yang akrab disapa Epong ini, sketsa sering dipandang sebelah mata dalam proses penggarapan ogoh-ogoh. Bahkan setelah berjalan proses penggarapan atau ogoh-ogoh itu sudah rampung sketsa terkadang dilupakan begitu saja.
“Sementara tapel itu adalah poin penting yang menjadi karakter dari ogoh-ogoh itu sendiri. Ketika ogoh-ogoh memiliki tapel yang bagus maka spiritnya akan muncul dan menjadi karya yang hebat,” ujar Epong dijumpai di sela kegiatan.
Sejauh ini sudah ada 52 peserta yang mengumpulkan karyanya untuk dipamerkan pada Sabtu sore. Karya-karya itu terdiri dari 39 peserta sketsa dan sisanya campuran dari kategori tapel umum dan tradisional.
Ungkap Epong, peserta masih akan terus bertambah lantaran penjurian baru akan dilakukan pada Minggu (12/3/2023) pukul 20.00 Wita. Sedangkan untuk hari pertama ini menjadi ajang memamerkan karya sebelum nanti ditutup pada Senin (13/3/2023) untuk pengumuman pemenang.
Pada hari pertama Cahaya Budaya besutan ST Tunas Muda ini, turut hadir Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa untuk membuka kegiatan. Arya Wibawa mengapresiasi keaktifan ST Tunas Muda yang memang sudah dikenal dominan dalam khazanah ogoh-ogoh Kota Denpasar.
“Kegiatan dari ST Tunas Muda hari ini sangat luar biasa karena ini menunjukkan hulu dan hilir penggarapan ogoh-ogoh. Kita ditunjukkan bagaimana sketsa itu dan juga bentuk-bentuk dari tapel ogoh-ogoh,” kata mantan Ketua Fraksi PDI-P DPRD Kota Denpasar.
Arya Wibawa kembali menegaskan bahwa dukungan sudah diberikan oleh Pemkot Denpasar kepada sekaa teruna se-Kota Denpasar melalui dana yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK). Dikarenakan ST Tunas Muda lolos tiga besar di Kecamatan Denpasar Selatan maka berhak mendapat dukungan tambahan senilai Rp 20 juta. *rat
Komentar